Pitutur Kopi : Menyeduh Kopi dan Ruang Apresiasi


Melintasi Jalan Bausasran,ada sebuahpapan reklame yang menarik minat; Pitutur Coffee Shop, pastilah terlintas dalam benak tempat menyeduh kopi yang ditemani oleh buku-buku dan literasi. Menengok ke dalam, tergambar sebuah pekarangan rumah dengan kursi-kursi dan meja yang berjejer rapi, dihiasi dengan deretan tanaman hias dan belasan pot gantung sirih Belanda menjulur cantik di kanopi.
Foto: Adhisty
Terletak di Jl. Bausasran nomor 60 Pakualaman, Purwokinanti, Yogyakarta, Pitutur Kopi menyajikan kopi single origin dengan berbagai macam pilihan seperti Blue Bianca, Gunung Halu, Malabar, dan Curio. Kedai kopi yang berdiri sejak September 2016 ini beroperasi dari pukul 12.00 WIB - 22.00 WIB, kecuali di hari Minggu yang dimulai pukul 14.00 WIB.
Memasuki kedai, adalah sebuah keharusan untuk bertelanjang kaki. Wadah alas kaki disertai plakat kayu himbauannya tampak bergeming di depan pintu.Kursi-kursi kayu dan sofa empuk berwarna hijau menanti di dalam ruangan.Memberikan atmosfer yanghomey adalah kekhasan yang ingin ditonjolkan kadai ini.
Tidak hanya menawarkan kopi berkualitas, Pitutur Kopi menghadirkan ruang ajang apresiasi untuk buku, seni rupa, musik, serta film. Deretan buku-buku sastra, budaya, psikologi, grafis, musik, dan design memenuhi dua rak kayu yang menempel di sisi dinding timur dan barat.Sisi lain dinding dipamerkan aneka seni rupa yang diganti secara berkala setiap sebulan sekali dalam kegiatan Seruang Rupa (Serupa).
Bentuk apreasiasi musik dilakukan melalui aktivitas yang bernama Coffee Cantata, yang merupakan kegiatan bulanan dengan menampilkan pertunjukkan musik dari pemain cello, gitar, violin, dan lain sebagainya di kedai ini. Di waktu-waktu tertentu pula dilakukan pemutaran film tematik dengan mendatangkan pembicara ahli.
Ponco Kusumo, pemiliki kedai kopi ini menuturkan bahwa Pitutur tercipta karena kegemaran ngopi dan membacanya. “Saya sebenarnya ingin membuat rental buku, tapi karena koleksi belum banyak, buku-buku ini hanya terbatas untuk dibaca di tempat,” ungkapnya sambil tertawa ringan. “Setiap bulannya, kami berusaha menambahkan sekitar lima buku baru untuk sudut ruang baca ini. Saya ingin kafe ini bisa menjadi tempat di mana orang-orang dapat bersantai, membaca, dan ngopi seperti di rumah sendiri,” tandasnya. (Adhisti)
Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017
Pitutur Kopi : Menyeduh Kopi dan Ruang Apresiasi Pitutur Kopi : Menyeduh Kopi dan Ruang Apresiasi  Reviewed by elisa on Wednesday, January 23, 2019 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.