Tuhan Selalu Mempunyai Maksud
Aku mencari kesibukan
dengan mencari sesuatu “Apa” yang mampu mengalihkan kekacauan hatiku. FB nan,
ngadat koneksi HPku, semakin nambah Emosi. SMS san males tidak ada yang di ajak
ber-SMS. Belum ada yang srek di hati. SMS teman, takut mengganggu mereka. Meskipun
Handphone seluler masih lumayan laku, terbukti ada satu penggemar yang selalu
mengirimkan pesan tidak jelas. Aku malas meladeni Massage yang tidak jelas.
Jika hatiku tidak, ya tidak. Selain itu membuang-buang Pulsa dan waktuku. Aku
masih sibuk berfikir keras mencari sebab mengapa hatiku terasingkan,
menyendiri.
Jum’at malam
pukul 22.45 WIB salah satu Radio yang ada di kanan pembaringan, menyadarkanku.
“….. Rejeki itu datang tidak melihat dari
jabatan. Tetapi dari kebersihan hati seseorang. Orang yang baik ketika
mendapatkan kesulitan selalu saja ada jalan yang tidak pernah di duga-duga.….”.
Sedikit hatiku
mencair, yah… walaupun kalimatnya ngak nyambung dengan tema. Tapi aku bagi
nuraniku menemukan hikmah. Secercah cahaya mulai menyinari dan memberiku jalan,
menemukan kedamaian (meskipun hanya sedikit).
Aku masih
terdiam. Mataku menerawang genting atap kamarku. Menjelajah dan otaku mencoba
berfikir. Aku masih sibuk mencari “Mengapa” aku tidak damai. HP berkicau, pesan
dari seorang kawan. Kawan tidak jelas ujud dan komunikasinya (jarang ketemu
langsung soalnya). Kami saling mengenal berawal dari wawancara untuk bahan
berita di tabloid yang aku ikuti. Dari situlah aku mengenal namanya. Dia yang
mengingatkanku akan kesalahanku menyikapi hidup.
Menyebabkan hatiku
keras ternyata disebabkan,
1. Menyangkut
emosional rutin pada siklus-siklus tertentu pada wanita, di dukung kondisi lingkungan
kerja yang sedang terjadi masalah.
2. Terlalu
mengidolakan Yui. Aku tahu, menyukai, mengidolakan berlebihan akan mengeraskan
hati dan melupakan sesuatu.
3. Didukung
ketikan numpuk, tulisannya rumus matematika semua, ngambilnya kilat, tulisannya
jelek-jelek pisan. Tidak bisa dibaca oleh mataku. Sehingga semakin memancing
tingkat emosiku.
4. Karena
rasa kesal, aku pun terlalu sering menyanyi mengikuti lagu-lagu di Playlis di
tempat kerja.
5. Aku
terbawa dan tertipu rayuan setan lewat manusia-manusia jalanan di muka bumi
yang mengatakan aku cantik. (gubrak!!!!) Poin ke lima inilah salah satu yang
membuat hatiku keras.
Cantik parasnya jika hatinya tidak cantik
sama saja omong kosong. Pada hakikatnya cantik dan buruknya dimata
seseorang selalu berbeda. Bersifat
relative. Aku melupakan satu hal bahwa suatu hari wajahku, dan segala cirri
khasku akan luntur. Mulai dari tai lalatku, mata sipit, pipi cempluk, kepala
bulat, seperti bakso ini akan keriput. Penggagumku akan lupa denganku, dan tak
peduli lagi. (lebai ya?, ada pengagum segala. Sebenarnya bukan pengagum, lebih
tepatnya hanya perasaanku saja mungkin. Tidak segitunya. Hanya hiperbola bumbu
tulisan).
Pujian-pujian
manusia yang sekarang sering aku dengar akan kabur. Kabur jauh-jauh, bahkan
tidak ada satupun yang sudi mendekat dan memuji. Sekarang mungkin aku bisa
meloncat tinggi, bisa jungkir balik, bisa menohok Anda dari berbagai engle,
bisa sok pintar, bisa sok terkenal. Selincah-lincahnya aku berkelit, memancing
tawa Anda dan membuat Anda geli melihat tingkahku, pada akhir sama saja.
Akirnya hilang, bersama kematian.
Ketika tubuh
tidak mampu bergerak, hanya ruh yang berjalan, sibuk ikut melihat orang-orang
di sekitar kita yang mengurus proses pemakaman, dan jasad ini. Istana kerajaan
pun di bangun hanya hitungan jam, sebelum akirnya aku di antarkan ke tempat
peristirahatan terakhir di istana dan atapnya berupa gundukan tanah.
Ketika kereta
kencana digiring dengan “Laila ha illaAllah”. Berbondong-bondong pelayat
menjadi saksi. Bahwa segala apa yang selama ini aku lakukan di dunia, baik
Prestasiku, kecantikan, keburukan, kebaikanku dan segala yang pernah aku punya
dan aku banggakan tidak berarti. Aku juga tidak tahu pelayat yang hadir hanya
sekedar datang karena merasa kehilanganku, atau sebaliknya, justru senang
dengan kehilanganku. Semua itu adalah cermin perilakuku selama di dunia.
Hidup itu
sandiwara, jika terbawa dengan sandiwara yang fatamorgana, maka akan
mengeraskan hati. Kedamaian itu di dapat bukan dari khayalan-khayalan pikiran,
tetapi dari “pelajaran di balik” kehidupan yang sedang atau telah berlalu.
Pujian, Harta,
Tahta, Wanita dan Muka hanya bonus Tuhan. Prinsipnya, semua manusia itu di
ciptakan selalu dengan kecantikan. Kecantikan hati lebih penting daripada
kecantikan wajah. Karena wajah sering mengantarkan seseorang ke jalan yang
salah. Sekarang banyak laki-laki dan perempuan
yang tampan dan cantik-cantik secara fisik. Tetapi sulit mencari laki-laki dan
perempuan yang cantik akhlaknya. Seperti genre-genre jaman sekarang
(berarti aku jaman dulu. Wkwkwkwk), jaman sekarang cari pacar gampang, tinggal
mancing pakai umpan yang besar dapat yang besar pula ples bonus pula. Sulitnya
jaman sekarang itu mencari pasangan hidup.
Cukup sekian unek-unek elisa tulis. Semoga
memberi manfaatkan.
Berbagi ilmu, untuk memperkaya ilmu.
Tuhan Selalu Mempunyai Maksud
Reviewed by elisa
on
Saturday, April 28, 2012
Rating:
No comments: