Monday, December 31, 2018

Teror Bullying di Sekolah


Sekolah seharusnya menjadi tempat teraman di mata orang tua dan masyarakat dimana anak-anak dapat menempuh pendidikanmereka dengan tenang. Namun ironisnya, sekolah pula menjadi tempat yang paling rawan terjadinya kasus penindasan. Penindasan atau bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, yang dapat membahayakan fisik, mental, atau emosional.
bullying (@dokpri)
Ada beberapa wujud penindasan/bullyingyang umum terjadi di sekolah; pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Kemudian kekerasan fisik, seperti memukul, menendang, dan menjambak. Sertaserangan psikologis, yangdimanifestasikan dengan teriakan, berbicara secara kasar, menggertak, melempar atau menyobek pekerjaan teman/siswa, mengancam, tidak mengacuhkan, mendiamkan, atau melecehkan pendapat atau pertanyaan teman/siswa.
Penindasan berdampak tak hanya kepada korban namun juga pelaku, terlebih pada mental dan psikis mereka.Selain merampas rasa percaya diri, tak jarang perlakuan ini akan membekas dan menimbulkan trauma bagi korban. Ketakutan emosional yang diderita dapat memberi tekanan mental dan mendorong kecenderungan buruk lain untuk timbul,seperti kecemasan, depresi,hingga keinginan untuk putus sekolah. Sementarabagipelaku bullying, hal ini akanmenjadi kebiasaan dan canduuntuk menuruti ego mereka. sehingga memicu rasa superiority complex. Beberapa anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat.
Seseorang mengganggu karena berbagai alasan. Biasanya karena mencari perhatian, atau karena merasa penting dan memegang kendali. Namun tak jarang, di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri (insecurity).
Penindasan sangat kerap terjadi, kita pun setidaknya pernah menjadi pihak ketiga yang menyaksikan praktiknya di lapangan. Namun sayangnya, masih banyak dari kita yang melemparkan sikap acuh tak acuh. Tentu membutuhkan dorongan empati yang tinggi dan keberanian yang besar untuk maju bergerak menolong teman kita yang di-bully, tak perlu takut dinilai sok pahlawan, karena bagaimanapun bentuk penindasan tak bisa dibiarkan. Dengan begitu kita bisa aktif mengurangi perilaku tak terpuji ini di sekolah. Tidak seorangpun pantas menjadi korban bullying. Setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan dan dihargai secara pantas dan wajar. (Adhisti Eka Putri)

Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017

Sunday, December 30, 2018

Tradisi Bancaan : Menjaga Tradisi Budaya tanpa Mengesampingkan NKRI

Foto : Elisa

Indonesia sebagai negara kepulauan. Banyaknya pulau di Indonesia selaras dengan banyaknya budaya. Setiap daerah memiliki budaya masing-masing. Salah satunya budaya bancaan. Budaya bancaan di jawa banyak jenisnya, ada bancaan yang dikhususkan untuk orang dewasa dan bancaan khusus anak-anak. Bancaan untuk anak-anak inilah yang di bedah oleh siswi dari SMA Negeri 1 Kalasan, Embun Ayudha Pawestri.
Embun sapaan hangatnya, Ia mengulas budaya bancaan memiliki nilai yang sesuai dengan butir pancasila. Baginya, mengkaitkan budaya tradisi dengan Pancasila sebagai salah satu sarana untuk menanamkan rasa cinta bangsa melalui tradisi dan budaya.
“Jadi menu makanan bancaan selain nasi tumpengan terdapat beberapa lauk pauk seperti kangkung rebus, kacang panjang rebus, telur rebus, tauge rebus, dan teri goreng yang dipadukan dengan bumbu kelapa parut. Setiap jenis makanan memiliki simbol,” paparnya. Ia pun menjelaskan makna filosofis perbutir, dapat dilihat pada tabel berikut.
Siswa yang tengah di bangku XI menambahkan, tradisi sebelum bancaan sang pemilik rumah mengundang anak-anak disekeliling rumah. Jaman dulu memanggilnya dengan berteriak momong-momong nggone… (nama si anak), dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan mengajak untuk bermain ke rumah si anak yang dibancaan. Dari kata-kata tersebut secara filosofis bermakna tentang kepedulian antar teman, dan melatih hidup bersosial dengan anak-anak lain yang juga datang ke rumah.

Harapan Embun, dengan cara mengenal kebudayaan dan tradisi dapat menginspirasi dan menyentil pelajar seumuran lebih menghargai budaya. Melestarikan budaya dan tetap menomersatukan Nasionalisme. “Kesesuaian inilah diharapkan menjadi identitas suatu tradisi untuk menghindari kejahatan seperti pencurian budaya. Kekayaan budaya dan tradisi di Indonesia memerlukan identitas.” Tutupnya. (Elisa)
Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 2, 2017

