Museum Bumi Manusia: Wisata Edukasi Film Bumi Manusia
Sukses dengan film yang diangkat dari karya Pramoedya Ananta Toer yang bertajuk Bumi Manusia, tepat di Bulan Agustus 2019 Museum Bumi Manusia telah diresmikan di Desa Gamplong Sleman. Museum ini juga sebagai monumen peringatan untuk orang-orang yang mencintai karya Pramoedya, agar bisa terus mengingat karyanya.
Foto : Novia Intan |
Di museum tersebut, para pengunjung bisa melihat secara langsung bagaimana lokasi syuting rumah Nyai Ontosoroh. Letak Museum Bumi Manusia sendiri berada di area Studio Alam Gamplong, Kulonprogo, Yogyakarta, tepatnya di sebelah barat Studio Alam Gamplong. Bangunan berlantai dua ini seperti rumah belanda pada jaman dulu.
Museum ini dibuat untuk mengenang latar rumah Annelies yang diperankan Mawar de Jongh. Dalam film yang diangkat dari novel Pramoedya Ananta Noer itu, rumah milik Annelies merupakan latar sentral. Berbagai benda-benda kuno khas tahun 1890-an hingga lukisan para tokoh Belanda terpampang di Museum Bumi Manusia.Banyak jendela besar yang berada di museum ini. Untuk masuk ke Museum Bumi Manusia, kita hanya dimintai iuran suka rela sebesar Rp 10.000 saja.
Uniknya setiap pengunjung hanya diperbolehkan dibagi menjadi 10 orang untuk masuk dan menikmati museum Bumi Manusia. Pembatasan ini, agar orang-orang bisa lebih menikmati setiap ruangan dalam museum. Terdapat lima bagian di dalam museum ini. Ada bagian kamar yang merupakan lokasi kamar Nyai Ontosoroh, kemudian ruang makan, dapur, ruang tamu, dan halaman yang cukup luas. Di depan dan samping museum terdapat pula kereta kuda yang dipakai saat syuting Bumi Manusia.
Rosa, selaku edukator Museum Bumi Manusia menjelaskan bahwa museum ini dibangun untuk supaya masyarakat lebih mengenal bagian dari Film Bumi Manusia lebih detail. "Di sini merupakan kamar Nyai Ontosoroh, kita berharap adanya museum ini bisa membuat masyarakat lebih mengenal dekat Film Bumi Manusia dan sekuelnya nanti," jelasnya.
Sayangnya tidak semua area boleh kita jelajahi. Pada area lantai dua, pengunjung belum boleh menelusuri. Meski begitu pihak museum menjelaskan bahwa lantai dua nanti juga akan diperbolehkan untuk dikunjungi dengan aturan yang sama yakni ada durasi waktu tertentu. (Novia Intan)
Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019
No comments: