Tuesday, May 31, 2022

4 Kuliner Kekinian Di Jogja, Mana Favoritmu?

 Kota Jogja sebagai kota wisata memiliki berbagai macam destinasi yang bisa kita kunjungi. Tidak melulu soal tempat-tempat wisatanya saja, tapi kuliner Jogja juga patut kita coba. Di era digital seperti ini, semakin banyak inovasi kuliner yang marak diunggah di media sosial. Beberapa kuliner ini cukup banyak menarik perhatian warganet untuk mencobanya. Berikut ini kuliner Jogja zaman now yang bisa kita coba dan sesuai dengan kantong pelajar. 

1. Kue Balok 

Foto : Istimewa

Kue balok menjadi jajanan yang wajib kamu coba saat ke Jogja. Jajanan kekinian Jogja ini merupakan inovasi dari kue brownis isian cokelat lumer di dalamnya. Kue balok selayaknya cake brownis cokelat dengan tekstur lembut yang sangat menggoda lidah. Pembuatan kue balok menggunakan arang, jadi adonan kue yang sudah siap, dimasukan ke dalam cetakan yang sebelumnya sudah dioleskan mentega, setelah itu ditutup dengan alat yang berisi bara arang. 

Di Jogja sendiri sudah ada tiga toko yang membuka usaha kue ini. Variasi rasa yang disuguhkan juga bermacam-macam, mulai dari cokelat, green tea, dan vanilla.  Harga yang ditawarkan kue balok lumer pun cukup bervariasi mulai ukuran kecil antara Rp 2.000-Rp 3.000 hingga harga paket Rp 25.000. 

2. Salad Buah

Foto : Istimewa

Jajanan yang tak kalah hitz di Jogja kali ini yakni salad buah. Sejak tahun akhir tahun 2018, salad buah menjadi salah satu jajanan yang cukup diminati oleh warga Jogja. Semua kalangan sepertinya menyukai makanan ini. Dari namanya salad buah, tentu makanan ini terdiri dari aneka macam buah yang diberi saos mayones manis yang menggugah selera. 

Rasa susu dari keju dan mayones diimbangi dengan rasa asam dari buah-buahan di dalamnya namun tetap dominan dengan rasa manis susu. Citarasa manis dan asam buah-buahan dilengkapi dengan sensasi kenyal dari nata de coco dan potongan jelly dapat kamu nikmati di pagi, siang, maupun malam hari. Jika tertarik untuk menikmati salad buah, kamu cukup menyiapkan uang sebesar Rp 15.000 hingga Rp 30.000 tergantung dari ukuran salad yang dipilih.  Salad buah ini sudah banyak di jual di Jogja. Jika kamu berminat membelinya, kamu cukup cari tahu melalui google atau media social. Mereka biasanya juga menyediakan layanan antar makanan melalui ojek online. 

3. Pisang Nugget

Foto : Istimewa

Nah buat kamu yang lagi lapar saat mengerjakan tugas, saatnya ngemil dengan jajanan kekinian pisang nugget. Saking hitz nya kuliner ini, sudah banyak merek yang beredar dan berlomba-lomba menarik minat masyarakat melalui bentuk dan rasanya. Saking banyaknya, mungkin kamu bakal kebingungan mau coba yang mana.

Pada dasarnya pisang nugget merupakan pisang goreng yang tertutup dengan tepung krispi kemudian di siram dengan toping lumer maupun parut yang beraneka macam jenisnya, mulai dari rasa coklat, greentea, strawberry, dan masih banyak lainnya. Harga yang dipatok untuk kuliner ini pun bervariasi, mulai dari harga belasan ribu hingga dua puluh ribuan.  Untuk menemukan kuliner ini, kamu tidak perlu sulit-sulit. Ada banyak gerai yang sudah buka di Jogja. Kamu pun juga bisa pesan melalui layanan pesan antar dari ojek online. 

4. Thai Tea 

Foto : Istimewa

Saat pulang sekolah kemudian kamu merasa haus dan butuh asupan minuman manis, maka thai tea ini bisa menjadi pilihan kuliner yang kamu coba. Thai tea merupakan minuman teh dari Thailand yang diinovasi dengan berbagai macam rasa. Mulai dari yang klasik seperti Thai Tea, Thai Coffe Milo, Thai Green Tea, Thai Coffe sampai yang kekinian yaitu Taro, Choco Banana juga minuman menyegarkan lainnya. Kamu dapat menemukan Thai Tea diberbagai tempat, mau di outlet hingga kedai-kedai pinggir jalan. 

