Tuesday, July 26, 2022

SMK Budhi Dharma Boarding School : Sekolah Kejuruan Yang Fokus Pada Pendidikan Keagamaan dan Karakter

SMK Budhi Dharma Piyungan kini berubah menjadi SMK Budhi Dharma Boarding School Piyungan. Sekolah kejuruan yang berlokasi di jalan Nasional III Plesedan, Srimartani, Piyungan, Bantul ini pun juga ada yang menarik.

Foto : Elisa

Kepala Sekolah SMK Budhi Dharma Boarding School Piyungan, Drs Sudirman menceritakan bahwa sekolah ini memiliki dua jalur pendidikan. Pertama jalur regular dan jalur pondok (Boarding School). Khusus kegiatan jalur pondok, tentunya peserta didik mondok disekolah, rerata mereka berasal dari luar Yogyakarta.

“Ada yang dari Malaysia dan ada juga yang dari luar pulau jawa,” tegasnya.

Khusus sekolah jalur pondok, jam belajar diawali dari pagi sampai pukul 14.30 WIB. Anak-anak istirahat sejenak, kemudian dilanjutkan b keagamaan mulai pukul 15.00 WIB sampai bakda Isya. Di pagi harinya, sejak subuh, hingga pukul 6 pagi diisi kegiatan keagamaan. Setelah masuk jam sekolah, belajar secara regular.

Metamorfasa SMK Budhi Dharma menjadi Boarding School tentunya gebrakan yang berani. Karena sejak awal fokusnya adalah sekolah Swasta berbasis kejuruan. Karena alasan minat masyarakat didekat sekolah, dan mulai muncul sekolah negeri yang lebih bergengsi di sekitar SMK Budhi Dharma, maka akhirnya mengambil jalur boarding school.

Sudirman menambahkan bahwa sejarah kenapa menjadi SMK Budhi Dharma Boarding School dilandasari oleh alasan klasik. Salah satunya alasan angkutan umum yang sulit, karena berada di jalan utama dan ditikungan jalur mau ke Bukit Bintang.

“Alhamdulillah, setelah diboarding siswanya pun tahun ini mengalami peningkatan,” imbuhnya.

Latar belakang lain kenapa adannya bording school yang kental terkait dengan unsur pendidikan karakter, Sudirman menegaskan ini salah satu upaya guru meningkatkan lulusan yang terbaik. Jadi sekarang tidak hanya fokus pada kejuruan saja, tetapi juga fokus dengan memberikan pendidikan karakter dan memasukan keagamaan.

Upaya lain meningkatka pendidikan karakter bagi peserta didik, yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah, dengan mendatangkan narasumber dari luar guru di SMK Budhi Dharma Boarding School. Jadi kami mendatangkan alumni-alumni yang sudah sukses, untuk mengisi dan memotivasi adik-adiknya. Tujuannya agar membukakan wacana dan sudut pandang. Biasannya acara ini dilakukan setiap bulan terakhir di sabtu terakhir.

“Karena ketika kita mendatangkan dari orang luar guru, anak lebih bisa mendengarkan, dibandingkan ketika guru-guru yang berbicara,” tambah Bu Mukirah, yang mendampingi Kepala Sekolah.

Terkait dengan ekstrakurikuler di SMK Budhi Dharma, ada beberapa kegaitan, seperti ekstra public speaking, Pramuka, kerawitan, pramuka dan olahraga. (Elisa) 

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019

Tuesday, July 19, 2022

SMAN 1 Jetis : Perbasis Meraih Perak

Satu karya ilmiah remaja murid SMA N 1 Jetis. Tahun ini, SMA N 1 Jetis mengirimkan beberapa karya ilmiah ke tim Sagasitas. Salah satu karya yang lolos berjudul PERBASIS (Perbot Otomatis Berbasis Arduino Uno) Potensi Meningkatkan Hasil Produksi dan Minat Siswa dalam Menguasai Teknik Pembuatan Gerabah. Karya tersebut dibuat oleh Wahyu Adi Pratama dan Rizki Andini Imantoro.


