Pacaran bukanlah Life Style

Pacaran seolah juga menjadi life style remaja. Ironisnya, banyak anak-anak di bawah umur juga mengikuti gaya hidup berpacaran ini. Dinarsih (17) dari SMA 7 Bantul membenarkannya. “Aku pernah dengar kalau zaman sekarang kalau tidak punya pacar, tidak gaul,” ungkapnya.
Sisi lain, Ia tidak setuju dengan budaya pacaran. Baginya, pacaran di wakt sekolah masih belum penting. Ia justru merasa risi melihat teman-teman yang berpacaran di tempat umum.
Foto : Arik
“Pernah melihat orang berpacaran dan bermesraan. Perasaanku sebagai orang yang melihatnya merasa kaget dan risi. Jika di tempat umum, sikapnya biasa saja. Motivasi mereka apa coba bersikap seperti itu? Hormati orangtua kita yang melahirkan, membesarkan dari kecil, jangan buat malu orangtualah,” ceritanya penuh kekhawatiran.
Dhea Ananda Aisyah, SMA 1 Purwosari juga tidak menyetujui budaya pacaran. Baginya, pacaran itu tidak ada yang sehat, hanya mendatangkan kemaksiatan dan zina. Di dalam ajaran agamannya tidak ada yang membolehkan pacaran. “Apalagi pacaran di masa-masa sekolah, lebih banyak mendatangkan akibat negatifnya,” tegasnya.
Pendapat aisyah dibenarkan oleh Alvin Oktavian, SMK 2 Yogyakarta. Menurut Alvin, cara mencegah berpacaran dengan memperkokoh keimanan dan mempertebal keimanan.
Guru biologi di SMK Kesehatan Insan Mulia, Ibu Erlin mengatakan prihatin dengan fenomena pacaran di kalangan remaja. Menurutnya berpacaran di bawah umur tidaklah lepas dari peranan televisi yang memberikan tayangan yang tidak mendidik. Budaya sinetron di televisi justru cenderung mengajarkan untuk berpacaran.

“Tak sedikit para pelajar remaja kita yang mengikuti tingkah laku para artis sinetron yang berpacaran. Sehingga sebagai orangtua semakin aktif memantau putra-putrinya,” tegasnya. Pacaran yang shat itu adalah pacaran yang tidak melanggar norma dan aturan sosial yang berlaku di masyarakat. “Serta tidak melanggar hak pribadi dan tidak ada kekerasan serta unsur pemaksaan yang diplomatis,” jelas Bu Erlin.
Kepribahatinan dengan gaya berpacaran di tempat umum tidak hanya meresahkan orangtua. Ternyata juga meresahkan para pelajar itu sendiri. Salah satunya seperti pengalaman Dinarsih, Ia juga prihatin melihat sebagian besar teman-temannya berpacaran tidak sehat. Ia berpendapat bahwa salah satu penyebab teman-temannya sedemikian rupa karena kurang perhatian dari orangtua, ingin terlihat gaul. Banyak juga sebagian teman-temannya berpacaran tanpa sepengetahuan orangtua. “Meskipun pergaulan anak pelajar diidentikan dengan berpacaran, sebenarnya masih banyak kok pelajar yang sehat dan mengisi waktu mereka dengan hal positif,” tutup siswa yang masih kelas X ini

Elisa, Dhea
Dipublikasi di Tabloid BIAS | Eds 1| 2016


Pacaran bukanlah Life Style Pacaran bukanlah Life Style Reviewed by elisa on Sunday, August 14, 2016 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.