Takut Dibilang Kudet, Remaja Bertingkah Alai


@snowlife-elisa

Kepo menjadi kebiasaan dan hal yang biasa dilakukan oleh kawula muda di Yogyakarta. Mulai diam-diam melakukan pengintaian, hingga melakukan pembajakan atau meng-hecker akun jejaring sosial dari orang yang dikepo. Banyak kasus orang-orang yang melakukan kepo biasannya disertai dengan tingkah laku lebai yang akan tampak dalam keseharian. Bahkan lebai tidak berbentuk tingkah laku saja, tetapi juga sikap berbicara terhadap teman. Alasan dasarnya sederhana mengikuti perkembangan perkepoan, seperti pepatah jawa yang mengatakan bahwa jaman edan yen ra melu edan ra komanan. Pepatah yang sepotong inilah yang sering diterapkan, padahal masih ada kepanjangan di belakangnya yang mengatakan ning beja-bejane wong edan isih bejo wong kang eling lan waspada.
Melihat fenomena perkepoan, pelajar dari MAN Godean Angkat bicara, Desi Retno Putri Yeni itulah nama panjangnya, berpendapat bahwa lebai dan kepo boleh saja, asal berada pada tempatnya dan jangan berlebihan. Apalagi keponya dalam pelajaran. Kepo tentang hal baru misalnya bahasa baru atau tren baru remaja sekarang juga penting, biar kita nggak ketinggalan jaman juga. Nanti kalau tidak tahu menau malah kitanya dibilang kudet (kurang update)” tambahnya.
Berbeda dengan yang disampaikan oleh Eko Suryanto, dari SMK 2 Godean satu ini. menurutnya akan memberikan dampak tidak baik. Seperti adannya bahasa bahasa alai, dimana bahasa ini menggunakan tulisan-tulisan yang tidak sewajarnya. Misalnya menuliskan “Satu” menjadi “s4tu”. Ada lagi, “love” jadi “Loph”. Banyaknya variasi bahasa alai seperti ini sering disebut-sebut bahasa gaul, sebenarnya jauh dari EYD dan KBBI.
“Pendapatku sih sebaiknya menggunakan bahasa yang baku aja, jangan yang aneh-aneh karena agar bahasa ibu/bahasa nasional kita tidak dilupakan. Selain karena bisa melupakan bahasa ibu/nasonal, tidak bisa dibaca orang lain yang notabenenya tidak alai. Kepo juga demikian, karena dapat mengganggu hak privasi orang lain” papar Eko yang hobi sepakbola ini.

Yeni salah satu pelajar yang duduk di kelas XII IPA 1 merasa dirinya alai dan kepo pun menganggap hal itu wajar bagi seusianya, apalagi ketika berkumpul dan bercanda dengan teman sebaya di kelas. Berbeda dengan Devi Retno Wulandari yang juga sekolah di SMK 2 Godean, dirinya tidak menyukai orang-orang yang alai dan kepo.
 “Alai sebaiknya yang biasa saja, jangan berlebihan. Kalau kepo seperti hal personal/pribadi jangan ikut campur karena dapat menyinggung perasaan, apalagi sampai melakukan hacker jejaring sosial” Pesan Eko Suyanto ketika ditanya Reporter BIAS di akhir obrolan. (Elisa & Rizan)
Takut Dibilang Kudet, Remaja Bertingkah Alai Takut Dibilang Kudet, Remaja Bertingkah Alai Reviewed by elisa on Wednesday, August 20, 2014 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.