Sebelumnya ada yang belum tahu apa itu perbot? Perbot merupakan alat putar gerabah yang sering digunakan pengrajin untuk membuat atau membentuk gerabah. Latar belakang mereka mengambil penelitian ini karena pada saat ini banyak siswa yang kesulitan mempelajari pembuatan gerabah dengan menggunakan teknik putar. Rata-rata mereka hanya bisa menggunakan teknik cetak. Padahal gerabah merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan keberadaannya. Oleh karena itu, peneliti berinisiatif membuat alat putar gerabah otomatis.

Tujuan pembuatan alat ini adalah potensi meningkatkan hasil produksi dan minat siswa dalam menguasai teknik pembuatan gerabah. Perbot ini juga memiliki perbedaan dengan perbot pada umumnya. Perbedaan ini bisa kita tinjau dari bahan pembuatannya. Jika pada perbot konvensional dibuat menggunakan bahan dari besi atau kayu, perbot buatan Wahyu dan Dini ini dibuat dari kayu dan akrilik yang dicetak. Selain itu, perbot ini memakai pengendali mikro kontroler yaitu arduino uno sehingga dapat bergerak otomatis tanpa perlu perlu memutar manual. Perbot ini juga memiliki beberapa variasi kecepatan yang bisa diatur sendiri.

Penelitian ini dimulai ketika mereka menemukan masalah keeksisan gerabah yang semakin menurun. Kemudian, peneliti melakukan observasi ke Daerah Kasongan yang merupakan sentral industri gerabah di wilayah Bantul. Di sana, mereka melakukan wawancara dengan beberapa pengrajin. Mereka menanyakan tentang kesulitan dan keluhan pembuatan gerabah saat ini. Muncullah ide membuat perbot otomatis yng sudah dijelaskan sebelumnya. Lalu, mereka mendesain alat. Dilanjutkan dengan membuat prototype yang kemudian diujikan kepada pengrajin di daerah Pundong. Beberapa masukan dari pengrajin menjadi acuan mereka memperbaiki alat. Salah satu masukan dari pengrajin yaitu menambah kecepatannya dan memperbaiki alat agar bisa digunakan untuk pembuatan gerabah yang memiliki berat lebih besar.

Foto : Tabloid BIAS


Untuk menguji penelitian tersebut, mereka mengambil data dari siswa SMA N 1 Jetis, mahasiswa ISI Yogyakarta, pengrajin gerabah, beberapa guru seni dan fisika. Peneliti menampung segala tanggapan dan masukan yang diberikan. Untuk mengetahui minat tentang perbot otomatis ini, dilakukan pengambilan data melalui angket yang diberikan kepada siswa.

Dalam pembuatan alat ini tak lepas dari adanya kendala. Kendala yang paling pokok adalah sulitnya mencari komponen alat yang dibutuhkan. Tak jarang mereka harus membelinya melalui toko online. Kendala lain adalah waktu yang singkat menuju pameran SRE (Sagasitas Research Exibition). Untuk mengatasi beberapa kendala di atas, peneliti melakukan pembagian kerja walaupun mereka tetap bekerjasama dalam melakukannya.

Atas jerih payah peneliti, karya mereka berhasil meraih juara 2 bidang teknik rekayasa dalam pameran SRE di Kulonprogo dan mendapatkan medali perak. Peneliti berharap semoga alat yang mereka ciptakan dapat bermanfaat khususnya pada dunia pendidikan. Sekian dan salam peneliti! (Fatimah, Miftahurrozaq, Lutvi, Yogi)