Jadi dari empat kuliner di atas, mana nih yang jadi favorit Sobat Bias? (Novia Intan)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 2, 2019


Tuesday, May 24, 2022

Sensasi Es Goreng Legend Jogja

 Es potong goreng merupakan salah satu kudapan yang tidak bisa ditolak oleh banyak orang karena selain menyegarkan, es potonggoreng juga memberi banyak manfaat bagi kesehatan asal tidak dikonsumsi secara berlebihan.Kalau lihat tampilan es potong goreng, pasti Anda inget zaman dulu. Es potong ini punya aneka rasa yang cukup bervariasi. Makin enak dicelup dengan saus cokelat. Pak Gatot(44)penjualespotonggoreng sudah berjualan selama 25 tahun, ia bercerita bahwa es buatannya terbuat dari bahan-bahan yang sehat dan cara pembuatan yang mudah.Semacam es potong yang dicelupkan dalam cairan coklat cair. Pak Gatot biasa berjualan di alun-alun kidul Jogja tetapi dia juga sering berjualan di Sekaten dan Sunday Morning UGM. 


Pada tahun 1981, Pak Gatot ini hanyalah seorang pedagang jajanan arum manis. Namun tak lama berjualan arum manis, ia memutuskan banting setir menjadi penjual es potong. Karena, berjualan arum manis tak bisa diinovasikan menjadi jajanan yang unik. 

Setelah sekian lama berjualan es potong Pak Gatot merasa ada yang kurang, makadari itu Pak Gatot mulai mencari inspirasi. Setelah melakukan 3 kali percobaan akhirnya Pak Gatot menemukan es potong ala cita rasa yang khas. 

“Saya sangat menikmati pekerjaan saya berjualan es goreng, selain karena dijamin halal saya juga dapat berinteraksi dengan orang-orang baru,” papar Pak Gatot. Dinamakan es goreng bukan berarti es tersebut digoreng di wajan dengan menggunakan minyak goreng. Tetapi potongan es yang dicelupkan di wajan yang berisikan cokelat panas, yang sudah disediakan kompor di bawah wajan tersebut, agar panasnya cokelat tetap bertahan.

“Rasa Es Potongnya enak, gurih santan dan manis coklat,” ujar Monica(20) salah satu pembeli es goreng Pak Gatot. Uniknya adalah cara Pak Gatot, penjual Es Goreng, dalam promosi jualannya. Pak Gatot memasang mic kecil dan speaker di gerobak esnya, lalu berbicara santai mengajak pengunjung untuk beli es goreng.

Dibandrol dengan harga yang ditawarkan Pak Gatot untuk sepotong es gorengnya adalah hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 3.000 saja, jika membeli 2 es Rp 5.000. Pak Gatot sudah memiliki banyak pelanggan dan sudah cukup terkenal. Tak heran bila dagangan Pak Gatot selalu digemari para pembeli, karena selain harga yang murah rasa es goreng buatannya pun enak dan selalu menjaga cita rasa. (AURA, LINDA)

Dipublikasi Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019

Tuesday, May 17, 2022

Education Center :Mini Zoo Jogja Exotarium Sleman

 Mini  Zoo Jogja Exotarium yang dikemas sebagai taman wisata edukasi diharapkan menjadi wahana pengetahuan tentang satwa. Diresmikan oleh anggota DPD RI dari Yogyakarta, GKR Hemas didampingi Bupati Sleman, Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslidatun serta Direktur Mini Zoo Jogja Education Center, Drh Akbar Taruna, pada 23 Desember 2017.

Foto : Linda

Mini Zoo Education Center juga ditujukan untuk mengembangbiakan satwa, terutama satwa langka agar tidak punah. Sehingga anak cucu nantinya dapat menyaksikan satwa tersebut secara nyata di alam kehidupan, bukan hanya di buka gambar. Sedangkan Direktur Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center, Drh Akbar Taruna menjelaskan destinasi wisata ini berdiri di area seluas 9 hektar. Sesuai dengan brand, Mini  Zoo Jogja Exotarium Education Center, selain dijadikan wahana wisata keluarga, disini bisa menjadi ajang pendidikan, terutama terkait dengan satwa.

