Tuesday, March 13, 2018

Enji Megapaswati Theoranda Go Internasinal Harumkan Pertiwi



            Kali ini, kitapun yakenalan barudari SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta, cewek, cantik, pinter, baik pula, nama Enji Megapaswati Theoranda. Cewek yang saat ini duduk dikelas XII IPA 1, punya segudang prestasi. Bahkan tahun ini, diamengikuti pertukaran pelajar ke Thailand, eits nggak cumin itu, Enji juga berhasil mewakili Indonesia untuk pergi ke Singapura dalam  rangka Lomba Menyanyi tingkat Internasional. Tapi sejuta tapi, cewek putih ini punya kembaran lhooo. Kembarannya juga nggak kalah pinter kayak Enji. Uniknya setiap diadakan lomba kedua selalu ikut, “Iya pasti ikut berdua, malahcabang lomba kadang sama, tapi kadang juga beda sih, cumin lebih sering samanya sih.” Tuturnya mengenai lomba yang diikutinya oleh kembarannya ini. Tapi meski terkadang mereka satu cabang lomba, mereka nggak pernah saling menjatuhkan, justru mereka saling support.



“Wah, nggak ada kata menjtauhkan dikamusku, dek. Malah kalau kita ikut lomba di cabang yang sama kita malah jadi saling support, dan mungkin buat beberapa orang kalau saudaranya juga ikut lomba itu malah jadi saingan terbesar, tapi kalau aku nggak sama sekali, malah seneng aku kalau kembaranku ikut, jadi ada temennyakan, dek kalau kayak gitu.” jelasnya.
            Setiap lomba sudah pasti, juri memilih yang terbaikdari yang terbaik, dan terkadang yang kalah merasa tidak adil, apalagi kalau yang menang saudaranya sendiri, tapi itu pengecualian buat Enji. “Aku nggak ngerasa iri sama sekali sih kalau sampe Richel yang menang, malah aku seneng banget kok,  kalau saudaraku menang. Karena kita udah satu paket, jadi udah nggak bisa dipisahin, kalau Richel seneng, aku ya ikut seneng, juga sebaliknya kalau aku seneng, Richel juga ikut seneng. Jadi nggak ada kata iri sama sekali, karena jangan ada iri diantara kita, gitu dek, hehehehe,”jelasnya sambal ketawa ringan. Enji juga punya tips-tips belajar, apalagi kalau lagi belajar sama kembarannya.
“Cara belajar kita kebetulan sama dek, kita paling suka ngehafal, makan ya sistem belajar kita menghafal. Bahkan kadang kita satu kamar buat belajar, ya biar ada yang nemenin gitu dek. Sama kita ngelakuin yang susah banget anak-anak lain lakuin, ya kadang kita juga susah sih,,hehehehe,,,, ngejauhi ngangguan belajar, kayak HP, televisi, dan lain-lain yang mengganggu aktivitas belajar kita.” Tuturnya dalam menyampaikan tips-tips belajarnya. Bahkan, Enji dan kembarannya ini juga ikut organisasi IPM, atau OSIS kalau disekolah dengan standar negeri. Mereka juga kadang pulang malem, tapi yang namanya belajar, tetep nomer satu. “Kalau dibilang sibuk sih, sibuk banget, dek.Nggak jarang juga kita pulang malem. Tapi kalau belajarya pasti tetep jalan. Sekalipun itu harus nimbus sampe jam 12 apa jam 1 malem, buat kita itung gak masalah.” tambahnya. Sibuk dengan kegiatan bukan menjadi penghalang Enji buat mengembangkan hobinya. “Pasti ada dong waktu buat hobi. Bahkan salah satu hobiku mengantarkan aku kelomba-lomba tingkat nasional, maupun kegiatan-kegiatan nasional tahun ini, kayak waktu ada acara‘BBM :Belajar Bersama Maestro’ nggakn yang kabangetaku, karena hobiku ini, aku berkesempatan mewakili Provinsi D.I.Y dalama cara tersebut, dan ternyata acara itu dibimbing langsung oleh Eyang Titik Puspa. Jadi kembangkanlah hobi mu, karena lewat hobi kita bisa berkarya dan pasti membanggakan nama orang tua dan sekolah tentunya.” Kata cewek yang memilki cita-cita menjadi dokter ini.
            “Harapannya buat remaja di luarsanaya,Gini aku juga remaja, aku juga punya hobi, punya kebiasaan. Tapi dari sekian juta hobi yang ada untuk kita, pilihlah hobi yang bermanfaat untuk kedepannya, mungkin kita belum bisa ngerasain dampak dari hobi kita yang sekarang, tapi coba kalau kita udah dewasa, hobi itu bakal kerasa banget manfaatnya, dan aku yakin dai hobi yang positif itu dampaknya juga pasti positif. Tapi juga jangan lupa belajar, capek belajar? Udah pasti, rasanya males gitu kalau udah capek, udah ngantuk, tapi inget waktu itu nggak capek buat ngejar kita, buat bikin kita menyesal, jadi gunkan waktu kalian sebaik mungkin, gunakan waktu kalian untuk hal-hal yang bermanfaat dan membanggakan. Cari temen juga hal yang penting dalam kehidupan remaja, kenapa aku bilang gitu? Soalnya aku sendiri ngerasain, temen yang mendukungku setiap langkahku, efeknya gimana sama aku, atau temen yang selalu mencegahaku untuk bertindak giman efeknya sama aku, makanya cari temen itu penting banget dalam kehidupan remaja. Turuti kata guru, kata orangtua, karena mereka akan selalu mengarahakan ke jalan yang baik, tanpa kita sadari. Oya sama satu lagi, maaf ya kebanyakan hehehe,,,,sebelum berpasrah diri samaTuhan, usaha dulu, karenaTuhan nggak akan memberikan hasil yang baik, kalau umatnya sendiri belum berusaha. Usahanya dulu semaksimal mugkin, kalau udah usaha berdoa sama Tuhan, berpasrah diri aja samaTuhan, yakin kalau Tuhan akan kasih kita hasil yang terbaik, Tuhan itu nggak tidur, Tuhan tau mana yang cuman main-main dan mana yang serius buat ngejar mimpinya, kalau udah berpasrah diri, syukuri apa yang kamu dapat, baik sempurna atau jauh dari kata sempurna hasilnya. Mungkin itu pesan buat remaja diluar sana, maaf ya kalau kebanyakan hehehe,” ujarnya sambil tertawa.
            Banyak banget ya yang kita dapet dari Enji ini, mulai gimana cara dia dan kembarannya belajar, sampai pesan-pesan yang dia berikan untuk remaja Yogyakarta. (Mahyastuti)


