Teror Bullying di Sekolah


Sekolah seharusnya menjadi tempat teraman di mata orang tua dan masyarakat dimana anak-anak dapat menempuh pendidikanmereka dengan tenang. Namun ironisnya, sekolah pula menjadi tempat yang paling rawan terjadinya kasus penindasan. Penindasan atau bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, yang dapat membahayakan fisik, mental, atau emosional.
bullying (@dokpri)
Ada beberapa wujud penindasan/bullyingyang umum terjadi di sekolah; pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Kemudian kekerasan fisik, seperti memukul, menendang, dan menjambak. Sertaserangan psikologis, yangdimanifestasikan dengan teriakan, berbicara secara kasar, menggertak, melempar atau menyobek pekerjaan teman/siswa, mengancam, tidak mengacuhkan, mendiamkan, atau melecehkan pendapat atau pertanyaan teman/siswa.
Penindasan berdampak tak hanya kepada korban namun juga pelaku, terlebih pada mental dan psikis mereka.Selain merampas rasa percaya diri, tak jarang perlakuan ini akan membekas dan menimbulkan trauma bagi korban. Ketakutan emosional yang diderita dapat memberi tekanan mental dan mendorong kecenderungan buruk lain untuk timbul,seperti kecemasan, depresi,hingga keinginan untuk putus sekolah. Sementarabagipelaku bullying, hal ini akanmenjadi kebiasaan dan canduuntuk menuruti ego mereka. sehingga memicu rasa superiority complex. Beberapa anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat.
Seseorang mengganggu karena berbagai alasan. Biasanya karena mencari perhatian, atau karena merasa penting dan memegang kendali. Namun tak jarang, di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri (insecurity).
Penindasan sangat kerap terjadi, kita pun setidaknya pernah menjadi pihak ketiga yang menyaksikan praktiknya di lapangan. Namun sayangnya, masih banyak dari kita yang melemparkan sikap acuh tak acuh. Tentu membutuhkan dorongan empati yang tinggi dan keberanian yang besar untuk maju bergerak menolong teman kita yang di-bully, tak perlu takut dinilai sok pahlawan, karena bagaimanapun bentuk penindasan tak bisa dibiarkan. Dengan begitu kita bisa aktif mengurangi perilaku tak terpuji ini di sekolah. Tidak seorangpun pantas menjadi korban bullying. Setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan dan dihargai secara pantas dan wajar. (Adhisti Eka Putri)

Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017

Teror Bullying di Sekolah Teror Bullying di Sekolah Reviewed by elisa on Monday, December 31, 2018 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.