Butuh Kesadaran untuk Selamatkan Lingkungan

Foto : Elisa
Pencemaran lingkungan menjadi isu yang tidak pernah surut untuk terus disorot. Misalnya, jumlah kendaraan semakin membludak, mulai dari mobil, sepeda motor maupun limbah pabrik yang dibuang ke sungai.  Pencemaran lingkungan tidak melulu tentang penebangan liar, termasuk pembangunan gedung, mall dan hilangnya lahan terbuka hijau juga menyumbang pencemaran lingkungan. 
Yogyakarta sebagai kota pelajar, tidak ingin tertinggal melakukan aksi nyata peduli lingkungan. Seperti Burhan S.N., siswa dari SMAN 1 Pajangan, berbicara soal Go Green berbicara tentang tindakan penyelamatan kerusakan lingkungan karena ulah manusia. Bentuk peduli lingkungan yang dilakukan siswa yang duduk di bangku kelas XII jurusan IPS 3 ini pun terbilang sederhana, namun berarti, yaitu mematikan lampu dan kipas angin jika tidak diperlukan.  Berbeda dengan Fajar Fitriyani, SMKN 1 Sewon, bentuk kepedulian lingkungan yang Fifit lakukan adalah membuang bungkus makanan pada tempat.
Tahun ke tahun, tepatnya setiap tanggal 22 April, sebagai hari bumi, banyak masyarakat, termasuk remaja menyuarakan aksi peduli lingkungan dan go green sebagai sebuah event tahunan. Event-event yang diselenggarakan sekedar mengajak masyarakat agar lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Misalnya tidak merusak alam, tidak melakukan penggundulan hutan. Adapun beberapa lembaga, setiap tanggal tersebut melakukan aksi penanaman seribu pohon di lahan-lahan tandus dan melakukan pemasangan poster, penyuluhan atau semacam workshop. Sayangnya, aksi ini banyak terhenti setelah hari bumi juga berlalu.
Menurut Aura Finda Firdausa, SMA 11 Yogyakarta, berpendapat bahwa semangat peduli lingkungan hanya karena ada moment saja. Sisannya, kembali cenderung merusak.  Siana Baweandyah, SMAN 1 Sewon, bahwa melakukan penyuluhan juga dianggap tidak ada manfaatnya. “Jika tidak ada kesadaran dari dalam diri sendiri, mau diberi penyuluhan tetap saja masih akan bertingkah semaunya.” Imbuh siswa yang masih duduk di kelas X, jurusan MIPA 1. Lain lagi dengan pendapat Burhan, poster, penyuluhan dan workshop memberikan dampak bagi para pembaca. “Lewat poster maupun iklan mampu membantu pembaca mengerti apa itu pentingnya go green.”

Banyak aksi yang bisa dilakukan untuk mempertahankan lingkungan tetap bersih. Misalnya yang dilakukan siswa MAN III Yogyakarta, yang memiliki ekstrakulikuler membuat tas, diskrip dan kantong belanja berbahan dasar dari bungkus minuman, detergen dan snack.  Adapun rumah baca, Rumah Pintar namannya, lokasinya di kawasan Srimartani, Piyungan, Bantul, yang memanfaatkan botol bekas minuman dijadikan sebagai media tanam tanaman.
“Jika bukan para pelajar yang peduli dan menjaga, siapa lagi?!” kata Siana bersemangat. Senada dengan pendapat Burhan, para pelajar peduli lingkungan itu penting. “Justru dimulai dari kaum pelajar. Kita akan mengenal ilmu pengetahuan lebih banyak tentang lingkungan sekitar kita. Jadi, seharusnya dimulai dari kita terlebih dahulu sebagai contoh untuk masyarakat terdekat kita, agar mereka belajar dari perilaku baik kita dan menirukannya.” Ulasnya.

“Semua daerah di Jogja perlu di go green-kan. Apalagi banyak lahan kosong dibangun hotel dan mall, semakin sulit tanaman bisa tumbuh. Melakukan trobosan dan terus kreatif dan Inovatif kita bisa memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan lagi,” ungkap Aura, SMA 11 Yogyakarta. (Elisa)

Diterbitkan di Tabloid BIAS
Edisi 02/2015
Butuh Kesadaran untuk Selamatkan Lingkungan Butuh Kesadaran untuk Selamatkan Lingkungan Reviewed by elisa on Monday, November 30, 2015 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.