Letaknya yang hanya 500 meter dari pusat kota Sleman, yakni tepatnya di Jl Magelang Km 8 Sendangadi Mlati, dengan tempat yang teduh dan tenang, Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center menjadi pilihan tepat untuk berlibur bersama keluarga. Di sini anak-anak dapat bermain dengan aman sembari mengenal berbagai satwa” pungkas Drh. Akbar Taruna.

Visi JE adalah sebagai pusat perusahaan pariwisata terdepan di Indonesia berbasis Edukasi Satwa dan Alam yang mempertahankan kelestarian lingkungan, keramahan, dan kearifan lokal. Mempunyai 5 Misi yaitu Memberikan pembelajaran langsung dalam bentuk praktik di lapangan sebagai pengalaman berharga dalam kehidupan, Memberikan pengalaman perjalanan wisata yang unik dan berbeda dalam bentuk edukasi aneka satwa yang mengedepankan prinsip kasih sayang terhadap satwa, keamanan, dan pelayanan, Penyajian suasana wisata yang nyaman dan sejuk dengan menpertahankan kelestarian alam sekitar, Menjadi pusat kegiatan pendidikan dan training yang mengedepankan kualitas dan profesionalisme dalam pelayanan, dan Ikut serta terlibat membangun dan mengembangkan wisata yang berada di Wilayah Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta pemberdayaan masyarakat lokal.

Destinasi wisata Kebun Binatang Mini (Mini Zoo) Jogja Exotarium. Menempati area seluas kurang lebih 9 hektar, destinasi wisata keluarga ini menawarkan berbagai anjungan, wahana dan fasilitas pada pengunjungnya.

Mini  Zoo Jogja Exotarium, mulai di tata sejak  25 Oktober 2017, dan menempati di atas tanah Khas Desa  Sendangadi Mlati Sleman.  Lokasi destinasi berada di lembah  dan sebagian ereng-ereng  teras iring yang di belah sungai  Denggung  membelah sisi barat dan timur destinasi Jogja Exotarium. Kabupaten Sleman sejak hari Sabtu 23 Desember 2017 telah membuka destinasi baru di Areal Karang Geneng Sendangadi Sleman, kemudian keberadaannya dan di resmikan oleh Gusti Ranjeng Ratu Hemas (GKR) atau istri Gubernur DIY Sri Sutan HB X .

Drh. Akbar Taruna selaku Direktur Jogja Exotarium mengatakan bahwa Kebun binatang Mini tersebut sebagai destinasi education centre, akan dilengkapi  berbagai wahana permainan dan pendidikan untuk umum,  anak-anak dan pelajar, selain para pencinta hobi satwa.

"Salah satu keunggulan destinasi wisata kami adalah dimungkinkannya pengunjung berinteraksi langsung dengan aneka satwa. Misalnya pengunjung dapat berfoto dengan aneka reptil atau memberi makan kelinci dan kura-kura. Selain itu pengunjung, utamanya anak-anak, juga dapat memperoleh pengalaman baru, misalnya, membajak sawah, menanam padi, naik gerobak sapi, tangkap ikan, tangkap belut, tubing, renang, belajar berkuda, dan memanah," imbuhnya.

Jogja Exotarium hadir menjawab kebutuhan tujuan wisata keluarga, dengan menyajikan aneka ragam wahana yang dibutuhkan dan cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa yang menginginkan refreshing sekaligus melepas penat di akhir pekan. Menawarkan berbagai wahana, dan fasilitas yang menarik & berbagai bentuk pelayanan kepada para pengunjung.

Jam Operasional buka setiap hari pukul 08:00 - 17:00 WIB (Wahana Edukasi Satwa dan Perikanan). Harga tiket masuk pun terjangkau  untuk weekday Rp 10.000, weekend & libur nasional Rp 15.000, tiket berlaku untuk usia 3 (tiga) tahun keatas.

JE, terdapat wahana satwa yang sangat diminati sebagai bahan pengetahuan sehingga terdapat  :  edukasi satwa ada, reptil, hewan nocturnal (musang dan sugar glider), kelinci, berkuda, kambing etawa, burung, dan ikan. 