Dipublikasikan Di Tabloid BIAS, Edisi 2 | 2019

Tuesday, July 12, 2022

Lustrum ke VI SMA Negeri 11 Yogyakarta, Panitia Gelar 13 Acara Selama Setahun


SMA Negeri 11 Yogyakarta kembali merayakan lustrum ke VI atau Lustrum of Sebelas Lumos ke 6 di Yogyakarta. Serangkaian acara telah dan akan diselenggarakan sejak awal tahun 2019 untuk memeriah Lustrum yang diselenggarakan 5 tahun sekali sekaligus merayakan hari jadi SMA Negeri 11 Yogyakarta ke 30 tahun. Lustrum kali ini mengangkat tema Diptya Aji Paramita to Sky dengan harapan kita dapat menggapai cita-cita setinggi langit. Terdapat 13 rangkaian acara secara bergilir diadakan sejak bulan Februari 2019 yang terdiri dari Eleven in Try Out ke 10, LBB DIYATA ke-7, Kartini of Sebelas (KARTILAS), Nespaloka Langen Budaya ke 4, Ekaristi Kaum Muda (EKM), Nespaloka Basketball League (NBL), Festival Islamic Through Humanity (FAITH), Lustrum of Sebelas (LUMOS), EVORA ke07, Anniversay Internal, Pameran Fotografi Nespaloka Photography Club, Pentas Tunggal Tapak Sebelas ke-15, dan acara puncak Eleven Concert for Revolution (EVOLUTION) ke-8.


Dari 13 agenda acara, hingga bulan September 2019 sudah terlaksana delapan agenda. Salah satunya yakni Festival Islamic Through Humanity (FAITH) yang digelar di Lapangan Karang, Kotagede, Yogyakarta. Acara yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB dan dimeriahkan oleh ustad-ustad kenamaan seperti Ustadz Ransi Al-Indragiri, Ustadz Aziz Ma’arif, Ustadz Taqy Malik dan Ustadz Istihsan Arif Al-Fudaily. Dengan tema menarik mention Allah via Quran, acara FAITH dihadiri lebih dari 700 pelajar dan masyarakat umum. Tidak hanya berisikan tausiyah, Rayhan Janitra dan Founder FATH @sedulurhijrah juga ikut meramaikan acara ini sebagai moderator. Tidak hanya diisi tausiyah saja, FAITH juga menghadirkan pertunjukan tarian Ratoehjaroe Puspalaksita sebelum sesi tausiyah. Dengan adanya FAITH ini sekaligus menjadi acara bakti sosial untuk SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Nggak cuma acara bertemakan religi saja, sebelumnya di bulan Februari telah digelar pula Lomba Baris Berbaris Diyata antar SMP dan SMA se-DIY. Selain itu, diadakan pula turnamen basket Nespaloka Basketball League (NBL) pada tanggal 22-25 Agustus 2019 silam di GOR SMA Negeri 11 Yogyakarta. Event yang berlangsung selama 4 hari ini bertempat langsung di Gedung Sasana Krida Boedi Utomo, lapangan indoor SMAN 11 Yogyakarta.

Lomba ini di ikuti oleh 20 tim basket putra dan putri dari berbagai macam SMP, antara lain SMPN 6 Yogyakarta, SMP Budi Utama, SMP Budi Mulia Dua, SMPN 5 Yogyakarta, SMPN 4 Pakem, dll. Akhir dari rangkaian pertandingan menghasilkan tim putri SMPN 5 Yogyakarta dan tim putra SMP Budi Mulia Dua sebagai juara ke-2 dan melesatkan tim putri SMPN 6 Yogyakarta dan tim putra SMPN 4 Pakem sebagai Juara 1.

Tidak ketinggalan di awal bulan September kemarin tepatnya tanggal 1 September, agenda internal juga menarik untuk diulas. Mengambil tema LUMOS (Lustrum of Sebelas), agenda internal yang hanya melibatkan siswa dan siswi SMA Negeri 11 Yogyakarta ini mengajak untuk bakti sosial dan jalan sehat. Di sini pula siswa siswi SMA Negeri 11 Yogyakarta juga dapat menyaksikan penampilan ekstrakulikuler dan band dari alumni. Menariknya, bintang tamu pada siang itu yakni band lokal yang sedang naik daun, Guyon Waton.

Sebagai ketua panitia lustrum VI SMA Negeri 11 Yogyakarta, Ayu Sekar mengaku bukan perkara mudah untuk mewujudkan satu rangkaian acara yang dapat berjalan dengan baik. Diperlukan kerjasama antar panitia yang solid dan kompak. "persiapan sudah sejak tahun lalu, sudah dikonsep dengan kakak kelas. Kemudian panitia sekarang hanya menjalankan saja." terangnya.

