Pameran Lukisan Kaca, Berkaca pada Kaca : Melestarikan Seni dan Budaya Leluhur Agar Tak Punah


Sabtu 4 Agustus hingga Jumat 10 Agustus 2018, empat perupa kaca yang tergabung dalam Kelompok Lukis Kaca Gedah Sinanggling menggelar pameran bersama di Tahun Mas Art room Jalan Raya Kasongan 223, Kajen, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Bertema Berkaca Pada Kaca, para seniman yang menggelar pameran tersebut adalah Subandi (Subandi Giyanto), Agus Nuryanto, Iskandar Sulasno dan Rina Kurniyati. 
Foto: Adhisti
Ditilik dalam catatan catalog pameran lukisan ini arti dari tema yang diangkat adalah kita sebagai seniman bisa bercermin pada kenyataan, baik maupun yang buruk. Dengan berkarya juga bisa dilihat seberapa jauh cara bersikap terhadap bentuk-bentuk budaya dalam masyarakat, seni sebagai bentuk komunikasi dan sikap seniman dalam melihat kondisi masyarakat sekitar secara visual.
Gedah Sinanggling mencoba membangkitkan kembali kejayaan seni lukis kaca yang pernah populer di masa lalu. Salah satu perupa, Subandi, ketika diwawancara mengatakan keberadaan pelukis kaca di Yogyakarta saat ini sudah semakin sedikit, karena itu dibuatlah sebuah asosiasi, dan acara-acara pameran untuk melestarikan seni ini.
Seni lukis kaca adalah lukisan menggunakan kaca sebagai bidang gambar dan cara melukisnya pun menggunakan prinsip terbalik. Lukisan dimulai dengan membuat pola, kemudian mewarnai bagian belakang kaca menggunakan cat dengan kadar minyak sesedikit mungkin. Kesulitan membuat seni yang satu ini adalah lukisan kaca dipengaruhi oleh musim, karena diperlukan sinar matahari untuk merekatkan tinta. Pada saat musim dingin, kaca akan kedap air maka tinta yang digoreskan umumnya tidak bisa lengkap dalam kaca. Bila cuaca tidak mendukung, alternatif lain adalah menggunakan pengering rambut.
Dengan tingkat ketelitian dan kesabaran yang tinggi inilah membuat para generasi muda menjadi tidak betah untuk belajar. Belum banyak anak muda yang menekuni seni lukis kaca.
Pameran Lukisan Kaca Berkaca Pada Kaca dibuka oleh seniman Butet Kartarajasa, seorang seniman yang juga merupakan penggemar lukisan kaca, dilanjutkan dengan sesi workshop melukis kaca bersama yang diikuti oleh puluhan peserta. Sementara itu, ada 59 lukisan kaca yang diperlihatkan, mulai dari wayang hingga hiperealis. Keempat perupa saling bersinergi untuk menyandingkan seni tradisi dengan unsur kekinian khas anak muda, dari yang klasik hingga kontemporer.
“Untuk generasi muda mulailah belajar melestarikan seni tradisi, kalau tidak nanti akan punah atau diklaim negara lain. Karena saat ini banyak orang asing belajar seni kita, kenapa kita tidak?” ungkap Subandi. (Adhisti)

Pameran Lukisan Kaca, Berkaca pada Kaca : Melestarikan Seni dan Budaya Leluhur Agar Tak Punah Pameran Lukisan Kaca, Berkaca pada Kaca : Melestarikan Seni dan Budaya Leluhur Agar Tak Punah Reviewed by elisa on Thursday, May 02, 2019 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.