Saturday, December 29, 2018

AKSIOMA 2017 : Semarak Pesta Pelajar Menyambut AKLE


AKLE  adalah sebuah ajang kompetisi yang di selenggarakan dari pihak Kementrian Agama (kemenag)  baik Kemenag pusat maupun kemenag daerah. Pada kesempatan kali ini, AKLE diselenggarakan oleh Kemenag pusat yang biasa dikenal kemenag RI. Karena perlombaannya tingkat nasional. Diikuti seluruh siswa dan siswi baik dari MI, MTS dan MA se-Indonesia.  Alhamdulillah, tahun 2017 ini provinsi DIY khususnya kota Jogjakarta menjadi tuan rumah ataupun sebagai tempat ajang bertanding para kontingen di seluruh wilayah Nusantara.
Foto: Hanifa Noor
Para kontingen Berdatangan dari seluruh Indonesia. Salah satunya  Kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari beberapa para  kontingen DIY , daintaranya ada yang berasal dari MAN 2 Yogyakarta. Mengikuti cabang lomba tenis meja tunggal putri, madrasah singer putri, bulu tangkis tunggal putri, tilawah putri dan 2 orang pemain futsal.
AKLE merupakan nama singkatan dari Aksioma KSM LKTI dan  Ekspo madrasah. Acara tersebut diawali dengan acara pembukaan yang diadakan di stadion Mandala Krida pada Senin malam tanggal 7 Agustus 2017 dan dihadiri 10.000 siswa, 1.000 guru dan beberapa kontingen dari beberapa provinsi yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Serangkaian acara pembukaan diawali dengan wiwitan Agung yaitu do'a bersama dilanjutkan makan tumpeng bersama harapannya agar  acarnya berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir acara. Acara kedua para kontingen melakukan festival menggunakan baju daerahnya masing-masing dari UIN Sunan Kalijaga menuju ke Mandala Krida. Pada saat di Mandala Krida acara resmi dibuka oleh kepala Kemenag RI dilanjutkan dengan pertunjukan- pertunjukan dari Madrasah-madrasah yang sudah terpilih untuk tampil. Pertunjukan-pertujukan dari siswa madrasah salah satunya pertunjukan tari kolosal. Para personel tari kolosal berasal dari perwakilan siswa MTS Dan MA se Kota Yogyakarta. Ada beberapa personel tari kolosal yang berasal dari MAN 2 Yogyakarta sekitar 50 orang. Ada juga tausiyah dari Cak Nun dan pertunjukan band Letto. Semua yang hadir mengikuti acara pembukaan AKLE nasional 2017 menyambut dengan suka cita.
Selama serangkaian acara lomba berlangsung, para siswa khususnya siswa MAN 2 Yogyakarta mendukung alias menjadi supporter  para kontingennya ketika berlaga di Medan pertempuran. Dari pihak MAN 2 Yogyakarta para siswa dibagi dengan rata mendukung para kontingen- kontingennya. Kelas 10 mensupport bulu tangkis putri, kelas 11 mensupport tenis meja tunggal putri, sedangkan kelas 12 mensupport para kontingennya di lapangan futsal pada hari yang sama (Jum'at, 10 Agustus 2017). Sedangkan madrasah singer putri disupport kelas 12 MIPA 3 ditambah anak-anak eksterakulikuler KIR ( Karya Ilmiah Remaja) dan tilawah putri disupport dari kelas 11 IIK pada hari Kamis, 9 Agustus 2017). Para kontingen berlaga selama 4 hari mulai dari tanggal 7 Agustus 2017 hingga 10 Agustus 2017).
Foto: Hanifa Noor
Setelah para kontingen berlaga, selanjutnya memasuki zona deg-degan. Ataupun acara penutupan sekalian acara pembacaan para pemenang lomba.  Acara penutupan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia (Indonesia Rayaa) Dan Mars Madrasah. Dilanjutkan dengan penutupan, yang ditutup oleh Kemenag RI. Kemudian pembacaan para juara oleh ketua dewan hakim. Selanjutnya pertunjukan-pertujukan pemenang madrasah singer putri yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Hani Setyoningsih dari MAN 2 Yogyakarta. Dan Alhamdulillah berdasarkan keputusan dewan Hakim Provinsi DIY dinobatkan menjadi Juara Umum AKSIOMA 2017. Diantara para juara tersebut, Alhamdulillah MAN 2 Yogyakarta meraih 2 medali emas dan 2 medali perak. Dengan cabang lomba Juara 1 madrasah singer putri, Juara 1 tenis meja tunggal putri dan  2 orang sebagai Juara 3 futsal. Dan 2 orang kontingen dari MAN 2 Yogyakarta belum diberi kesempatan menang oleh Allah. Mungkin Allah mempunyai rencana terbaik untuk mereka berdua. Karena Menang dan kalah itu hal biasa. Lihatlah proses dari awal ia harus menata, jatuh bangun hingga ia dapat berdiri sendiri dengan kokohnya. Seperti pepatah Barang siapa bersungguh-sungguh , dia àkan berhasil atau sukses. Sukses terus buat kita semua!!! (Hanifa Noor)
Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 2, 2017

Friday, December 28, 2018

Berani Itu Pilihan


Mulai tertarik pada jurusan-jurusan yang ditawarkan oleh SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah hal yang normal pada saat mendekati kelulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Inilah yang sering membuat siswa-siswi SMP kebingungan untuk memilih jurusan. Menurut Nur Listiana (17) Pilih saja jurusan yang kamu minati dan kamu merasa kalau kamu punya bakat di bidang itu.
Nur Listiana kelas 12, dengan penuh keyakinan dan kepastian memilih jurusan Teknik Otomasi Industri SMK N Depok. Dia memiliki alasan tertentu, mengapa dia masuk ke SMK bukannya SMA. “Alasan saya memilih jurusan SMK karena habis lulus bisa langsung kerja dan karena udah ada pengalaman, terus bisa nerusin kuliah juga, atau kerja sambil kuliah, kan bisa ngurangi beban orangtua,” jelas Ana.
Ana percaya diri dengan jurusan yang dipilihnya, walau di kelasnya sosok wanita hanya segelincir. “Ada banyak pengalaman yang mengesankan saat berada di jurusan Teknik Otomasi Industri adalah ketika saya berhasil melakukan praktek mengerjakan panel selama 3 jam. Sedangkan teman-teman saya 3 minggu, menurutku itu adalah suatu hal yang tidak biasa,” lanjut siswi asli orang Yogyakarta ini.
Dengan rasa berani, Ana selalu mencoba banyaknya kesempatan untuk mengikuti kegiatan dan lomba-lomba. Ia pertamakali berhasil memrogram di CX One Programmer dan berhasil. Lalu di realisasikan di PLC Omron. “Saya dapat ikut serta dalam Seleksi LKS Mekatronika, sungguh saya sangat senang,” katanya. Di samping banyaknya kegiatan, Ana pun bisa naik kelas dan mendapatkan nilai yang bagus. Perasaan yang dia rasakan adalah bahagia dan sejahtera. “Aku juga mengikuti Purna Paskib, LBB, mendapat kesempatan menjadi Bendahara Kunjungan Industri, dan selalu mendapatkan kepercayaan menjadi Bendahara kelas,” ujar Ana
Ana mempunyai satu harapan yaitu ia sangat ingin bisa menang LKS lagi pada tahun ini. Agar bisa maju sampai ke Brazil seperti kakak kelas Ana. Bagi Ana cara menumbukan rasa percaya diri di jurusan yang kita minati, dengan cara percaya dengan apa yang akan kamu pilih. Saat sudah memilih jurusan, tekuni jurusan itu. Akhirnya apa yang kita inginkan akan terwujud.
“Bahwasanya akan jadi luar biasa apabila kita bisa memilih hal yang anti main stream,” papar Ana yang hobi renang dan travelling. Ana yang memiliki cita-cita menjadi orang sukses ini, mengatakan bahwa semua itu perlu diawali dengan niat dan ilmu itu bisa dicari dimana saja. (Linda)

Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017

We Versus The World


Judul Buku      : We Versus the world
Nama penulis : Stanley Meulen
Penerbit           : Wahyu media
Jumlah halaman : 302 lembar
            Siapa yang mungkin akan tahu rumus cintanya? Siapa yang tahu dengan siapa dia akan jatuh cinta dan berjodoh? Tapi pastinya, cinta sejati tidak akan memandang fisik, materi bahkan usia. Memang cinta itu buta, tetapi apakah Sera dan Jeremy memang buta?
           
Dunia Jeremy terasa lebih berwarna dan sempurna. Ketika seorang  model ABG cantik berusia 16 tahun hadir di dalam hidupnya, dialah Sera Karina. Kisah cinta dengan perbedaan usia yang terpaut cukup  jauh mereka jalani dengan penuh suka dan duka. Kebahagiaan bahkan ujian mampu memporak-porandakan hubungan asmara diantara Jeremy dan Sera. Perbedaan sifat dan pola fikir diantara keduanya bukan menjadi sebuah persoalan yang serius. Akan tetapi dengan sikap labilnya Sera seringkali mendatangkan sebuah konflik kecil.
Dunia jeremy saat ini hancur. Perusahaan tempat ia bekerja bangkrut. Kepergian mamanya yang menyusul ayah Jeremy. Sera pun memnutuskan Jeremy tanpa sebab. Ia merasa kesepian akan kehidupannya. Jeremy pun menutuskan untuk menyendiri dan menenangkan fikirannya.
Farid, sahabat dekatnya mendatangi Jeremy ketika tertegun di Oseyen Inn. Ia mengatakan bahwa ayah dan ibunya menunggunya untuk datang diacara pesta penyambutan tahun baru.
Ketika malam itu Om Harun, ayah Farid mengenalkannya kepada Om Isman ayah Zabrina. Setelah berbincang-bincang Om Isman menwari Jeremy untuk membanntunya dalam membuat company profile untuk firma hukum miliknya.
            Ketika Jeremy bahagia karena presentasi company profilenya diterima oleh perusahaan orang tua Zabrina, Sera mengirimkan SMS. Ia ingin bercerita tentang masalahnya, dan Jeremy pun menyanggupi untuk bertemu dengannya. Saat itu Jeremy meminta kepada Sera untuk menerimanya sebagi kekasihnya lagi, tetapi Sera meragukan jawabannya. Namun setelah hari itu, Sera pun kembali menghilang untuk kesekian kalinnya tanpa alasan dan sebab yang jelas.
Saat Jeremy sedang terpuruk dengan kesedihan dan maslah yang menimpanya secara bertubi-tubi, ada Zabrina yang setia menemani dan menghiburnya. Suatu ketika Zabrina menyodorkan sebuah tiket pertunjukan konser untuk Jeremy. Ia meminta agar Jeremy segera bangkit dari masalahnya dan kembali menjalani hidup dengan baik. Awalnya Jeremy menolak ajakan Zabrina, namun rayuan manis Zabrina mampu meluluhkan hati Jeremy.
            Malam itu mereka menyaksikan pertunjukkan konser itu adalah mantan kekasihnya, Sera Karina. ia meras tak percaya dan kaget ketika menyaksikan pertunjukan permainan biola dari gadis berparas wajah yang cantik itu.  Jelas saja kalau perasaan Jeremy menjadi tak karuan. Zabrina pun meras curiga karena, tingkah laku Jeremy yang mendadak menjadi aneh. Ia pun bertanya kepada pemuda itu, dan ketika Jeremy menjawab pertanyaannya ia merasa tak percaya bahwa ia masih mencintai Sera Karina. Namun ketika pertunjukka telah usai, ia merasa kaget karena melihat seorang pria berada di sammping Sera. Harapannya menjadi pupus untuk kembali menjadi kekasih Sera.
            Sementara itu, jeremy pergi ke Bandung ke rumah Kak Reni dan Bang Rio. Ia ingin berceriita dan meminta pendapat dari sahabat karibnya itu. Namun, belum sempat menenangkan diri Baron menelfonnya. Ia memberitahu bahwa Sera Karina tidak pulang kerumah sejak 2 hari yang lalu. Jeremy pun segera kembali ke Jakarta, yang terllintas dalam fikirannya saat ini hanyalah gadis kecil itu. Ia menduga bahwa kejadian itu ada sangkut pautnya dengan teror yang menimpa Sera beberapa waktu yang lalu.
Ketika sudah mendapat petunjuk dimana keberadaan Sera saat disandera, ia pun dengan bantuin Bang Rio dan Farid langsung membantu membebaskan Sera.
Saat itu Sera disandera oleh sepupu Aldy, karena ia merasa dendam kepadanya. Sebab, Aldy dipennjara gara-gara dijebloskan oleh mereka karena sudah menganggu hidup Sera. Sera pun dapat terselamatkan. Namun, ia harus menjalin beberapa perawatan medis dan opname di rumah sakit. Selepas kejadian itu, Jeremy mendadak menghilang dan tak ingin menemui Sera. Namun suatu ketika ia menjenguk Sera di rumah sakit. Dan sejak itiulah mereka kembali menjalin hubungan dan akhirnya meeka menikah. (Dhea)


