KUNCI YANG HILANG

Sekolah yang terkenal berprestasi kini berubah menjadi sekolah yang tidak bermutu. Sekolah yang biasanya berjalan lancar tanpa ada masalah yang pelik, sekarang mendadak berubah menjadi kacau. Anak-anak saling menuduh satu sama lain. Kepsek pun juga dibuat bingung dengan berita hilangnya kunci jawaban. Demi mendapatkan keterangan yang jelas kepsek mengumpulkan anak-anak di aula.

Satu persatu murid yang dicurigai ke depan aula menjelaskan alibinya, mereka adalah Dewi, Sulis, Rita, dan Ahmad. Mereka berempat memang pantas dimintai keterangan, karena mereka yang paling mencurigakan. Satu pertanyaan dilontarkan oleh Kepsek, terlihat garang seperti garangnya hari itu yang disertai hujan lebat, sesekali petih menggelegar di atas gedung.

”Saat Kalian mengerjakan ujian, Kalian ada di dalam ruagan mengerjakan soal. Jika ingin bukti, tanya saja Lia yang berada di belakang Saya,” Jawab Ahamd.

”Kalo Aku dan Sulis, tadi sempat izin ke kamar mandi 10 menit, karena perut tidak bisa diajak kompromi. Beberapa menit lebih awal, sulis kembali ke kelas. Setelah itu aku menyusul masuk ke dalam kelas," kata Rita.

”Aku masuk ke kantor. Karena disuruh Pak Ibnu untuk mengambilkan daftar hadir dimejannya!" kata Dewi

***

Semua telah menjelaskan alibinya secara detail. Aku yang terobsesi menjadi seorang detektif langsung nyrobot di tengah lokasi. Penuh percaya diri Aku maju ke depan mengumumkan argumenku beserta alasannya. Layanknya sang detektif terkenal Sinichi Kudo.

”Dalam kasus ini alibi yang paling aman adalah Ahmad. Sedangkan Dewi, Sulis, dan Rita berpotensi besar untuk mengambil kunci jawaban yang hilang. Karena kalian keluar bersama-sama. Dalam waktu yang bersamaan kemungkinan besar ada kerjasama. Seperti Dewi saat ke kantor mengambil daftar hadir. Kamu bisa saja mengambil kunci jawaban di meja Pak Ibnu yang entah lupa disimpan atau sengaja ditaruh di atas meja. Kemudian kunci jawabannya Dewi berikan kepada Sulis. Demikian juga dengan Sulis meminta kunci jawaban itu dari Dewi, cepat-cepat diberikan kepada Rita yang masih di dalam kamar mandi. Rita yang masih di dalam kamar mandi agar menyimpan kunci jawaban di tempat yang sekirannya aman. Pulangnya kunci jawaban tadi diambil dan dibawa pulang untuk di hafalkan.  Menghilangkan alibi itu, Sulis masuk duluan ke ruang kelas dan tak lama kemudian disusul Rita. Semua ini sudah direncanakan sejak awal bukan”. Kataku dengan sok deplomatis

”Dalam kasus ini, mungkin Pak Ibnu juga masuk daftar orang yang pantas dicurigai. Karena pak Ibnu ada hubungannya dengan Lia. Tentu pak Ibnu tidak mau sepupunya Lia tidak lulus dalam ujian ini. Bisa disimpulkan Pak Ibnu menyuruh Dewi, Rita dan Sulis sebagai teman baiknya mengambil kunci jawaban itu untuk Lia. Bukankah begitu?” paparku lagi

Satu napas panjang aku lepas lega. Tiba-tiba Pak Ibnu mengurai kesalahan analisaku. Petir yang menyertai Pak Ibnu kala itu sangat membuatku malu: untuk menyangkal kesalahan analisa Pak Ibnu aku keluar dari ruagan mengajak semua siswa dan bapak/ibu guru yang berada di ruagan mengikutiku ke kamar mandi mencari bukti kunci jawaban yang disimpan Rita di kamar mandi. 

Tiba-tiba ”Citttttt!, gobrak!!!!” aku menjerit kesakitan karena terpeleset. Aku yang menahan kencing sedari tadi, tidak tertahankan lagi. Lantas aku terbangun dari tidur lelapku. 
”Astaga, aku ngompol. Apa kata dunia!” pekikku (Elisa)- C


Di terbitkan oleh :
Kedaulatan Rakyat ( Selasa Kliwon, 18 November 2008)
KUNCI YANG HILANG KUNCI YANG HILANG Reviewed by elisa on Sunday, December 13, 2009 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.