Museum Purbakala Pleret : Mengembalikan Kejayaan Masa Lalu

Hampir semua museum di Yogyakarta memiliki ciri khas dan memiliki cerita yang unik. Sama halnya dengan museum Purbakala di Pleret, tepatnya berada di Jl. Raya Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul. Susanto, selaku koordinator museum pleret menceritakan bahwa museum ini berdiri di atas laut buatan. “Jadi, tempat ini dulunya di masa kerajaan Majapahit Islam (1646-1677M) adalah bekas laut buatan untuk berlatih perang. Sebelum tahun 2014 tempat ini masih banyak digenangi air,” ceritanya.
Foto : Elisa
Kota Gede dan Pleret memiliki kesamaan, sama-sama dulunya sebagai komplek kerajaan. Di daerah Jambon Blawuran, Pleret misalnya, ditemukan fragmen mariam. Meriam ini digunakan sebagai persenjataan untuk perang. Adapun peninggalan lain seperti ditemukan giok, piring keramik masa lampau, sampai umpak keraton kerto. Sambil menikmati hangatnya pagi, Pak Susanto menceritakan bahwa Umpak Kerto yang ada di museum ini adalah umpak terbesar di Jogja. Terlihat dari jarak umpak satu dan umpak yang lain panjangnya 17cm. Konon, umpak pada masa dahulu digunakan sebagai pertemuan Sultan Agung dengan Rakyatnya. Di umpaknya itu sendiri terdapat ukiran tulisan arab yang memiliki makna filosofis, yang artinya “mengajarkan kepada Tuhan”
Museum purbakala Pleret terdapat sumur Gumuling. Sumur yang ada sejak jaman dahulu. Tinggi sumur 3 cm, mitosnya sumur ini secara spiritual terhubung dengan pantai selatan. Warga di sana juga mempercayai, sumur tersebut digunakan untuk jamasan pusaka keraton. Meskipun museum ini terbilang kecil dari museum-museum yang lainnya, ternyata museum masih berdiri di kompleks kerajaan Mataram Islam. “Jadi, luas kerajaan Mataram di Pleret luasnya sama dengan luasnya kerajaan Yogyakarta. Yakni memiliki luas 205 hektar, panjangnya 2.256  m kata Prof. Inayati,” papar Susanto.

Foto : Elisa
Museum purbakala pleret diresmikan untuk umum 10 Maret 2014. Isi museum berisi penemuan situs-situs purbakala yang ditemukan di kawasan Bantul. Ketika masuk ke dalam, akan kita temukan beberapa situs seperti Jobong. Berdasarkan penelitian Dinas Kebudayaan DIY, Jobong merupakan bagian dari dinding sumur kuno dimasa kerajaan mataram Islam.
Harapan besar Susanto terhadap museum purbakala ini adalah, museum ini kembali dijadikan salah satu tempat wajib kunjung museum oleh pemerintah daerah. Harapan dan cita-citannya saat ini terhadap cagar budaya, ia memiliki cita-cita untuk mengembalikan situs-situs bekas Mataram Islam yang hilang menjadi bersinar.


Elisa
Dipublikasi di Tabloid BIAS | Eds 1| 2016



Museum Purbakala Pleret : Mengembalikan Kejayaan Masa Lalu Museum Purbakala Pleret : Mengembalikan Kejayaan Masa Lalu Reviewed by elisa on Saturday, August 06, 2016 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.