Membangun Kolaborasi Entrepreneur Muda

Proporsi jumlah pemuda Indonesia sedang berada pada titik tertinggi dalam sejarah Negara ini, menjadikan generasi muda modal kuat bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan dunia 4.0.Sebesar 26% jumlah penduduk Indonesia masuk dalam kategori pemuda, angka ini setara dengan lebih dari 60 juta jiwa yang akan menjadi pemimpin di masa depan dan bidang kewirausahaan menjadi salah satu aspek  yang sangat berpotensi membawa perubahan.

Foto: Dok. BIAS

Sebagai bentuk partsipasi dalam pengembangan kapasitas pemuda Indonesia, United in Diversity Foundation (UID) bekerjasama dengan DANA Indonesia,  English Café dan Muni School dalam penyelenggaraan “Youth Dialog Studio Yogyakarta : Membangun Kewirausahaan Pemuda” untuk mengangkat aspirasi generasi muda dalam bidang wirausaha.

Pak Putu Putrayasa, owner Bernas.id menjadi pembicara pertama dalam dialog ini. Beliau memberikan sesiing spirasi kepada generasi muda  yang sedang memula inisiatif bisnis etc.

Garnadipa Gilang, Program Coordinator UN SDSN mengangkat topik “Entrepreneur Muda untuk Pembangunan Berkelanjutan” menyatakan bahwa entrepreneurship memiliki potensi tak terbatas untuk membuat dampak positif bagi masyarakat.

“Generasi millennial  memiliki kepedulian social dan lingkungan; ini menjadi dasar niatan kuat untuk dapat  menerapkan business  model  yang tidak hanya menghasilkan keuntungan tetapi jugai nklusi f dan berkelanjutan”, ungkapnya. Gilang juga menambahkan bahwa kegiatan dialog seperti ini menjadi kesempatan bagi entrepreneur muda untuk saling berkolaborasi dengan dasar kepedulian yang sama.

Mohammad Zainollah, CEO English Café Yogyakarta, memaparkan bahwa untuk memulai usaha itu sebetulnya tidak sesulit  yang  biasa dibayangkan.

“English Café dirintis tanpa modal, dan sekarang sudah berjalan di 120 cabang di 50 kota”,paparnya. “Selama kita dapat berfikir dengan kreatif,  pasti akan ada cara untuk meminimalisir  modal yang perlu kita keluarkan” sambung Zen.

Sesi ketiga diisi oleh Alya Mirza, founder PengenLiburan.com, yang berbagi strateg imarkting melalui website. Alya menyebutkan bahwa kunci dari ini adalah kejeliian dalam menentukan nama bisnis dan memanfaatkan  search engine google untuk menggaet konsumen.

“Strategi  yang saya terapkan cukup sederhana; saya menggunakan kata-kata kunci sebagai judul website sehingga ketika orang-orang  melakukan pencarian melalui search engine, website saya akan muncul di halaman pertama.  Jadiya orang-orang akan langsung menemukan  website saya.” Ungkap Alya.

Widyasari Listyowulan, Regional Program Head Innovation DANA menjadi pembicara terakhir dan mengangkat potensi penggunaan pembayaran cashless sebagai metode pembayaran masa depan.

“Sekarang ini semua bias dilakukan dengan menggunakan handphone, termasuk dengan pembayaran dan transaksi lainnya; ini bias mempercepat  proses  transaksi pembelian karena orang-orang  tidak perlu lagi pergi ke bank atau mencari  ATM untuk melakukan pembayaran semua ada di [handphone],” papar Widyasari.

Para  peserta  yang sebagian besar telah memulai usaha kemudian diajak untuk saling berdiskusi dalam sesi “Café Dialog” untuk saling berbagi inspirasi  yang mereka dapat kan dari kelima pembicara.  Harapannya dalam sesi ini pula dapat muncul ide dan inovasi baru dan membuka peluang  bagi kolaborasi antar pengusaha muda  Yogyakarta.

Youth Di alog Studio Yogyakarta merupakan satu dari empat kegiatan serupa, yang juga dilaksanakan di Makassar, Bandar Lampung dan Kota Kupang. (AURA, LINDA)

Membangun Kolaborasi Entrepreneur Muda Membangun Kolaborasi Entrepreneur Muda Reviewed by elisa on Monday, September 07, 2020 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.