Ayu berharap serangkaian acara lustrum SMA Negeri 11 Yogyakarta dapat berjalan lancar tanpa ada halangan apapun. "berharapnya lancar tanpa ada gangguan kelompok yang tidak diinginkan sehingga pesan dari lustrum dapat tersampaikan dengan baik juga." tutup Ayu. (Novia Intan)


Dipublikasi Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019

Tuesday, July 5, 2022

SEDAYU FEST : Mengangkat Nama Baik Sekolah Melalui Kegiatan Positif

Dalam rangka memperingati ulangtahun SMAN 1 Sedayu, OSIS Sedayu menyelenggarakan beberapa serangkaian kegiatan. Tidak tanggung-tanggung, kegiatan ini melibatkan seluruh pengurus osis dan melibatkan masyarakat sekitar. Zuhdan Khairullah (17), selaku ketua OSIS SMAN 1 Sedayu membenarkan. Zuhdan menceritakan ada beberapa kegiatan, diantarannya lanjutan kegiatan tahun lalu.


Kegiatan tahunan Sedayu Fest ada bakti sosial, donor darah, Stabiyota cup, pensi sekolah dan Sedayu party. Maka di tahun 2019 ada  kelas meeting,  kamayu dan kirab. Zuhdan pun memaparkan bahwa Sedayu Parti ini adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu pelajar SMAN 1 Sedayu. Bisa dibilang acara sekolah tahunan terbesar, sekaligus sebagai ajang pentas seni. Misalnya saat pentas seni digelar, pihaknya mengundang dari luar dan menampilkan pentas seni per kelas.

Zuhdan juga memaparkan pentas seni yang ditampilkan tidak hanya band kelas, tetapi juga ada pertunjukan dari kelas lain seperti tari piring. Tidak hanya pentas seni yang identik kesenangan sendiri, mereka juga melakukan aksi bakti sosial.

Zuhdan pun menceritakan ada hal unik perayaan ulang tahun SMAN 1 Sedayu kali ini. Jika tahun lalu pihaknya baru melakukan pawai mengelilingi kelurahan Kemusuk. Maka tahun ini kedepannya juga akan ada kejutan lain, tentunya masih rahasia.

Respons masyarakat sangat luar biasa dan positif. Ia juga menceritakan hal menarik saat pawai berlangsung, dimana pada waktu melewati Museum Soeharto banyak turis asing yang antusias melihat pawai. Tampak mereka sangat antusias dan memfoto. Sebagai bentuk keramahan, ada satu kelas yang membawa gunungan berisi snak jajanan pasar, sengaja dibagi-bagikan kepada turis tersebut.

Sebagai ketua OSIS SMAN 1 Sedayu, Zuhdan memiliki tanggungjawab besar, yaitu mengangkat nama baik sekolah. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan ivent yang positif dan syukur melibatkan masyarakat sekitar. Kegiatan besar yang melibatkan luar SMAN 1 Sedayu adalah lomba badminton. Setidaknya ajang kejuaraan lomba badminton ini diikuti oleh lima kabupaten, yaitu Gunungkidul, Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Kota Jogja itu sendiri. Semua kegiatan berjalan lancar.

Tujuan kegiatan tahunan ini dilatabelakangi oleh Ingin mengangkat nama sekolah. Terlepas dari tujuan utama, Zuhdan pun menyadari bahwa kesadaran diri sendiri dan kesadaran tim itu yang lebih penting. Karena setiap kegiatan yang dibuat tidak selamanya mendapatkan pengakuan dan penghargaan, pasti ada yang setuju dan tidak setuju, yang harus diterima dengan kesiapan. Penilaian dari pihak luar sana dengan lapang dada.

Adapun tujuan lain yang diharapkan Zuhdan dari kegiatan tahunan ini, yaitu dapat meningkatkan kreativitas. “Tujuannya adalah mengembangkan bakat siswa dibidang olahraga, seni dan budaya. Serta memperkenalkan kreativitas siswa-siswi sedayu ke masyarakat luas,” imbuhnya. Ia pun juga menyampaikan bahwa acara ini sebagai ajang latihan dan memupuk kreativitas dan siswa menjadi lebih senang terhadap budaya Indonesia. (Elisa)


Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019