Dipublikasikan di Tabloid BIAS Edisi 4 | 2017
 

Sunday, March 11, 2018

Jogja International Street Art Perfomance 2017



Yogyakarta, tidak hanya terkenal dengan budaya dan kesenian jawa. Karena Jogjakarta juga dikenal dengan tariannya, untuk itu pada tanggal 24 hingga 25 September 2017 Dinas Pariwisata bersama dengan seniman-seniman Jogja akan menyelenggarakan Jogja International Street Performance ( JISP) yang berlangsung di Monumen serangan 1 maret, juga digelar di sepanjang jalan Malioboro. JISP merupakan  event  tahunan yang rutin diadakan semenjak 2010 lalu. JISP tahun ini mengambil konsep Dance On Public  dan tema  Jogja the Dancing City digelar di tempat umum guna menghilangkan jarak antara seniman tari dengan masyarakat.
Foto: Dhea
            JISP tahun ini diharapkan menjadi ajang kegiatan kesenian alternatif yang menjadi ruang baru bagi seniman untuk berekspresi. Event  bertajuk internasional ini juga diharpkan dapat menjadi sebuah ruang pemersatu budaya antarbangsa. Disamping itu dengan diselenggarakannya JISP 2017 ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan lokal maupun nusantara untuk berkunjung di kawasan Malioboro yang juga merupakan salah satu cagar budaya Yogyakarta.
            “Peserta JISP tahun kelima ini sebanyak 25 group tari kontemporer , tradisional dan pop. Grup tari berasal dari berbagai daerah di nusantara, misalnya dari Jogja, Kalimantan tengah, Jakarta, Semarang, Cirebon, NTT, dan Bangka belitung. Sedangkan untuk peserta tari dari mancanegara diantaranya berasal dari Malaysia, Singapura, Taipei, Srilangka, Jepang, Filipina. Dengan tampilnya seniman-seniman luar negeri akan membuaut masyarakat merasa tertarik dna penasaran untuk berkunjng. Kami berharap acara JISP 2017 ini akan memperjelas kerjasama dengan Dancing Cities Network yang sudah diikuti oleh puluhan negara di Eropa dan Amerika Latin,” Ungkap Bambang Paningron, selaku penggagas JISP.
            “ Jogja Internasional Street Performance merupakan acara yang sangat menarik dan wajib dikunjungi saat singgah di kota Yogyakarta. Karena, dengan menyaksikannya acara ini membuat saya menjadi lebih paham dan mengerti akan kekayaan budaya dari negara tetangga dengan begitu dapat menambah wawasan saya. Acara ini tentu sangat bermanfaat bagi remaja, selain bisa menambah wawasan untuk mereka acara ini juga akan membantu dalam memperkenalkan kekayaan dunia tari dan menjaga warisan nenek moyang kita. Saya berharap acara seperti ini bisa terus berlangsung setiap tahunnya, serta untuk kegiatannya lebih beragam,” Papar Dwi Cahyaningsih (20) mahasiswi UAD saat mengunjungi JISP beberapa waktu yang lalu.
            “Acara ini sangat berkesan bagi saya, karena menyuguhkan berbagai kekayaan budaya lokal maupun mancanegara. Dengan begitu saya dapat belajar dari setiap pertunjukan yang disajikan. Menurut saya semua pertunjukan kesenian tersebut memiliki ciri khas masing-masing sehingga sangat menarik. Saya berharap dengan adanya acara ini, dapat meningkatkan minat remaja terhadap kebudayaan yang dimiliki bangsa ini. Serta saya berharap acara ini dapat terlaksana terus setiap tahunnya,” Pangkas Agus Nugroho (17) siswa Smk Negeri 6 Yogyakarta ketika berkunjung di JISP. (Dhea)


