SMAN 1 Jetis : Perbasis Meraih Perak
Satu karya ilmiah remaja murid SMA N 1 Jetis. Tahun ini, SMA N 1 Jetis mengirimkan beberapa karya ilmiah ke tim Sagasitas. Salah satu karya yang lolos berjudul PERBASIS (Perbot Otomatis Berbasis Arduino Uno) Potensi Meningkatkan Hasil Produksi dan Minat Siswa dalam Menguasai Teknik Pembuatan Gerabah. Karya tersebut dibuat oleh Wahyu Adi Pratama dan Rizki Andini Imantoro.
Sebelumnya ada yang belum tahu apa itu perbot? Perbot merupakan alat putar gerabah yang sering digunakan pengrajin untuk membuat atau membentuk gerabah. Latar belakang mereka mengambil penelitian ini karena pada saat ini banyak siswa yang kesulitan mempelajari pembuatan gerabah dengan menggunakan teknik putar. Rata-rata mereka hanya bisa menggunakan teknik cetak. Padahal gerabah merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan keberadaannya. Oleh karena itu, peneliti berinisiatif membuat alat putar gerabah otomatis.
Tujuan pembuatan alat
ini adalah potensi meningkatkan hasil produksi dan minat siswa dalam menguasai
teknik pembuatan gerabah. Perbot ini juga memiliki perbedaan dengan perbot pada
umumnya. Perbedaan ini bisa kita tinjau dari bahan pembuatannya. Jika pada
perbot konvensional dibuat menggunakan bahan dari besi atau kayu, perbot buatan
Wahyu dan Dini ini dibuat dari kayu dan akrilik yang dicetak. Selain itu,
perbot ini memakai pengendali mikro kontroler yaitu arduino uno sehingga dapat
bergerak otomatis tanpa perlu perlu memutar manual. Perbot ini juga memiliki
beberapa variasi kecepatan yang bisa diatur sendiri.
Penelitian ini dimulai
ketika mereka menemukan masalah keeksisan gerabah yang semakin menurun.
Kemudian, peneliti melakukan observasi ke Daerah Kasongan yang merupakan
sentral industri gerabah di wilayah Bantul. Di sana, mereka melakukan wawancara
dengan beberapa pengrajin. Mereka menanyakan tentang kesulitan dan keluhan
pembuatan gerabah saat ini. Muncullah ide membuat perbot otomatis yng sudah
dijelaskan sebelumnya. Lalu, mereka mendesain alat. Dilanjutkan dengan membuat
prototype yang kemudian diujikan kepada pengrajin di daerah Pundong. Beberapa
masukan dari pengrajin menjadi acuan mereka memperbaiki alat. Salah satu
masukan dari pengrajin yaitu menambah kecepatannya dan memperbaiki alat agar
bisa digunakan untuk pembuatan gerabah yang memiliki berat lebih besar.
Foto : Tabloid BIAS |
Untuk menguji
penelitian tersebut, mereka mengambil data dari siswa SMA N 1 Jetis, mahasiswa
ISI Yogyakarta, pengrajin gerabah, beberapa guru seni dan fisika. Peneliti
menampung segala tanggapan dan masukan yang diberikan. Untuk mengetahui minat
tentang perbot otomatis ini, dilakukan pengambilan data melalui angket yang
diberikan kepada siswa.
Dalam pembuatan alat
ini tak lepas dari adanya kendala. Kendala yang paling pokok adalah sulitnya
mencari komponen alat yang dibutuhkan. Tak jarang mereka harus membelinya
melalui toko online. Kendala lain adalah waktu yang singkat menuju pameran SRE
(Sagasitas Research Exibition). Untuk mengatasi beberapa kendala di atas,
peneliti melakukan pembagian kerja walaupun mereka tetap bekerjasama dalam
melakukannya.
Atas jerih payah
peneliti, karya mereka berhasil meraih juara 2 bidang teknik rekayasa dalam
pameran SRE di Kulonprogo dan mendapatkan medali perak. Peneliti berharap
semoga alat yang mereka ciptakan dapat bermanfaat khususnya pada dunia
pendidikan. Sekian dan salam peneliti! (Fatimah,
Miftahurrozaq, Lutvi, Yogi)
Dipublikasikan Di Tabloid BIAS, Edisi 2 | 2019
No comments: