Sabar Ada Batasnya



Apa yang paling menyedihkan di dunia ini? tidak mampu menerima kenyataan! Itu hal yang paling menyedihkan diri sendiri. Kenapa Tuhan timpakan rasa sedih hati? Karena Tuhan menyuruh hambanya untuk bersabar pada diri sendiri dan oranglain. Sabar itu mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilakukan. Bahkan sering muncul pernyataan “Sampai kapan harus bersabar?” iya nggak?
Kesabaran itu menguji keteguhan hati. Termasuk bersabar menghadapi diri sendiri. Pernah suatu ketika, aku begitu marah dengan seseorang. Marah karena mengingat masa lalu yang indah. Bahkan, ketika bermain kami selalu tertawa, bersemangat untuk bekerja dan riang hati gembira. Bahkan, hal-hal yang tidak pernahku berikan kepada sembarang orang lain, akhirnya dianggap biasa-biasa saja. Dengan enteng dan mudahnya dijawab tanpa melihat selama berteman. Jawaban itulah yang sebenarnya membuat kebersamaan dulu menjadi begitu hitam hanya dengan satu kesalahan. Ingin menyalahkan dan menuding banyak hal, “kenapa dia seperti itu”, “Kenapa sejak awal tidak merespons”, “Kenapa?”, “bagaimana” dan lain-lain.
Setelah dipikirkan lagi, dia tidak salah. Itu karena aku tidak mampu bersabar. Alhasil dan walhasil menyalahkan diri sendiri lebih besar. Memang, mekanisme pertahanan diri yang paling efektif dan memuaskan adalah menyalahkan oranglain dan mengkambinghitamkan orang lain. Saya kira juga tidak ada manfaatnya menuding oranglain demi menyenangkan hati diri sendiri.
So, mau apa? bagaimana? Sampai kapan? Lagi-lagi berfikir dan berfikir, Sampai kapan aku akan menyalahkan orang lain dan menuding oranglain. Padalah, ketika aku menunjuk dan menyalahkan oranglain, ada empat jari yang menunjuk dan menyalahkan diri sendiri.
Kesabaran itu ada batasnya, itu kalimat mekanisme pertahanan diri yang paling ampuh. Orang-orang yang tengah jatuh sangat membutuhkan kalimat-kalimat untuk membangkitkan pikirannya menjadi bangkit. Hanya orang-orang yang baik dan bersih hati dan pikirannya yang akan mengatakan “kesabaran itu tidak ada batasannya” itu untuk ukuran hamba Tuhan yang tarafnya ma’rifat mungkin.

Membicarakan soal batas, semua yang ada di dunia memiliki batas. Bahkan satuan atum kecilpun juga memiliki batasan. Tanpa adannya batasan, manusia akan kesulitan untuk mengukur. Begitupun dengan kesabaran seperti hati dan pikiranku ini, yang jelas masuk nerakannya karena melakukan banyak perbuatan dosa. Seandainya kesabaran itu tidak terbatas, bagaimana saya bisa mengukur dia sabar atau tidak? Iya nggak?
Yah, itulah. Manusia hanya bisa berupaya sabar. Terlepas bagaimana cara kita agar bisa terus bersabar dan positif thinking kepada sang pemilik hidup dan penentu hidup seseorang. Setidaknya kita patut harus terus dan tetap bersyukur. Tidak ada yang lebih indah selain bersyukur diwaktu yang serba keterbatasan, kesulitan dan gundah. Syukur itu tetap indah diucapkan saat kondisi terburuk sekalipun (Elisa).
Sabar Ada Batasnya Sabar Ada Batasnya Reviewed by elisa on Monday, February 09, 2015 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.