Dipublikasikan di Tabloid BIAS Edisi 4 | 2017
 

Saturday, March 10, 2018

Okka Bagus Bekti : Borong Puluhan Kejuaraan Olahraga Panahan




Pelajar SMA 1 Sewon Bantul langganan memperoleh penghargaan Recurve (Panahan). Okka Bagus Bekti salah satu pelajar berprestasi dalam cabang olahraga panahan. Okka, sapaannya memulai panahan dimulai sejak masih duduk di bangku SD kelas 4. Sejak kecil, Okka mengaku sudah tertarik dan menyukai olahraga panahan.
“Pertamakali ikut di UNY, dan langsung memperoleh juara 1,” cerita Okka saat ditanya pertamakali memantapkan diri ingin fokus di cabang olahraga panasan.
Foto: Dokpri Okka
Alasan Okka memiliki cabang olahraga panahan karena membuat dirinya lebih percaya diri. Dari hasil kejuaraan yang diperoleh pun dapat dimanfaatkan untuk membeli alat recurve secara mandiri. Pertamakali mengikuti olahraga panahan, Okka masih menggunakan panahan dari kayu, yang disediakan oleh panitia. Okka menekuni setiap proses latihan panahan, hingga tiba pada satu tahap, Ia mulai memenangkan kejuraan.
Prestasi Okka perlahan terus menanjak, hingga mewakili tingkat Bantul, Propinsi hingga tingkat nasional. Terakhir, tahun 2017 bulan Oktober mewakili Indonesia hingga tingkat Internasional. Dari hasil kejuaraan yang diperoleh, sengaja Okka manfaatkan uang pembinaan untuk membeli rikef secara mandiri yang harganya mencapai 50 juta sampai 60 juta.
“Karena sudah membeli alatnya itu, harus saya tekuni,” imbuh Okka saat ditemui di tempat latihan, di kawasan Kota Baru. Bagi Okka, perjuangan yang paling berat dari cabang olahraga ini pada harga rikef yang mahal. Meskipun demikian, Okka menekankan kepada siapapun yang tertarik di cabang olahraga panahan untuk tidak berhenti. Karena Okka mengawali olahraga ini berawal dari dipinjami setiap kali latihan.
Tidak banyak orang yang tahu olahraga panahan ini menarik. Kelihatannya alat yang digunakan itu ringan dan mudah. Ternyata alat ini berat. Menurut pelajar kelas 3 Jurusasn IPS olahraga panahan melatih daya konsentrasi. Selain melatih daya konsentrasi juga melatih peredaran darah tubuh, menjaga fleksibilitas otot, jari, lengan dan pundak.
Pelajar kelahiran Bantul, 19 Oktober 1999 diakhir dialog berpesan, jika menyukai olahraga, tekuni. Namun jangan lupa prestasi akademik jika bisa jangan ditinggalkan dan agar tetap seimbang. (Elisa)

Prestasi
1.       Popnas 2015: juara 3 beregu atabdar bow kejurnas
2.       Popda 2016: Juara 2 aduan perorangan recurve
3.       Popda 2016: juara 1 beregu recurve
4.       Popda 2016: juara 1 aduan perorangan stabdar bow,
5.       Popda 2016 juara 1 regu srandar bow
6.       Kejurnas PPLP: Juara 1 totol regu recurve  
7.       Kejurnas: Juara 1 aduan regu recurve
8.       Kejurnas: Juara 1 aduan mixtem
9.       Kejurnas: Juara 2 total jarak recurve
10.   Kejrnas: Juara 3 aduan perorangan recurve
11.   PON: Juara 1 total jarak standr bow
12.   PORDA 2017: Juara 1 totoll jarak standar bow
13.   PORDA 2017: juara 1 aduan regu standr bow
14.   PORDA 2017: juara 2 aduan mixtem
15.   PORDA 2017: juara 3 perorangan standar bow
16.   POPNAS 2017: juara 1 aduan perorangan recurve
17.   POPNAS 2017: Juara 3 regu aduan recurve
18.   POPDA 2017: juara aduan perorangan recurve 
19.   POPDA 2017: Juara 1 aduan regu recurve
20.   POPDA 2017: Juara 1 aduan perorangan standar bow
21.   POPDA 2017: Juara 1 aduan regu standar bow 


Dipublikasikan di Tabloid BIAS Edisi 4 | 2017