Dipublikasi Tabloid BIAS, Edisi 2, 2017

Thursday, December 27, 2018

Ratoh Jaroe Yang Seirama


Kehidupan pelajar khususnya siswa SMA saat ini bukan melulu soal belajar. Salah satu aktivitas di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah ekstrakurikuler. Dalam perkembangannya ekstrakurikuler atau biasa disingkat ekskul merupakan salah satu kegiatan di luar jam sekolah yang menjadi pilihan siswa untuk mengembangkan bakat mereka. Salah satu ekskul di SMAN 5 Yogyakarta adalah Ratoh Jaroe Darussalam.
Ekskul ini masih tergolong baru di SMAN 5 Yogyakarta. Dibentuk pada tahun 2014, awalnya ekskul ini berada dibawah naungan Rohani Islam (Rohis). Namun pada tahun 2016, akhirnya Ratoh Jaroe dijadikan ekskul, bergabung dengan ekskul Tari (Puspalaksita) dan dibawahi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Pada awalnya, mereka hanya berdiri sendiri tanpa ada pelatih. Mempersiapkan semua gerakan, kostum, dan mengkoordinasi semua kegiatan. Setelah ada undangan sebuah event besar di luar sekolah, mereka berpikir bahwa Ratoh Jaroe tidak dapat tampil dengan keadaan seperti itu. Akhirnya mereka mencari pelatih untuk menunjang penampilan di panggung. Tidak hanya diundang tampil di event-event sekolah maupun di luar sekolah, Ratoh Jaroe juga berhasil menjadi Juara di beberapa lomba di umur ekstrakurikuler mereka yang masih muda.
Menurut salah satu anggota Ratoh Jaroe, Hasna Qonita (XI IPS), ada beberapa kendala salah satunya masalah dana. Setiap kali tampil untuk satu event, mereka membutuhkan kurang lebih Rp 500.000 untuk menyewa seragam dan gaji pelatih. Padahal terkadang bayaran yang mereka dapat tidak sebesar itu. Namun ia mengaku, mengikuti ekskul ini membuatnya menjadi lebih semangat, energik, menambah teman, dan juga ada perasaan bangga ketika penonton bertepuk tangan memberikan apresiasi terhadap tarian yang mereka tampilkan. (Sekar Dewi)


Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017

Wednesday, December 26, 2018

Art Jog : Bercermin, Luruskan Kesalahan Logika


Yogyakarta memiliki puluhan ivent. Hampir setiap minggu di Yogyakarta menawarkan kreativitas. Salah satunya Art Jog. Art Jog tahun 2017 kembali di gelar yang ke-10 kali dengan nuansa dan tema berbeda. Tahun ini masih di selenggarakan di Jogja National Museum (JNM), tepatnya diselenggarakan 19 Mei hingga 19 Juni. Amelberga Astri sebagai media relation menyampaikan bahwa Art Jog 2017 mengambil tema changing perpective.
floating eyes yang diletakan di atas kolam (Foto: Elisa)
Changing perpective dilatarbelakangi karena banyak terjadi kebingungan yang memicu terjadinya kekacauan pola pikir. Tim Kurator Art Jog juga menegaskan terjadinya kekacauan berfikir akibat menyandarkan logika yang bersumber pada radionalistas otak yang belum bekerja maksimal. Artinya, masih ada bagian dan pecahan informasi yang belum lengkap. Informasi yang hilang inilah yang akhirnya akan mempengaruhi fungsi logika dalam memastikan kebenaran dan menyebabkan kegagalan logika, atau kesalahan berfikir. Logika yang didasarkan pada satu perspektif saja, akan mempengaruhi nilai yang logis dan tidak logis. Ketika nilai logis dan tidak logis ditukar dan dipertentangkan, akhirnya inilah yang menjadikan kerancuan.
Latar belakang ini pulalah yang kemudian memunculkan ide membuat kolam dan dipasang floating eyes (balon mata-mata gigantik) di halaman muka pameran. Konsep halaman muka digagas seniman muda, Wedhar Riyadi. Adapun symbol yang ingin di sampaikan. Bola mata sebelum pintu masuk menyimbolkan mata publik yang mengawasi kehadiran kita saat ini. di dekatnya, terdapat kolam kecil disertai suara gemercik air. Di kolam yang di desain minimalis ini memantulkan floating eyes¸ sebagai simbol cerminaan diri sendiri.
Salah satu karya seni dari para seniman (Foto: Elisa)
Amelberga Astri kembali menegaskan Art Jog 2017 mencoba hadir dengan konsep baru mengikuti perkembangan dunia seni. Tidak hanya perkembangan seni di Indonesia, tetapi juga perkembangan seni di dunia. Seniman yang terlibat pun tidak hanya dari seniman Indonesia, melainkan dari negara lain, seperti Landong, Beijing, Pilipina, Denmark, Singapore dan Germany.
“Penyelenggaraan Art Jog tidak bersifat eksklusif. Namun juga memberi pengaruh dan menghidupkan roda perekonomian masyarakat,” tegasnya. Ia pun berharap, lewat ivent tahunan ini dapat dinikmati beragam kalangan dan memberikan kegembiraan bagi semua. (Elisa)
Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017

