Pentingnya Menguasai Bahasa Asing

@snowlife-elisa

Mengikuti lomba debat bahasa asing memperluas pengetahuan. Nisa Fitria dari SMA Negeri 9 Yogyakarta yang menjadi peserta debat dalam perlombaan mengaku senang. Perlombaan semacam ini memberikan wawasan baru. Begitupun yang diungkapkan oleh Diella, berkat mengikuti ajang debat, pelajar dari SMA Negeri 2 Yogyakarta satu ini mendapatkan tiga skill, “Ajang debat ini secara tidak langsung mengajariku tentang bagaimana bisa belajar menjadi kritis terhadap suatu masalah, meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, dan mempunyai kemampuan public speaking”, paparnya kepada reporter BIAS.

Salah satu pelajar yang pernah menjuarai Best speaker tingkat Provinsi yang diselenggarakan oleh Dinas, Marsa Harisa juga memaparkan pentingnya menguasai Bahasa Asing. Bahasa dapat memancing untuk melihat berbagai sisi lain seperti meningkatkan pengetahuan tentang budaya negara lain, “Keuntungan mengikuti ajang perlombaan debat selain menambah ilmu pengetahuan, ternyata juga sebagai ajang untuk menambah jaringan dan menambah teman baru”, tambahnya kemudian.

Kunci agar bahasa asing tetap lancar menurut Nisa Fitria adalah membiasakan diri dan mempraktekkan bahasa asing tersebut kepada teman, atau praktik langsung berkomunikasi dengan orang asing. Nisa yakin disetiap sekolah di Yogyakarta diajarkan bahasa Asing (Bahasa Inggris, Perancis, Jepang, dan bahasa Asing yang lainnya), “Kalau hanya sekedar mempelajari belum maksimal, sama saja ilmunya sia-sia. Dengan kata lain butuh usaha untuk menguasainya”, katannya kemudian.

“Karena sering didebat, secara tidak langsung kita dilatih untuk terbiasa menggunakan Bahasa Inggris. Jadi otomatis orang-orang lebih nyaman menggunakan bahasa asing tersebut”, kata Marsa perihal pendapatnya tentang perkembangan bahasa asing disekolah saat ditanya reporter BIAS.

Perkembangan bahasa Inggris yang cukup bagus di kalangan Pelajar Yogyakarta, masih ada pula beberapa pelajar yang enggan berkomunikasi kepada teman yang juga menguasai Bahasa Inggris. Menurut Diella, jarang bahasa asing digunakan oleh remaja secara langsung di percakapan sehari-hari selain di jejaring sosial, dikarenakan remaja Jogja masih menganggap bahwa ngobrol dengan teman menggunakan bahasa asing dikira sombong. Jadi, ada ketidak nyamanan pada pelajar saat ingin berkomunikasi lewat Bahasa Asing. (Elisa & Putri, Dipublikasi Tabloid BIAS 2013)