SMAN 2 Wonosari : Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Sekolah Sehat

SMAN 2 Wonosari sebagai sekolah adiwiyata mandiri Nasional tahun 2009, dari Menteri pendidikan dan menteri lingkungan hidup. Sebagai sekolah sehat dan sekolah adiwiyata pihak sekolah mulai membiasakan keluarga besar SMAN 2 Wonosari peduli terhadap lingkungan. Budhie Mulya, selaku Kepala Sekolah membenarkan hal tersebut.
foto : Elisa
Saat ditemui di ruangan kepala sekolah, Pak Budhie menuturkan bahwa prestasi sebagai adiwiyata harus ingin terus dipertahankan. Hingga tahun ini, sekolah yang memiliki 3 program studi menjadi sekolah percontohan Nasional. Sebagai sekolah untuk studi banding dari seklah-sekolah luar Jogja, seperti Tangerang, Bandung dan Palembang.
Kesadaran akan lingkungan seluruh warga SMAN 2 Wonosari begitu besar. Tidak hanya guru, melainkan seluruh siswa sadar betul menjaga lingkungan tetap bersih. Di kantin sekolah, tidak ada penjual jajanan yang menggunakan sedotan plastik atau kantong plastik. “Jadi kalo minum harus minum di kantin pakai gelas, sedangkan makan pakai piring. Piring dan gelas bisa dicuci, dan bisa digunakan lagi, sehingga mampu menekan sampah plastik,” papar Pak Budhie.
Bukan berarti sekolah ini steril dari plastik. Dengan raut muka khawatir, Pak Budhie pun kembali menuturkan bahwa pihak sekolah tidak bisa menghindari plastik 100%. Pasalnya, jenis makanan dan minuman olahan dari pabriklah yang sulit dicegah. Sehinga, teruntuk makanan dan minuman olahan pabrikan di tolerir. Dengan catatan, sebisa mungkin meminimalisir sampah plastik dengan membuang sampah pada tempatnya, sesuai dengan klasifikasi sampah.
Sebagai sekolah yang ramah lingkungan, SMAN 2 Wonosari memiliki alat komposer. Alat khusus mengolah sampah daun untuk kompos, menanam tanaman. Memang, di halaman tengah sekolah banyak tanaman, menambah kesejukan.
Sekolah bersih, belajar pun berfikir jernih. Itulah yang ingin diupayakan dari SMAN 2 Wonosari. Ketika memasuki lobi, tidak ada satupun secuil sampah, semua tertata rapi dan bersih. Ketika di tanya, pak Budhi menjelaskan bahwa kebersihan yang ada di sekolah ini karena kesadaran semua siswa SMAN 1 Wonosari. Sejak awal, siswa baru ditanamkan kesadaran lingkungan dan kebersihan sekolah. Sekolah yang berusia 38 tahun ini tidak memanfaatkan klining service sama sekali.
“Sekolah sehat dan sekolah adiwiyata mandiri nasional, tidak berorientasi pada hasil. Tapi lebih pada perilaku daripada sekolah. Kalo sekolah mau bersih dan sehat, bisa saja saya menyuruh dibersihkan oleh klining service. Adiwiyata tidak seperti itu,” jelasnya. Ia pun menjelaskan pentingnya dan ingin menyampaikan bagaimana menumbuhkan kesadaran diri, yang menekankan pada proses. Bahwa kebersihan yang melibatkan seluruh warga sekolah.

Upaya membentuk kesadaran diri memakan waktu lama dan melibatkan semua guru dan karyawan sekolah. Mereka memberikan keteladan, bukan melulu dari berceramah untuk ini dan itu, dan menegur. Tetapi, semua guru dan karyawan mennjadi model. Saat di tanya, hal terberat sebagai sekolah Adiwayata dan sekolah sehat, menurut pak Budhie adalah, mempertahankan prestasi yang sudah diraih. Harapan untuk lulusan SMAN 2 Wonosari yang sudah bekerja, dimanapun bekerja, selalu menjunjung tinggi integritas dan jujur. Kejujuran harus dibententuk melalui kerjasama. Baik itu kerjasama selama di dunia sekolah, di rumah. “Harapan terakhir, warga sekolah masuk surga,” tutupnya sambil tersenyum senang. (Elisa, Intan)
SMAN 2 Wonosari : Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Sekolah Sehat SMAN 2 Wonosari : Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Sekolah Sehat Reviewed by elisa on Wednesday, February 22, 2017 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.