Tuesday, December 25, 2018

Manusia-manusia Sok Tahu


“Ada seorang gadis, termenung di jendela. Memikirkan nasibnya yang telah ternoda. Terpinggir, terhina karena dosa-dosa. Ibunya telah tiada, begitu juga ayahnya mengarungi dunia tanpa pedoman di jiwa. Keliru hatinya, antara surga dan neraka. Pada siapa harus di pinta, secepis rasa seulit mesra, di akhir nokta usia dirinya, yang akan berhenti jua. Urian air mata, menangisi dosanya, rebah dia mengharap keampunan Tuhannya, serta ketenangan mengharungi dunia yang fana. Umurnya masih muda remaja, tetapi terlena karena nafsu mengaburinya. Namun tuhan masih ciptakan dirinya, walaupun dosanya, selautan dunia. Mengapa perlu merasa berjauahan dari yang Esa, sedangkan Allah senantiasa merahmati hambanya, yang sering terlupa, leka dan alpa terhadapNYA”. (Nowseeheart)
Dokpri
Sebuah lirik yang bagiku sangat dalam pesannya. Kita, ah bukan kita, Saya. Seringkali saya mudah sekali menyalahkan dan mengomentari perilaku dan sikap seseorang, bahwa cara mereka salah. Dengan mudah, pikiran kita melabeli mereka sebagai orang yang berdosa atau apa. Sedangkan aku tidak melihat dan berkaca pada diriku sendiri, bisa jadi aku melakukan dosa yang lebih besar dari mereka. Pertanyaannya adalah, kenapa kita lebih mudah menilai orang lain daripada menilai diri sendiri? Mungkin kamu juga begitu.
Boro-boro merenungkan kesalahan diri sendiri, merasa diri TERBAIK tanpa celah. Ah entahlah, ini hanya pertentanganku saja, hanya nyinyirku saja. Mudah sekali menyalahkan cara oranglain, padahal kita tahu, kita ini hanya lelokon. Bahwa kita ini hidup sinetron yang sudah ditulis skenarionya oleh Gusti. Kita hanya menjalankan peran sebaik mungkin, dengan hati yang ikhlas dan optimis.
Toh, kita tidak tahu takdir kita akan dibawa kemana pada sang pemilik hidup. Setiap orang memiliki cerita dan kisahnya, komplit diberi ujian sesuai SOP yang sudah pernah disepakati ketika manusia di dalam kandungan, dan kita menyetujui SOP tersebut. Sama halnya dengan orang-orang yang (kita anggap) salah dan berdosa, memang begitulah jalannya. Kita tidak tahu, bisa jadi dengan dosa dan kesalahan yang pernah dia lakukan, justru membawa mereka ke jalan sang Robbi. Kita tidak akan pernah tahu itu. Kita masih saja sibuk menilai oranglain.
Pernah saya membaca sebuah buku Centini, terbitan Galangpress, yang judulnya saya lupa. Intinya, si tokoh menecari makna kebahagiaan. Ia mengartikan kebahagiaan itu dengan memuaskan diri. Demi mencari esensi kebahagiaan itulah, mereka melakukan homo dan sek bebas. Sampai bertahun-tahun, ia berjalan mencari definisi. Si tokoh (saya lupa namannya) di usir orangtua, yang tidak lain adalah seorang kyai tersohor.
Selama proses pencarian kebahagiaan selama bertahun-tahun. Akhirnya Ia pun bertemu dengan Kidir. Ia di ajak menyelami lautan hingga bagian paling dalam, dan semakin dalam semakin kegelapan. Inti cerita yang panjang tersebut, kebahagiaan itu ada di hati kita. Itulah kemurahan Gusti mengajak hambanya kembali ke jalanNYA. Kita tidak akan tahu maksud Gusti.
Contoh sederhana saya orang yang mudah melabeli orang ini dan orang itu salah. Ah, daripada menuding, lebih baik saya menuding diri sendiri. Sederhana, mungkin sampai saat ini saya sangat marah dan menyalahkan Gusti dengan garis takdir dan masalah yang muncul. Saya menghardik sampai dower, sampai air mata habis. Tapi Gusti diam tidak merespons, tetap melanjutkan rencanaNYA. Pada sampai titik, aku baru mengerti dan memahami maksud Tuhan. Meski proses pemahamanku berjalan lambat, tapi kita akan belajar bahwa aku hidup bukan soal bahagia atau tidak bahagia. Bukan juga soal menyalahkan hidup kita atau menyalahkan garis takdir hidup orang lain.
Dan begitulah aku dan manusia yang ada di muka bumi ini. Manusia itu hanya mahluk yang sok tahu. Hanya Gusti yang maha tahu. Manusia tempatnya salah dan khilaf, sedangkan Gusti itu maha benar. Manusia itu sesuatu yang kompleks, di dalam tubuh manusia ada sel-sel yang hidup. Mereka bekerja secara estafet menghasil banyak reaksi, mulai membentuk cara berfikir, cara kita melihat masalah. begitu kopleks ketika kita mempelajari sistem syaraf dan mempelajari perkembangan kognitif. Atau mempelajari sistem imun di dalam tubuh kita. Jika kita mempelajari dengan kejernihan hati, apa yang kita pikirkan terhadap oranglain itu sesuatu yang sia-sia kita lakukan. Apa yang kita tahu belum seberapa, tapi kita sudah berani menyalahkan dan menjastifikasi perilaku orang itu salah atau benar, atau berani mengatakan orang A dan B masuk neraka atau surga. (Elisa)

Monday, December 24, 2018

Krisis Jati Diri Anak Bangsa


   Sopan santun merupakan sebuah unsur penting dalam kehidupan yang patut untuk diperhatikan. Karena manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya harus menjunjung tinggi etika sopan dan santun. Kata sopan santun itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu sikap atau tingkah laku yang ramah, menghormati, dan menghargai dengan apapun yang mereka lihat dan rasakan.
@Dokpri
   Apakah perilaku sopan dan santun merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia? Ketika mendengar kata sopan santun, tentulah menjadi sebuah topik diskusi yang amat menarik.
  Ketika seorang telah menerapkan perilaku sopan santun dan sesuai dengan moral, maka orang tersebut akan lebih dihargai, dihormati dan dipandang akan kehadirannya. Ketika seorang bersosialisasi di masyarakat luas tentu memiliki norma-norma tersendiri sesuai dengan kebudayaan setiap daerah. Perilaku bermoral dan beretika tersebut ketika diterapkan dalam dunia bersosial maka akan mendapat banyak manfaat.
Di era modern seperti ini, banyak sekali perubahan-perubahan yang berpengaruh terhadap akhlak sopan santun pada remaja. Problematika hilangnya akhlak sopan santun remaja Indonesia merupakan hal yang patut untuk diperhatikan dan harus segera ditindak lanjuti. Rendahnya moralitas anak bangsa dapat disebabkan oleh berbagai faktor  misalnya saja, beberapa budaya luar  yang masuk di negeri ini dimana juga akan berpengaruh terhadap pergaulan remaja. Akan tetapi budaya-budaya luar belum tentu negatif, ketika seorang dapat menempatkan diri serta memilah setiap perubahan yang terjadi pasti akan merasakan dampak positifnya. Ketidakterpeliharanya sikap sopan dan santun tersebut dapat berdampak negatif pada kebudayaan Indonesia, yang dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan kehidupan yang beradab.
Secara tidak langsung ketika moralitas dan tatakrama anak bangsa tidak terjaga, maka tanpa disadari hal tersebut akan menyebabkan jati diri bangsa ini mulai luntur. Hal inilah masalah sepele tetapi menjadi persoalan yang meresahkan bangsa.Tingkah laku yang mencerminkan sopan santun seharusnya ditanamkan sedari kecil dan diajarkan oleh orang tua, karena orang tualah yang menjadi media awal bagi seorang anak untuk belajar akan kehidupan ini. Akan tetapi pada kenyataannya saat ini banyak sekali orang tua yang bersikap acuh tak acuh untuk mengajarkan hal tersebut kepada anak, sehingga mereka akan tumbuh dengan kurang terdidik. Selain hal itu, peran aktif dari masyarakat dan pihak sekolah amat dibuthkan untuk mengawasi dan membina seorang anak untuk menerapkan perilaku sopan santun mereka.
Sopan santun atau moralitas sangat erat berkaitan dengan penekanan pendidikan budi pekerti. Terlebih lagi saat ini pemerintahtelah memberlakukan kurikulum 2013 dimana didalamnya memuat tentang pendidikan berkarakter serta penanaman budi pekerti bagi peserta didik. Dengan hal tersebut seharusnya dapat membantu dalam mengatasi problematika seputar rendahnya sopan santun anak bangsa. Serta menjadi sebuah solusi untuk mengatasi persoalan bangsa ini yang lambat laun akan lebih parah. Tetapi pada faktanya masih banyak sekolah yang kurang berpartisipasi dalam persoalan penanaman budi pekerti dan moral di lingkup sekolah. Ironi memang, ketika moralitas takk lagi dipedulikan. Padahal ketika ditelaah lebih jauh kemajuan sebuah negara dipengaruhi oleh masyarakat yang bermoral sehingga akan menjadikan sumber daya manusia yang unggul. Untuk itu sebagai generasi penerus bangsa, sebaiknya mulai sadar akan pentingnya moralitas bagi bangsa ini
“Krisis jati diri bagi anak bangsa” hal tersebut mungkin akan membuat segelintir orang kurang setuju atau bahkan merasa sakit hati. Akan tetapi ketika ditilik lebih jauh hal itulah yang merupakan keadaan bangsa Indonesia saat ini. Memang sebagian orang masih berpegang teguh terhadap jati diri mereka, akan tetapi sebagian besar bersikap tidak sesuai dengan julukan bangsa Indonesia, sebagai negara berbudaya dan bermoral. Hal tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya menghindari pergaulan bebas, memperluas wawasan dan pengetahuan, melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, memperbaiki moral dan akhlak agama, menanamkan perilaku budi pekerti. (Dhea Anisa)

Dipublikasi di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017

Friday, October 12, 2018

Aku Goblok! Bagaimana Masa Depanku?

Kembali mengingat masa kecilku, sekitar 25 tahun yang lalu. Aku hanya seorang anak kampung yang berpakaian lusuh. Meskipun pamaianku lusuh, kehidupanku dan kenangan ku tidak lusuh. Masa kecilku penuh dengan pelangi yang muncul usai langit gelap, petir menyambar dan akhirnya awan memuntahkan tangis sejadi-jadinya. Setelah itu, matahari kembali menghangatkan tanah yang baru saja terkena basah. Kemudian rintik menjelma menjadi bianglala.

Sejak kecil, hidup dalam kesulitan. Bukan berarti hidupku sulit selamanya. Nyatanya sampai saat ini banyak kenangan dan pelajaran yang membahagiakan saat kembali ke belakang. Mulai dari kecil sampai menginjak bangku SMP, aku hanyalah pengembira di sekolah. Sekolah itu hanya sebuah kewajiban, setelah kewajiban selesai pulang. Konon sekolah itu memandaikan, tapi aku sepertibya sama saja. Sampai nalarku diberi hidayah ke jalan yang lurus.

Sejak kecil, aku bukanlah orang yang pandai. Sejak kecil, dilabeli sebagai anak yang goblok, dan anak pemalasan. Tapi, jika dipikir sekarang ini, jadi orang goblok itu justru asyik. Asyik bisa melakukan apapun yang kita sukai dan tidak berpacu pada aturan formal yang hasilnya melahirkan orang-orang yang sok pinter. menjadi orang goblok itu sudah pasti akan terintimidasi oleh aturan dan perlakuan masyarakat yang mudah terborgol dengan stigma. Mereka bangga dengan stigma dan menjadi bagian stigma yang mudah menertawakan orang lain.

Orang-orang goblok seperti aku banyak. Sebagian mereka yang menyadari kegoblokannya akan belajar dari sangsi sosial yang pernah ditujukan, akibat dari tudingan mereka-mereka yang merasa benar dengan stigma mereka. Belajar dan terus belajar, karena menyadari keblokannya. Sebagian lagi, orang goblok ada yang seperti aku, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mengerjakan yangku anggap positif, meminimalisir nge-gang dan mendengarkan kata orang-orang besar.

Cara begitu saja masih dianggap aneh. Begitu juga akan muncul penilaian baru. Terus begitu, akan selalu ada stigma dan judge yang tidak habis. Endingnya, aku maklumi, karena bentuk dari keragaman karakter. Sebutan-sebutan dan masalah akan terus bergulir sampai akhir. Sama halnya dengan caraku hidup yang terkesan mengasingkan diri dan tidak pernah berbaur.

Sebagai orang yang mendapat label goblok sejak SD, akupun saat kecil juga menanyakan pada diriku sendiri. Bertanya dengan penuh kekhawatiran dan kehilangan kepercayaan diri, "Aku goblok, lantas aku besok akan jadi apa? apakah aku akan terus hidup miskin?". sebuah pertanyaan yang sangat aku ingat, saat itu aku kelas tiga, saat semua teman2 menertawaiku & menghina.

