Kurangnya Pengetahuan Memanfaatkan Sampah, Menganggu Kenyamanan Pelajar

Pengelolaan sampah kota kurang memadai dan menganggu aktivitas pelajar dan masyarakat. Sampah menumpuk dan berceceran di pinggir jalan menjadi pemandangan umum. Tidak hanya di beberapa titik jalan raya, di kawasan perkampungan tidak luput dari sampah plastik. Minimnya pengetahuan ketrampilan mengolah sampah plastik menjadi sebab plastik tidak memiliki nilai ekonomis. Plastik dipandang sebagai sampah, terjadilah ceceran sampah yang tidak diolah dengan baik. Sebagian orang memanfaatkan sampah plastik justru dapat disulap dapat menghasilkan uang. Seperti ekstrakulikuler di MAN 3 Yogyakarta, mengolah plastik tidak terpakai menjadi tempat pensil, tas dan menjadi kerajinan tangan lain. Sempat juga berita di televisi menayangkan Ibu Rumah tangga sukses menjual celengan yang terbuat dari botol kaleng bekas yang sudah di modifikasi. Di Perpustakaan Poejangan, Piyungan. Menyulap botol bekas menjadi media tanam tanaman hidroponik. 
Memanfaatkan botol bekas sebagai media tanam (foto : Elisa)
Berbicara tentang pemanfaatan plastik, dan kekterbatasan masyarakat mengelola limbah plastik menjadikan sampah tercecer dimana-mana tidak pandang tempat. Seperti pengalaman Azra Cakrawati Anindita, dari SMA N 6 Yogyakarta, menceritakan keprihatinan terhadap bau sampah dari dekat KFC mengganggu proses belajar di kelas. Ia pun menanyakan perihal pemilahan sampah di kota. “Jadi sampah yang sudah di kelompokan sesuai organi, an organik ketika di bawa di tempat sampah tetap di campur menjadi satu. Lalu fungsinya dipilah-pilah itu apa?” tegas Azra.
Hal ini dibenarkan oleh Ristia Silsabila Zahra, sekelas dengan Asra. Ia merasa kurang efektif sistem pengelolaan sampah di perkotaan. Harapan Bila, kedepannya dari pengumpulan sampah juga tetap di pilah, agar tidak menimbulkan bau yang menyengat. Karena yang mengeluhkan bau sampah tidak mereka berdua, melainkan teman-teman lain dari SMAN 6 Yogyakarta, pengendara pun juga merasakan.

Banyak sekolah-sekolah yang membudayakan membuang sampah pada tempatnya. Namun, diluar sekolah, sampah menempuk dan tercecer. Melihat hal tersebut, pelajar SMK Muhammadiyah 1 Bantul beserta pengajar melakukan aksi sosial membersihkan sampah di pantai setiap musim liburan. Hal ini dibenarkan oleh Taswanto, selaku humas SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Kegiatan itu pun bentuk dari peduli melihat kota Jogja setiap liburan panjang sampah melimpah ruah. [Baca profil SMK Muhammadiyah 1 Bantul(Elisa)

Sumber : Tabloid BIAS | eds 3 | 2016
Kurangnya Pengetahuan Memanfaatkan Sampah, Menganggu Kenyamanan Pelajar Kurangnya Pengetahuan Memanfaatkan Sampah, Menganggu Kenyamanan Pelajar Reviewed by elisa on Sunday, January 01, 2017 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.