Adapun berbagai Edukasi yang ditawarkan yaitu Edukasi Peternakan : budidaya peternakan sapi dan kambing PE. Edukasi Perikanan yaitu Budidaya Ikan Produksi dan Budidaya Ikan Hias dan Maskot. Edukasi dan Budidaya Sayuran Organik, Embung Jogja Exotarium, Kolam Tangkap Ikan, Pemancingan Keluarga, Play ground anak, Bumi Perkemahan, dan Lembah Mundu Resto.

“Untuk menambah betahnya para wisatawan maka JE juga melengkapi dengan sarana outbond training, cafe dan resto.  Sementara bagi pecinta fotografer, Jogja Exotarium spot selfie  di alam terbuka, ataupun di spot-spot  lokasi buatan yang cukup eksotis  terbalut  gemercik air di pinggir sungai Denggung, wisatawan di berikan seluasnya untuk berselfie ,” ungkap Direktur Jogja Exotarium.

Wahana satwa dan pertanian ada di sisi barat Sungai Denggung, sementara play ground, bumi perkemahan, restoran dan kafe ada di sisi timurnya. Wahana pertanian berada di lahan teras iring pertama sisi barat Sungai Denggung. Berbagai sayuran organik dikembangkan di tempat ini seperti, tomat, bayam, terong, cabai, dan sawi. 

Wahana satwa ada di atas teras iring wahana pertanian. Ada juga satwa rusa, di sampingnya satwa kuda. Kemudian kelinci, nokturnal (musang, sugar glider), kura-kura, serta reptil (biawak, ular putih, piton). 

Anastasya Kesia salah satu pengunjung mengungkapkan bahwa ia merasa nyaman dan bangga dengan wisata Jogja Exotarium karena wisata JE adalah wisata yang juga berpusat pada edukasi, mempertahankan kelestarian lingkungan, mengembangbiakan satwa, terutama satwa langka agar tidak punah. (Linda)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 2, 2019

Saturday, May 14, 2022

Hari ini Sepi

 

Tak ada suaranya

Apalagi candanya

Kini yang ada hanya kekosongan

Berbalut keegoisan,

tak mau mengalah satu hal dan lainnya

 

Foto : Elisa


Apa kabar harimu hari ini?

Aku tak melihat senyummu

Apalagi matamu

 

Aku takut

Takut jika nanti akan ada yg tersakiti lagi

Tapi aku rindu, sangat rindu..

Hingga kerinduan yg memancar, membiaskan menjadi kebencian meskin hanya sesaat

Aku tau kita sedang berpikir dan merasa

Apakah ini bisa dilanjutkan atau tidak

Tak banyak pintaku

Apapun kehendak semesta, semoga kita bahagia. Itu saja. (Novia Intan)


Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019

Kotak Kecil yang pintar

 

Telah tercipta satu karya

Tak pernah terbesit di zaman purba

Sebuah kotak kecil diagung-angungkan

kepintaran dan kecanggihan jadi andalannnya

Kini tak seorangpun bisa jauh darinya

 


Satu sentuhan yang diberikan

Luar angkasa bisa diintip

Semut bersembunyi dapat dicari

Angin berhembus sanggup dihitung

Dan bangun menjulang akan rata dengan tanah

Dalam waktu sekejap mata (Hanifa Noor, MAN 2 Yogyakarkta)


Dipublikasikan Tabloid BIAS, edisi 1, 2019

Tuesday, May 10, 2022

Desa Lanting Sebagai Markas Persembunyian Prajurit Siliwangi


 Yogyakarta selain sebagai kota pelajar, juga sebagai kota yang kental akan budaya. Sebagai kota Istimewa, Yogyakarta memiliki banyak sekali sejarah perjuagannya. Berbicara sejarah, pastinya selain Keraton Yogyakarta, sebagai pusat kerajaan, dulu juga memiliki tempat kerajaan besar pada masanya. Misal, kerajaan Mataram Islam, yang dipimpin oleh Panembahan Senopati, yang berlokasi di Kota Gede. Kemudian semasa kepemimpinan Sultan Agung, dibangunlah Kerajaan di Kerta, Pleret, Bantul. 