Waktu terus berjalan. Tidak ada perubahan yang signifikan dari diriku. Secara akademik, aku tertinggal jauh dan aku menyadari itu. Aku berlari dan mencoba mengejar ketertinggalan, tetap tertinggal jauh. Lantas akupun menenangkan diri, goblok itu tidak apa-apa.

Berawal dan tempaan itulah, perlahan aku percaya diri. Goblok dan lemot aku tetap tegakkan kepala, karena aku sudah berjuang mati-matian menjadi pintar. upaya terus mencoba belajar inilah yang secara tidak langsung membentuk memiliki motivasi berprestasi, yah sadar meski tidak juga berprestasi.

Karena goblok itu pula, setiap orang lain ngrumpi, aku mencoba berfikir sesuatu yang bisa aku lakukan. Saat mereka jalan-jalan, aku mencoba mencari pekerjaan meski waktu itu masih di bangku sekolah. Saat mereka menonton TV berjam-jam, aku berfikir dan ingin menjadi scriptwriter pembuat film, dan akhirnya terwujud bisa mmbuat scriptwriter.

Sejak 25 lalu aku tidak memiliki masa depan karena kuatnya "stigma" itu, dan akhirnya aku memutuskan melakukan yang baik-baik, satu persatu jalan terbuka. Kakiku mulai melangkah demi langkah dengan mudah. Setiap pintu yang aku langkahi tidak pernah melihat kegoblokanku. Semua berjalan dan mengalir begitu saja, karena Tuhan akan berikan rejeki yang baik jika cara, niat dan pikiran kita baik.

Tuhan memang menxiptakan orang goblok dan orang pinter. Dan Tuhan tidak pernah menjanjikan dan menjamin kepintaran sebagai penjamin mudahnya rejeki. Sebaliknya, orang goblok tidak selalu goblok dan tidak berejeki baik. Tuhan hanya menciptakan orang goblok dan pintar itu seperti psidol berwarna-warni. Keberagaman warna inilah yang akan memberikan pesan. sedangkan penangkapan pesan tergantung kejernihan hati & pikirannya.

Goblok dan pintar itu hanya label manusia. Tuhan,Sang Dzat sempurna tidak pernah menuliskan label untuk menyakiti dan menjatuhkan seseorang.

Catatan: Elisa, 12 Oktober 2018

Saturday, September 15, 2018

Membangun Kesuksesan Dengan Kemandirian


Mandiri itu banyak pelajaran, karena di sanalah aku belajar banyak hal di luar pelajaran sekolah. Di sana pulalah aku menciptakan teoriku sendiri. Mandiri itu memang tidak enak, tapi enak banget di masa depanku yang penuh kejutan. Mandiri itu memang tidak keren, tapi 10 tahun yang akan datang atau bisa saja kurang dari 10 tahun aku akan menjadi orang keren. Mandiri itu memang  ‘rekoso’, tapi 10 tahun aku hidup mandiri, rasa ‘rekoso’ itu akan hilang dan menjadi pribadi yang enjoy.
Foto: Ariq R.
Berbicara kemandirian itu memang memiliki daya tarik yang  “BOOOOM” jika kita bisa mengkhayati. Kenapa? Karena di sana sumber pelajaran akan kita dapatkan. Contoh sederhana, ketika pertamakali saya mengawali karir bermimpi gila ingin jadi penulis, padahal siapalah aku dulu, yang kenal aku di masa lalu pasti tahu betul aku ini orang seperti apa. Susah senang aku jalani dengan happy, smile kesetiap sudut, sampai-sampai si dedemit terpana melihat gigiku.
Karena pernah merasakan bagaimana naik angkot, dan bagaimana kehabisan bis di ketandan malam-malam, maka ketika aku sudah bisa naik kuda besi bisa merasakan mereka yang malam-malam kehabisan bis. Di sana, aku merelakan waktu lebih lama dan lebih susah, tapi ilmunya lebih dari waktu yang aku dedikasikan dulu.
Contoh sederhana yang lain, ketika saya ingin mengkramik rumah. FYI, bapak saya buruh bangunan yang pastinya soal bangun membangun dan mencari bahan sudah tidak diragukan lagi. Namun aku tetap membeli keramik ke toko sendiri. Muter dari supermarket bangunan sampai penjual kramik khusus bangunan. Memang lebih banyak waktu dan energi yang aku bukun, tapi ilmunya yang membayar waktu dan energiku.
Setidaknya, setelah aku berkeliling variasi berbagai kramik di supermarket bangunan A, B, C dan penjual keramik bangunan di A, B, C jadi tahu kisaran harga. Lebih imajinatif memiliki motif gaya (tapi karena kendala uang, belinya tetap yang murah. Hahaha). Ilmu paling berharga ketika kita membeli Granit nih misal, kita sebagai pembeli harus hati-hati. Jadi, setiap pembelian granit kita wajib dan harus menyebutkan seri granit yang kita pilih.
Gimana jika tidak menyebutkan seri Granit? Jika kita tidak menyebutkan seri granit, maka pihak penjual akan memberikan jenis granit yang “satu seri” dan bermacam-macam seri. Dampaknya nanti di pemasangan granit. Operator bangunan akan kesulitan menyatukan granit lebih presisi. Hanya hal sepele begini, aku pun jadi sedikit tahu ilmu perkeramikan dan pergranitan. Sekian, lain kali kita akan ulas tema yang lain, semoga selalu mood nulis ya. (Elisa)

Tuesday, March 13, 2018

Enji Megapaswati Theoranda Go Internasinal Harumkan Pertiwi



            Kali ini, kitapun yakenalan barudari SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta, cewek, cantik, pinter, baik pula, nama Enji Megapaswati Theoranda. Cewek yang saat ini duduk dikelas XII IPA 1, punya segudang prestasi. Bahkan tahun ini, diamengikuti pertukaran pelajar ke Thailand, eits nggak cumin itu, Enji juga berhasil mewakili Indonesia untuk pergi ke Singapura dalam  rangka Lomba Menyanyi tingkat Internasional. Tapi sejuta tapi, cewek putih ini punya kembaran lhooo. Kembarannya juga nggak kalah pinter kayak Enji. Uniknya setiap diadakan lomba kedua selalu ikut, “Iya pasti ikut berdua, malahcabang lomba kadang sama, tapi kadang juga beda sih, cumin lebih sering samanya sih.” Tuturnya mengenai lomba yang diikutinya oleh kembarannya ini. Tapi meski terkadang mereka satu cabang lomba, mereka nggak pernah saling menjatuhkan, justru mereka saling support.



