TANGGA : Bukan Superhero, tetapi Band Supelhero


Foto : Egik
Tangga kembali kibarkan semangat bermusik. Di balik lagu yang enak didengar terselip sebuah cerita. Lirik ciptaannya banyak diinspirasi dari banyak hal. “Sebenarnya inspirasi itu muncul tergantung dari dalam diri  masing-masing. Jadi jika ada yang bilang inspirasi itu datang saat berpacaran dan menderita dulu, itu tidak selalu. Factor eksternal hanya salah satu cara saja”, papar Tata kemudian.
Meskipun 4 tahun belakangan musisi ini jarang menciptakan lagu baru, mereka masih tetap eksis berkarya. Salah satunya dengan cara merecycle lagu orang lain. Disinilah tantangan Band satu ini. Tangga menyadari sejak awal konsekuensi merecycle lagu, sisi positifnya jika hasil recycle lagu disukai, banyak masukan bagus. Sebaliknya jika lagu yang direcycle jelek tentunya akan banyak masukan miring tentang Tangga. Misalnnya tuduhan plagiat tanpa izin, merusak lagu aslinya. Semua itu sudah disadarinya jauh-jauh hari.
Menjaga kekompakkan personil menjadi kekuatan Tangga. Kuncinya saling terbuka dan membicarakannya bersama-sama. “Karena di sini harus ada keberanian berpendapat”, tambah Chevrina. Tata juga menambahkan, ketika dalam satu tim tidak ada yang mau mengalah, maka biasaya sumber masalah tersebut harus di potong ditengah. Setiap masing-masing personil harus bisa memahami pendapatnya masing-masing.
Saat ditemui Wartawan BIAS di SMA 11 Yogyakarta setelah pentas. Bagi mereka, Fans adalah segalanya, sebaliknya. Disinilah Tangga lebih menekankan bahwa Fans itu penting bagi karir Band ini kedepannya, jadi wajar jika Tangga sangat menyayangkan ketika fans mengidolakan Tangga secara fanatic.
“Karena sebenarnya hidup mereka lebih penting bagi mereka. Begitupun band kita juga ada yang lebih penting dari mereka. Ngak mungkin kan kita memperhatikan para fans yang ratusan di luar sana satu persatu”, ungkap Kamga.
Begitupun yang ditambahkan oleh Tata, yang mengungkapkan bahwa Tangga tidak suka dengan para fans yang memandang tangga secara berlebihan. Harapannya, fans yang fanatik meletakkan Tangga satu ini sewajarnya saja. Bahwa Tangga ini bukan segala-galanya. Para fans memiliki kehidupan yang lebih penting daripada Tangga. “jadi pingin kita (Tangga dan Fans) sama-sama menjadi bagian hidup Tangga”, tambahnya kemudian.
Harapan Tangga ke depan bisa memberikan inspirasi bagi musisi penerus di Indonesia. Syukur Tangga bisa menjadi standar bermusik bagi band-band indie agar bisa masuk ke dapur rekaman dan merilis album. Tangga memiliki satu kunci yaitu menjadi Supelhero. Supelhero adalah kemampuan seseorang berperilaku secara loyalitas. Bisa masuk dari berbagai tempat tanpa dibatasi. Kesupelan ini yang nantinya mengantarkan mereka kepada keberhasilan. (Elisa, Finta) 

Tulisan ini dimuat di Tabloid BIAS
https://www.facebook.com/BiasTeensMedia?fref=ts 
TANGGA : Bukan Superhero, tetapi Band Supelhero TANGGA : Bukan Superhero, tetapi Band Supelhero Reviewed by elisa on Sunday, December 23, 2012 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.