Sebagai kota kecil yang sarat akan budaya dan sejarah, ternyata tidak hanya tempat-tempat besar yang sudah banyak kita dengar di atas. Bahkan, ditempat dan daerah kota terpencil sekalipun juga tidak luput dari cerita sejarah yang perlu dicatat. Salah satunya di Lanting 1, Selopamioro, Imogiri, Bantul

Foto : Elisa

Mbah Marjono (78), salah satu warga Lanting menceritakan bahwa di sana dahulu, pada masa Kres II di tahun 1949 pemukiman warga Lanting  digunakan sebagai tempat persembunyian prajurit Siliwangi.  Setiap rumah warga, menurut penerangan mbah Marjono ada 4 sampai 5 prajurit Siliwangi. Sayangnya, persembunyian ini diketahui oleh pihak Belanda. Belanda berhasil mencium tempat persembunyian para prajurit Siliwangi, lewat warga pribumi yang menjadi mata-mata Belanda. 

Dengan sigap, pagi harinya tentara Belanda dari segala penjuru datang mengepung desa Lanting . Tidak tanggung-tanggung, desa tersebut dikepung oleh pesawat dan dihujani geranat, bom dan tembakan. Mbah Marjono pun masih terus menceritakan sambil sambil membuang asap rokoknya. 

“… Desa ini Alhamdulillah masih dilindungi Sri Sultan ke IX. Kalo tidak, desa ini sudah jadi abu karena bom,” tegasnya. Sebelum Belanda mengepung, Sri Sultan ke IX datang ke sini menggunakan kuda Sembrani. Kehadiran beliau adalah mengubah pandangan Belanda, jadi menyulap mata belanda, seolah-olah area perkampungan tampak sebagai tegal, sedangkan tegal tampak sebagai area perkampungan warga. Jadi, bom, granat dan tembakan semuanya jatuh di tegal, bukan di perkambungan. 

Tidak hanya cerita itu saja, mbah Marjono masih asyik menghisap rokoknya, dan melanjutkan bercerita. Siapa yang menyangka jika desa yang jauh dari hiruk pikuk kota pun juga memiliki cerita sejarah sendiri. Menurut cerita mbah Marjono, di dekat desa Lanting ada tempat yang dulu sering digunakan sebagai tempat persembunyiannya Soeharto, ketika masa Perang Gerilya. Karena Pak Harto waktu itu masih terancam, kemudian Pak Harto pun lari ke Keraton, meminta perlindungan kepada Sri Sultan ke-IX. Berawal dari situlah, saat pak Harto menjadi Presiden, Sri Sultan ke-IX diangkat menjadi wakil Presiden, meski hanya sebentar. 

Mengingat desa Lanting yang sarat sejarah, maka ketika ditanya sejarah nama Lanting  itu sendiri juga ada ceritanya. Dahulu, orang pertamakali yang tinggal di sini adalah sepasang suami istri. Mereka orang yang baik, selalu menolong warga. Karena lokasi Lanting  dekat dengan sungai Oyo, maka mereka pun selalu membantu warga me-lanting¬ warga yang ingin nyebrang sungai Oyo. Makannya, orang lebih akrab menyebut mereka dengan Kyai Lanting, yang kini juga jadi nama daerahnya. (Irukawa Elisa)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 2, 2019 


Saturday, May 7, 2022

Dunia

 

Bermimpi aku pada dunia

Akan tulisan ku yang akan terbang menjelajah dunia

Membawa ku pada keagungan dunia

Hingga semakin tau akan ciptaanNya yang bercampur tangan manusia

 


Benua Amerika yang menjadi papan tulis ku

Menjelajahi Eropa untuk menjadi ide ku

Ketika Afrika turut serta melukiskan isi hati

Hingga singgah di Asia untuk memamerkan karya ku

 

Berhentikah aku melukiskan dunia?

Tidak!

Tangan ku masih gatal ingin melukis

Kaki ku masih ingin berlari

Mata ku masih belum lelah mencari titik temu dunia

Aku berhenti

Ketika Sang Kuasa memaksa ku untuk berhenti (Mahyastuti Kusumawardhani : MA Muhammadiyah 4 Yogyakarta)


Dipublikasi Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019


Tuesday, May 3, 2022

Studio Alam Gamplong : Berkunjung ke Mini Hollywood Versi Indonesia

 Di balik syuting film Bumi Manusia sadarkah kamu terdapat setting film yang begitu khas bangunan tahun 1800-an. Lokasi tersebut ternyata ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Desa Wisata Gamplong. Desa Gamplong berada di 16 km dari pusat kota Yogyakarta. Kini tempat ini kian ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar dan dikenal sebagai Studio Alam Desa Gemplong. 