“Wah, nggak ada kata menjtauhkan dikamusku, dek. Malah kalau kita ikut lomba di cabang yang sama kita malah jadi saling support, dan mungkin buat beberapa orang kalau saudaranya juga ikut lomba itu malah jadi saingan terbesar, tapi kalau aku nggak sama sekali, malah seneng aku kalau kembaranku ikut, jadi ada temennyakan, dek kalau kayak gitu.” jelasnya.
            Setiap lomba sudah pasti, juri memilih yang terbaikdari yang terbaik, dan terkadang yang kalah merasa tidak adil, apalagi kalau yang menang saudaranya sendiri, tapi itu pengecualian buat Enji. “Aku nggak ngerasa iri sama sekali sih kalau sampe Richel yang menang, malah aku seneng banget kok,  kalau saudaraku menang. Karena kita udah satu paket, jadi udah nggak bisa dipisahin, kalau Richel seneng, aku ya ikut seneng, juga sebaliknya kalau aku seneng, Richel juga ikut seneng. Jadi nggak ada kata iri sama sekali, karena jangan ada iri diantara kita, gitu dek, hehehehe,”jelasnya sambal ketawa ringan. Enji juga punya tips-tips belajar, apalagi kalau lagi belajar sama kembarannya.
“Cara belajar kita kebetulan sama dek, kita paling suka ngehafal, makan ya sistem belajar kita menghafal. Bahkan kadang kita satu kamar buat belajar, ya biar ada yang nemenin gitu dek. Sama kita ngelakuin yang susah banget anak-anak lain lakuin, ya kadang kita juga susah sih,,hehehehe,,,, ngejauhi ngangguan belajar, kayak HP, televisi, dan lain-lain yang mengganggu aktivitas belajar kita.” Tuturnya dalam menyampaikan tips-tips belajarnya. Bahkan, Enji dan kembarannya ini juga ikut organisasi IPM, atau OSIS kalau disekolah dengan standar negeri. Mereka juga kadang pulang malem, tapi yang namanya belajar, tetep nomer satu. “Kalau dibilang sibuk sih, sibuk banget, dek.Nggak jarang juga kita pulang malem. Tapi kalau belajarya pasti tetep jalan. Sekalipun itu harus nimbus sampe jam 12 apa jam 1 malem, buat kita itung gak masalah.” tambahnya. Sibuk dengan kegiatan bukan menjadi penghalang Enji buat mengembangkan hobinya. “Pasti ada dong waktu buat hobi. Bahkan salah satu hobiku mengantarkan aku kelomba-lomba tingkat nasional, maupun kegiatan-kegiatan nasional tahun ini, kayak waktu ada acara‘BBM :Belajar Bersama Maestro’ nggakn yang kabangetaku, karena hobiku ini, aku berkesempatan mewakili Provinsi D.I.Y dalama cara tersebut, dan ternyata acara itu dibimbing langsung oleh Eyang Titik Puspa. Jadi kembangkanlah hobi mu, karena lewat hobi kita bisa berkarya dan pasti membanggakan nama orang tua dan sekolah tentunya.” Kata cewek yang memilki cita-cita menjadi dokter ini.
            “Harapannya buat remaja di luarsanaya,Gini aku juga remaja, aku juga punya hobi, punya kebiasaan. Tapi dari sekian juta hobi yang ada untuk kita, pilihlah hobi yang bermanfaat untuk kedepannya, mungkin kita belum bisa ngerasain dampak dari hobi kita yang sekarang, tapi coba kalau kita udah dewasa, hobi itu bakal kerasa banget manfaatnya, dan aku yakin dai hobi yang positif itu dampaknya juga pasti positif. Tapi juga jangan lupa belajar, capek belajar? Udah pasti, rasanya males gitu kalau udah capek, udah ngantuk, tapi inget waktu itu nggak capek buat ngejar kita, buat bikin kita menyesal, jadi gunkan waktu kalian sebaik mungkin, gunakan waktu kalian untuk hal-hal yang bermanfaat dan membanggakan. Cari temen juga hal yang penting dalam kehidupan remaja, kenapa aku bilang gitu? Soalnya aku sendiri ngerasain, temen yang mendukungku setiap langkahku, efeknya gimana sama aku, atau temen yang selalu mencegahaku untuk bertindak giman efeknya sama aku, makanya cari temen itu penting banget dalam kehidupan remaja. Turuti kata guru, kata orangtua, karena mereka akan selalu mengarahakan ke jalan yang baik, tanpa kita sadari. Oya sama satu lagi, maaf ya kebanyakan hehehe,,,,sebelum berpasrah diri samaTuhan, usaha dulu, karenaTuhan nggak akan memberikan hasil yang baik, kalau umatnya sendiri belum berusaha. Usahanya dulu semaksimal mugkin, kalau udah usaha berdoa sama Tuhan, berpasrah diri aja samaTuhan, yakin kalau Tuhan akan kasih kita hasil yang terbaik, Tuhan itu nggak tidur, Tuhan tau mana yang cuman main-main dan mana yang serius buat ngejar mimpinya, kalau udah berpasrah diri, syukuri apa yang kamu dapat, baik sempurna atau jauh dari kata sempurna hasilnya. Mungkin itu pesan buat remaja diluar sana, maaf ya kalau kebanyakan hehehe,” ujarnya sambil tertawa.
            Banyak banget ya yang kita dapet dari Enji ini, mulai gimana cara dia dan kembarannya belajar, sampai pesan-pesan yang dia berikan untuk remaja Yogyakarta. (Mahyastuti)


Dipublikasikan di Tabloid BIAS Edisi 4 | 2017