Sistem Zonasi bagi Pelajar


Tahun pelajaran baru, di sekolah-sekolah disibukkan dalam Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Topik utama yang terlihat pada perubahan Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2017/2018 ini di seluruh Indonesia adalah Sistem Zonasi.”
Foto: Finta
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan regulasi tentang jalannya proses PPDB melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan untuk mengatur jalannya proses PPDB yang bersifat objektif, akuntabel, transparan dan tanpa diskriminasi. Sehingga, mendorong peningkatan akses layanan pendidikan. Aturan penerimaan PPDB berdasarkan zonasi diterapkan untuk pemerataan sekolah di setiap wilayah.
Sistem zonasi menyebabkan siswa berkumpul satu sekolah/kelas ada yang berprestasi ada yang tidak, berkumpul satu rombongan belajar (rombel) tentunya akan berpengaruh pada proses belajar mengajar. Semua sekolah sekarang harus jadi favorit, semua sekolah sama dengan fasilitasnya, dengan sistem zonasi tersebut kesenjangan sekolah lainnya diupayakan dapat ditiadakan.
Hadrat Sahababiyah (16) siswi kelas 12 akuntansi SMK N 1 Samigaluh Kulon Progo.
“Zonasi itu zona atau jarak dari suatu tempat ke tempat lainnya,” jelas Hadrat.. Secara nyata yang saya alami sekolahan saya dekat dari rumah saya jadi saya terima. Tidak efektif zonasi dapat meningkatkan prestasi siswa dan sekolah. Dengan adanya zonasi seharusnya bisa mendekatkan siswa dengan sekolah. Sekolah unggulan adalah sekolah yang prestasinya bagus dan fasilitasnya memadai serta bisa membentuk peraturan yang dapat mendisiplinkan siswa.
Menurut Mario Adi (16) yang mempunyai hobi Gamers dan editor berasal dari SMK Bopkri 1 Yogyakarta. Zonasi adalah landasan pokok penataan sekolah secara keseluruhan dengan 12 tahun wajib sekolah dan sistem zonasi efektif dalam peningkatan prestasi, karena para siswa bisa belajar di sekolah yang lebih berkualitas dan semua siswa dapat bersekolah. “Harapanya adalah semoga sistem zonasi sekolah ini lebih baik lagi dan adil bagi seluruh siswa yang ada di Indonesia,” tindasnya.
Fakta yang dialami oleh Mario adalah nilai hasil Ujian Nasional (UN) siswa tidak lagi jadi penentu utama kelulusan melainkan untuk mencari sekolah. Sekolah favorit adalah sekolah yang mampu mengubah apa yang tidak baik menjadi baik, karena sudah menjadi tugas guru untuk mendidik dan mengajar anak, mendidik menjadi lebih baik, mengajar lebih baik lagi. Cara menciptakan sekolah favorit adalah dengan menyediakan fasilitas yang layak,adanya konektivitas internet,adanya guru/pengajar profesional dan membuat siswa menjadi cerdas.                                                                                                                         
Cholisa Tri Fitria (16) mengatakan zonasi yaitu penerimaan siswa baru dari calon siswa terdekat. “Sistem zonasi membuat siswa kurang terpacu untuk mendapatkan nilai NEM untuk berkompetisi memasuki jenjang pendidikan berikutnya,” jelas siswi kelas XI BDP SMK N 1 Wonosari.
Menurut pendapatnya sistem ini kurang efektif. Tetapi Cholisa tetap memiliki harapan dengan adanya program zonasi siswa baru bernilai rendah hendaknya dibuatkan sistem agar termotivasi dengan siswa yang masuk dengan nilai tinggi.
“Zonasi itu penerimaan anak didik baru dan yang saya alami zonasi membantu biaya atau pembiayaan sekolah,” tegas Garindra Dwi Ambara (18) siswa kelas 12 SMKN 1 Temon. Menurutnya sistem zonasi adalah sistem yang efektif karena dapat meningkatkan kedisplinan ketertiban siswa. Sekolah favorit yang mampu mencetak atau membuat prestasi untuk siswa dan membuat sekolah mempunyai akreditasi. Dengan giat, tekun, tertib, teliti, disiplin di dalam menjalankan tugas sebagai siswa, patuh terhadap guru dan peraturan sekolah maka akan tercipta sekolah favorit. “Harapan saya dengan sistem zonasi, supaya orangtua dan anak menyikapi dengan lapang dada dan dengan senang hati,” tutupnya. (Linda)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2018



Sistem Zonasi bagi Pelajar Sistem Zonasi bagi Pelajar Reviewed by elisa on Monday, February 11, 2019 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.