Foto : Novia Intan

Pada mulanya Desa Wisata Gemplong terkenal dengan sentra penghasil tenun. Namun sejak digunakan Film Sultan Agung pada tahun 2018, Desa Wisata Gamplong makin terkenal karena set pedesaan di era kolonialisme yang lengkap dengan rumah dan jalur kereta itu dibangun di Desa Gamplong, Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Studio alam itu dibangun di tengah Desa Gamplong dengan set-set perumahan, ruko, perdesaan, rumah kumuh, pasar tradisional, kereta jaman dulu, dan masih banyak lainnya. 

Berawal dari keinginan sejak dulu dari seorang sutrada kondang Hanung Bramantyo untuk memiliki studio yang dapat dijadikan pusat kebudayaan, set Film Sultan Agung pun makin dikembangkan hingga pembuatan Film Bumi Manusia yang baru saja rilis Agustus 2019. 

Pembangunan studio alam Gamplong dimulai sejak Desember 2017 dan  telah diresmikan pada bulan Juli 2018 oleh Presiden Jokowi dan menjadi salah satu spot wisata baru yang cukup menarik untuk dikunjungi. Sebutan Mini Hollywod versi Indonsia pada studio alam ini tidak berlebihan. Sebab studio dengan luas 2,5 hektar ini memang dibuatnya untuk keperluan syuting. Jadi jangan heran jika sewaktu-waktu studio alam ini ditutup sementara untuk keperluan syuting film. 

Banyak Spot Menarik di Studio Alam Gamplong

Untuk sampai menuju Studio Alam Gamplong dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari pusat kota Yogyakarta. Jalan menuju lokasi tidaklah sulit, sehingga kamu bisa mengunjungi Studio Alam Gamplong dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jauh dari keramaian kota, Studio Alam Gamplong juga menyuguhkan suasana desa yang khas dan sepi. 

Memasuki area studio alam, kamu hanya akan dimintai tiket masuk suka rela untuk biaya perawatan studio. Di bagian depan kamu akan disambut oleh pengelola yang sudah standby di loket dan gubuk kecil. Jika kamu membawa kamera pro, maka kamu akan dimintai uang sukarela sebesar Rp 10.000. Harga yang cukup terjangkau bukan untuk menikmati studio alam milik Indonesia? 

Sesampainya di dalam area studio, ada tiga area yang bisa kamu jelajahi. Pertama, area lokasi syuting dimana kamu bisa mengambil gambar atau foto dengan set sesuai lokasi film Bumi Manusia, kedua area kuliner, dimana kamu bisa menyantap makanan dan minuman sambil bersantai di pendopo, dan area Museum Bumi Manusia. Di area museum kamu bisa melihat lebih dekat set rumah Nyai Ontosoroh dan Annelise yang berperan di Film Bumi Manusia. 

Jika kamu ingin merasakan naik kereta trem ala tahun 1800-an, kamu bisa menikmatinya dengan biaya Rp 5000 per orang. Jangan takut kelaparan di sana, ada stand dan warung-warung kecil yang siap memanjakan lidahmu. Stand kuliner tersebut diisi oleh warga sekitar Desa Gamplong. Pada area resto pendopo, kamu juga dapat menikmati aneka macam jajanan, kopi, hingga nasi dengan nuansa desa dan harga terjangkau. 

Hafiz Kurniawan sebagai pengelola Studio Alam Desa Gamplong menceritakan bahwa lokasi ini mulai dibuka untuk umum setelah digunakan syuting film Bumi Manusia sejak bulan Juni 2019 atau setelah lebaran. "momen setelah lebaran menjadi puncaknya orang-orang datang ke sini sambil liburan," jelasnya. 

Ia pun menjelaskan harapan dibuatnya studio alam ini selain sebagai keperluan syuting juga menjadi saran edukasi perfilman. "rencana ke depan ingin membua kelas untuk perfilman," harapnya. (Novia Intan)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2019