PELAJAR DAPAT UANG SAKU MELAKONI ONLINE SHOP


Pendapat Pelajar soal Online Shop (Foto : Elisa)

Online shop banyak dilirik para pelajar. Berwirausaha tidak hanya berlaku bagi mereka yang telah lulus dan bekerja. Seiring berkembangnya waktu, kebutuhan hidup yang meningkat dan gaya hidup pelajar yang semakin meningkat, ternyata mampu menyumbang beberapa pelajar bekerja paruh waktu. Bentuk kerja paruh waktu yang menjadi pilihan bagi pelajar adalah online shop. Online shop tidak membutuhkan waktu banyak, dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah disesuaikan. Alasan semacam inilah yang menjadi salah satu pilihan para pelajar. Di dukung dengan tawaran dari berbagai jenis produk yang marak.
Online shop memiliki sisi lain, misalnya tingkat penipuan lebih besar jika dibandingkan bekerja paruh waktu secara umum (empat mata). Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu pelajar dari SMK N 1 Kalasan, Niken Widiyawati, yang mengutarakan kesangsiannya terhadap penjual online. Banyak penjual yang menjual barang yang ternyata sudah rusak, atau pun uang sudah di transfer, namun barang tidak sampai. Begitupun dengan pihak penjual terhadap pembeli yang kurang.
“Lebih baik jualan secara bertatapan langsung, agar mudah terbangun rasa saling percaya. Kewaspadaan pada resiko kegagalan semacam penipuan lebih basar,” tambah Niken ketika wartawan BIAS Tanya alasan dirinya tidak berjualan Online, tetapi memilih untuk bekerja sebagai waitress di salah satu lestoran di Sleman.

Husna Nisrina, salah satu pelajar dari SMA N 3 Bantul, berbeda dengan yang diungkapkan oleh Niken. Baginya, jualan online shop tidak menjadi masalah yang begitu berarti. Asalkan berjualan dengan cara yang baik, dan memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, “Bagaimanapun juga Jualan juga bisa dijadikan sebagai ajang belajar,” tambahnya.
Penelitian kecil-kecillan pun menemukan bahwa kebanyakan dari pelajar yang memutuskan untuk bekerja paruh waktu karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kurangnya kebutuhan yang semakin banyak, dan sebagai ajang menambah uang saku sekolah. Lalu bagaimana memandang aktifitas bekerja part time baik online maupun non online ini bagi beberapa pelajar yang tidak bekerja partime?
Annisa Ayu Nirmalasari beranggapan bahwa sekolah tetap dinomorsatukan, “Bekerja part time online sebenarnya bagus dan baik, selama tidak mengganggu proses belajar. menjadi masalah baru itu ketika kerja part time tersebut menganggu dan mengurangi motivsi belajar berkurang, sehingga berpengaruh pada menurunya nilai. Itu tidak bagus,” paparnya yang kini disibukkan melengkapi persyaratan memasuki SMA favoritnya.
Ternyata tidak semua pelajar yang bekerja part time (baik online maupun non online) tidak selalu berniatan komersil. Ada juga yang memiliki niatan sebagai ajang melatih ddan mengamalkan pelajaran yang telah diajarkan di sekolahnya, sekaligus mencari pengalaman. Hal ini dibenarkan oleh seorang pelajar berkelahiran Sleman, 28 Juli 1997 yang kini tengah duduk di kelas X jurusan Akomodasi Perhotelan. Bagi Niken, bekerja online shop juga bisa melatih jiwa kemandirian. “Meskipun dari pihak aku tidak berjualan secara online, tetapi cara ini bisa melatih seseorang melakukan interaksi dengan orang lain sebelum terjun langsung di dunia kerja sesungguhnya,” jelasnya kemudian.
Terlepas dampak positif dan negative dari bekerja paruh waktu online shop ternyata tetap memberikan pelajaran tersendiri. Misalnya mengajari seorang pelajar lebih menghargai uang karena telah merasakan sulitnya mendapatkan uang. Lebih menghargai waktu, sehingga seorang pelajar tidak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Selain itu dituntut untuk membagi waktu antara sekolah dan kerja. (Elisa, Tabloid BIAS 2013)

PELAJAR DAPAT UANG SAKU MELAKONI ONLINE SHOP PELAJAR DAPAT UANG SAKU MELAKONI ONLINE SHOP Reviewed by elisa on Saturday, December 21, 2013 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.