KAKEK JUALAN SEPANJANG + 20 KM


Foto : Elisa
Perhatikan baik-baik foto di atas ini. Sedikit penulis ceritakan. Sekedar share dan berbagi. Semoga dengan cerita ini semakin menjadikan kita bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Ketika penulis ambilkan teh botol sosro, dan ku hulurkan. Penulis mencoba menghampiri dan ngobrol-ngorol karena rasa penasaran. Karena tanpa sengaja penulis pernah bertemu di perempatan Wiyoro melihat kakek ini berjalan. Karena rasa penasaran begitu besar, penulis beranikan diri mendekati dan ngobrol-ngobrol.
Selasa 14 Februari 2012, pukul 15.47 WIB kakek ini menawarkan Tenghok ke toko tempat penulis bekerja. Karena rasa tidak tega, rapat karyawan akhirnya membeli tenghok tersebut. Hati penulis sakit sekali ketika melihat dan mendengar jawaban yang kakek utarakan ketika penulis menanyakan banyak hal.
 “Pak duduk-duduk dulu pak, istirahat dulu”, kata penulis, menahana peluh yang sudah terkumpul di pelupuk mata.
Kakek perlahan menurunkan dagangannya kembali. Taukah Anda, sedikit penulis gambarkan fisiknya. Syaraf tidak bekerja normal pada umumnya, tubuhnya tremor. Kakinya banyak luka semacam koreng, mengeluarkan cairan. tetapi bukan ini yang penulis soroti, tetapi kemauannya, kerja kerasnya membuatku semakin kagum. Orang-orang seperti inilah orang yang lebih terhormat di mata penulis jika di bandingkan dengan seorang Petinggi Negara.
Foto : Elisa
Kakek berangkat dari rumah pukul 09.00 WIB. Rumah kakek ada di Dlingo. Jika anda tidak tahu dimana itu dlingo. Persimpangan Patuk, ke Selatan masih lurusssssss terusssssss mentok. Kakek jualan dari dlingo jalan kaki menuju ke barat menyusuri jalan Wonosari. Sampai Ringrod beliau balik lagi ke timur pulang.
Kadang pulangnya petang dan sampai malam. Ngirisnya setahu penulis jalan Dlingo pukul 13.00 WIB sudah tidak ada angkutan umum yang melintas. Medan jalan Dlingo pun naik turun. Penulis tidak kuasa membayangkan kakek melakukannya, secara penulis melihatnya tadi sangat kepayahan jalannya.
Seseorang berekonomi rendah, berdamai dengan takdir dan menjalaninya penuh syukur di tengah ketidakmampuan, beliau tidak mengemis atau semacamnya. Tetapi beliau memilih tetap bekerja secara terhormat, meski dengan cara menjual thengok seperti ini.
Jalannya pelan, sangat pelan sekali. Coba anda zoom wajahnya, perhatikan wajahnya. Bandingkan dengan wajah anda. Jauh lebih segar anda, jauh lebih besersih anda, jabatannya jauh lebih tinggi anda, tetapi jangan pandang sebelah mata orang-orang seperti beliau. Beliau guru hidupku secara tidak langsung.
Kakek berjalan puluhan kilometer, jauhnya berapa KM coba anda spidometer menggunakan sepeda motor anda sendiri dari Ringrod hingga persimpangan patuk berapa KM.

Berdzikir, berfikir By Elisa
Belajar dan berguru kepada hukum Alam
Mencari kepingan hikmah yang tercecer. Menatanya kembali menjadi satu kesatuan Ilmu Pengetahuan, dalam rangka memperkaya rasa Syukur kita kepada sang pencipta. 
KAKEK JUALAN SEPANJANG + 20 KM KAKEK JUALAN SEPANJANG + 20 KM Reviewed by elisa on Tuesday, February 14, 2012 Rating: 5

4 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Sahabat

Powered by Blogger.