Malioboro Night Festival: Malioboro Pertontonkan Seni Musik Jalanan

Geliat dan gegap Malioboro sebagai salah satu ikon destinasi wisata Kota Yogyakarta semakin hidup dengan digelarnya Malioboro Night Festival (MNF)pada tanggal 12-13 Agustus 2017. Acara tahunan ini mengambil dua titik panggung utama, di sisi utara Titik Nol Kilometer Monumen 1 Maret dan di depan Hotel Garuda, ujung Jalan Malioboro.

MNF menampilkan berbagai macam atraksi seniman baik lokal maupun dari luar kota.Berbeda dengan tahun sebelumnya yang lebih menekankan pada tari, tema kali ini lebih condong kepada musik.Segala jenis kesenian padat dijumpai di sini, yang unjuk gigi di jalanan Malioboro sebagai street performancemaupun yang tampil di panggung. Dari mulai tari tradisional hingga kontemporer modern, musiktradisional, band, elektronika, serta sulap,stand up comedy, teater,poetry reading, dan lain sebagainya.Sebanyak lima panggung kecil serta sepuluh panggung musik didirikan di beberapa titik di sepanjang Jalan Malioboro.

Surya Adi, selaku koordinator talent menjelaskan bahwa Malioboro Night Festival diadakan untuk mengembangkan lagi Malioboro sebagai tempat wisata tertua di Yogyakarta. “Acara seperti ini akan sangat menarik bagi wisatawan, baik lokal maupun asing. Modelnya kita seperti pameran jalanan, jadi tanpa mengganggu aktivitas lapak dan segala macamnya. Kami berdampingan, saling membantu dan menarik perhatian penggunjung,” ungkapnya.

Menginjak tahun kedua MNF, beberapa artis nasional juga akan tampil demi menyemarakkan festival ini. Pembukaan tanggal 12 Agustus 2017 diawali dengan penampilan penyanyi dengan suara seraknya yang khas, Cakra Khan, serta Antar Dans, dan Gage Percussion. Sementara itu performa Cangkir Kayu, NOS, Rubah di Selatan, dan Barasura Bandpada 13 Agustus 2017 semakinmengiringi gejolak pagelaran.

“Kami berharap Malioboro dan tempat wisata sekitarnya bisa semakin dilirik. Terlebih Malioboro tempat para pengiat seni berpadu lebur, jadi acara ini juga sebagai wadahteman-teman band dan pelakonseni di Jogja untuk tampil. Kita meliriknya band-band yang belum melejit, intinya memperkenalkan mereka dan mereka juga bisa tunjuk gigi,” tutur Surya Adi mengakhiri. (Adhisti – Elisa)

Dipublikasikan Tabloid BIAS | Eds III | 2017