LATAHZAN MY DEAR
“Apakah ini termasuk salah
mencintai seseorang? Awalnya aku merasa kau orang tepatku jatuhi cinta, tapi
kau sendiri yang berkali-kali mencoba menyadarkanku bahwa kau bukan yang tepat
untukku. Sampai detik ini, aku selalu berharap dan berdoa kepada Tuhan, kau
memang orang yang tepat untukku. Namun, nampaknya kau masih tetap
menyadarkanku, seolah-olah aku salah jika mencintaimu”
Membicarakan soal hati memang tidak akan habis. Ketika hati memupuk cinta
pada seseorang yang tidak pernah peduli padamu. Cinta hanya mampu berdiam tanpa
suara. Hanya berharap pada ruang hampa dan berdialog imajiner pada diri
sendiri. Hanya bertanya pada diri sendiri kemudian dijawab sendiri. Hanya
merindukannya sendiri dalam harapan yang tahu tidak akan terjawab.
Setiap detik teringat, hanya meneteskan peluh. Tak tahu ingin mengadu
kepada siapa. Tidak tahu harus marah pada siapa dan tidak tahu harus berbuat
apa. Benar, cinta tidak harus memiliki. Bukan berarti dilarang agar tidak
menangis. Tak ada satupun orang yang tidak bersedih. Apapun bentuk romansa
kita, bukan hal dosa kita menangis bukan? orang yang pernah terjatuh dari
jurang dan nyaris mati, merasakan hal yang indah dan membahagiakan dalam hidup
ini adalah nikmatnya kesempatan dan indahnya kehidupan manusia yang Tuhan
berikan. Sedangkan bagi mereka yang tidak pernah mendapatkan cintanya, merasa,
tidak ada yang lebih indah selain menemukan cinta dan ditemukan oleh cinta. tak
ada yang lebih indah selain “SALING” menemukan satu sama lain.
Hati tidak bisa dipaksa. Begitupun dengan hatinya, ia berhak mencintai
orang yang dicintai. Begitupun dengan kita, kita berhak mencintainya. Dan dia
juga berhak bahwa dirinya tidak mencintai kita. Dan kita, juga berhak
mendapatkan cinta yang mengasihi dan mencintai kita apa adannya. Ketika membicarakan
hak, semua orang berhak dengan semua pilihannya masing-masing. Hal terindah dari
dalam hidup ketika menemukan hak mereka yang seiring dan sejalan. Memang, hal
seperti ini sulitnya minta ampun, ya seperti inilah hidup.
Karena hati tidak dipaksakan dan kita tidak berhak memaksa hatinya, yang
kita lakukan hanyalah memaksa hati kita tidak mencintainya lagi. Cinta itu
indah, cinta itu sederhana namun terasa begitu sempurna Indahnya. Namun, segala
permasalahan yang terjadi datang, sedih dan air matapun bagian pelengkap dari
bagian cinta dan keindahan. Apapun itu, bagi saya, saya tidak pernah menyesali
apapun yang pernah saya rasakan selama hidup di dunia ini.
Bersyukurlah bagi kita yang bisa menangis dan sedih karena cinta. Itu
menunjukan kita memiliki rasa. Mungkin kini rasa kita tidak tersambut, namun
kelak, kitalah yang akan disambut oleh cinta dan kita akan menyambutnya penuh
suka cita.
Biarkan mengalir seperti air. Pilihlah orang yang mencintai, menyayangi
dan memperjuangkanmu. Terimalah ia dan hargai, junjunglah ia sebagai bentuk penghormatan
kita untuknya. Tidak perlu menjadi yang sempurna, cukup menjadilah yang terbaik
dan menjadi satu-satunya orang yang peduli pada pasangan kita. Karena, hidup
ini tidak ada yang sempurna. Ketika mengejar kesempurnaan, kita tidak akan
pernah menemukannya.
Ketika kita memaksa hati oranglain, dan akhirnya bersambut karena
keterpaksaan, dimasa yang akan datang posisi kita tetaplah berada di titik yang
selalu sama. yaitu sebagai orang yang mencintai, dan sebagai orang dicintai
karena rasa kasihan.
Alangkah lebih indah jika kita dicintai karena hati. Dilindungi karena
hati dan dikasihi karena hati? So, tetaplah berjalan sekuat kita melangkah.
Percayalah, Allah maha pengasih lagi penyayang. Tuhan memberikan ujian karena
Ia sayang. Ia sedang mengukur hati dan perasaan kita sebelum kita dipertemukan
dengan orang yang benar-benar menyayangi kita. Tuhan itu maha Cinta. Hati
manusia Tuhan yang punya. Akan sampai kapan kita memilih hidup dalam ketidak
pastian. Oh salah, lebih tepatnya, sudah diberi kepastian, namun kita yang
seringkali berharap kepada Tuhan agar kepastian itu bisa berubah. Seperti
itulah manusia.
Selama kita sudah mengupayakan dan pernah memperjuangkannya. Mencintainya
dengan tulus dan menyayanginya sepenuh hati. Ketika tahu keputusan dan jalan
melangkah ke depannya tidak sesuai yang kita mau. Setidaknya, kita pernah
memperjuangkan dan berdoa sepenuh hati. Kini, waktunya berpasrah dan berserah
diri. Kini, biarkan Tuhan yang mengambil alih. Lapangkan, ikhlaskan dan kuatkan
hati. Jangan pernah berhenti mendoakannya, meskipun langkah tak lagi sama.
LATAHZAN MY DEAR
Reviewed by elisa
on
Thursday, February 05, 2015
Rating:
No comments: