Monday, November 30, 2015

Butuh Kesadaran untuk Selamatkan Lingkungan

Foto : Elisa
Pencemaran lingkungan menjadi isu yang tidak pernah surut untuk terus disorot. Misalnya, jumlah kendaraan semakin membludak, mulai dari mobil, sepeda motor maupun limbah pabrik yang dibuang ke sungai.  Pencemaran lingkungan tidak melulu tentang penebangan liar, termasuk pembangunan gedung, mall dan hilangnya lahan terbuka hijau juga menyumbang pencemaran lingkungan. 
Yogyakarta sebagai kota pelajar, tidak ingin tertinggal melakukan aksi nyata peduli lingkungan. Seperti Burhan S.N., siswa dari SMAN 1 Pajangan, berbicara soal Go Green berbicara tentang tindakan penyelamatan kerusakan lingkungan karena ulah manusia. Bentuk peduli lingkungan yang dilakukan siswa yang duduk di bangku kelas XII jurusan IPS 3 ini pun terbilang sederhana, namun berarti, yaitu mematikan lampu dan kipas angin jika tidak diperlukan.  Berbeda dengan Fajar Fitriyani, SMKN 1 Sewon, bentuk kepedulian lingkungan yang Fifit lakukan adalah membuang bungkus makanan pada tempat.
Tahun ke tahun, tepatnya setiap tanggal 22 April, sebagai hari bumi, banyak masyarakat, termasuk remaja menyuarakan aksi peduli lingkungan dan go green sebagai sebuah event tahunan. Event-event yang diselenggarakan sekedar mengajak masyarakat agar lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Misalnya tidak merusak alam, tidak melakukan penggundulan hutan. Adapun beberapa lembaga, setiap tanggal tersebut melakukan aksi penanaman seribu pohon di lahan-lahan tandus dan melakukan pemasangan poster, penyuluhan atau semacam workshop. Sayangnya, aksi ini banyak terhenti setelah hari bumi juga berlalu.
Menurut Aura Finda Firdausa, SMA 11 Yogyakarta, berpendapat bahwa semangat peduli lingkungan hanya karena ada moment saja. Sisannya, kembali cenderung merusak.  Siana Baweandyah, SMAN 1 Sewon, bahwa melakukan penyuluhan juga dianggap tidak ada manfaatnya. “Jika tidak ada kesadaran dari dalam diri sendiri, mau diberi penyuluhan tetap saja masih akan bertingkah semaunya.” Imbuh siswa yang masih duduk di kelas X, jurusan MIPA 1. Lain lagi dengan pendapat Burhan, poster, penyuluhan dan workshop memberikan dampak bagi para pembaca. “Lewat poster maupun iklan mampu membantu pembaca mengerti apa itu pentingnya go green.”

Sunday, November 29, 2015

De Arca Statue Art Museum : Bersanding dengan Tokoh Fenomenal

Ingin melihat dan berfoto dengan tokoh-tokoh terkenal dunia? Ingin merasakan sensasi bersanding dengan figur-figur fenomenal seperti di Madame Tussaud? Tak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri hingga menghabiskan banyak biaya, di Indonesia, tepatnya di Kota Yogyakarta pun ada tempat yang tidak kalah serunya dengan museum lilin tersebut.
De Arca Statue Art yang berada di kompleks perbelanjaan XT Square, Jalan Veteran, Umbul Harjo, Yogyakarta, merupakan wahana wisata museum patung yang terbesar dan pertama di Indonesia. Museum ini menyuguhkan patung-patung yang dibuat begitu presisi hingga terlihat sangat nyata.
Berbeda dengan Madame Tussaund, patung-patung yang dipampang di De Arca tidak dibuat dengan lilin, melainkan fiber. “Kami menggunakan fiber karena lilin masih cukup mahal, agar kami juga bisa menjangkau semua kalangan. Dan kami juga menyesuaikan iklim di Indonesia yang panas,” ungkap Warli, marketing Museum De Arca. Museum yang beroperasi sejak 22 Desember 2014 ini telah memiliki sekitar 52 koleksi patung, mulai dari tokoh sejarah nasional, figur-figur inspirasional dunia, bintang-bintang mancanegara, dan karakter film lain seperti Frodo Baggins the Hobbits, Jack Sparrow, dan sang penyihir Gandalf ada di sini. Sehingga mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua pun bisa menikmatinya.
Museum yang diprakarsai dan didirikan oleh FX. Petrus Kusuma ini buka setiap hari Senin sampai Minggu pukul 10.000 -20.00 WIB, dengan harga tiket masuk sebesar Rp. 50.000. Hari Senin sampai Kamis ada program Happy Hour mulai dari jam 10.00 -15.00 WIB, pengunjung hanya membayar Rp. 35.000,- saja. Namun itu tidak berlaku pada libur nasional. Bagi yang berulang tahun pada tanggal kunjungan akan mendapatkan tiket gratis. Karena De Arca berada satu kompleks dengan De Mata, yang juga idmiliki oleh orang yang sama, tersedia tiket terusan yang jauh lebih ekonomis, cukup dengan Rp 75.000,- kedua museum tersebut dengan leluasa dijelajah.
Konsep yang diusung De Arca adalah Edu Fun. Pengunjung dapat berfoto ria sekaligus bisa mempelajari latar belakang dari tokoh-tokoh kontroversional yang disajikan, karena tidak sembrangan tokoh yang dipampang di sini. Memasuki museum, pengunjung akan langsung dipertemukan dengan patung Spiderman yang menjadi ikon tempat ini, sedang duduk di atas bola dunia memakai jarik dan blangkon. Bagi yang ingin mengetahui lebih dalam sejarah tokoh-tokoh di dalam museum, tenang saja, akan ada guide yang selalu siap membantu menjelaskan.

Saturday, November 28, 2015

Blue Lagoon : Mandi Di Sumber Mata Air

Foto : Elisa
Blue Lagoon, merupakan salah satu tempat wisata yang masih tergolong baru. Belum genap setahun, lokasi ini sudah banyak dikunjungi wisatawan. Jangankan wisata lokal, saat reporter BIAS di sini, ada wisatawan asing dari Jepang. Berdasarkan dari namannya “Blue Laggon” ekspektasi yang terpikirkan pertamakali adalah sebuah kolam renang yang dikemas dengan fasilitas lengkap dan mewah megah. Ekspektasi penulis ternyata salah, tempat ini adalah sungai yang mengeluarkan sumber mata air. Saat musim kemarau, sungai ini akan berwarna biru.
Lokasi Blue Laggon berada di  desa Dalem, Widomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Akses jalan menuju titik lokasi cukup memadai. Resmi dibuka untuk umum dan menjadi objek wisata sejak bulan Juni 2014 yang lalu. Tahukah kamu? Sebelum tempat ini digunakan untuk wisata, tempat ini sering digunakan untuk mencuci binatang ternak, seperti sapi dan digunakan untuk mencuci baju.
Penasaran kenapa lokasi yang dulunya seperti sungai biasa menjelma menjadi sebuah tempat wisata, Reporter BIAS pun menemui pak Narto, salah satu warga sekaligus sebagai wakil ketua pengelola Bloe Laggon. Beliau menceritakan sejarah kenapa tempat ini mencuat dan ramai dikunjungi, ternyata cerita ini berawal ketika berawal salah satu mahasiswa Amikom yang sering bermain di sana mengupdate di akun twitternya. Tidak lama kemudian, disusul kedatangan beberapa mahasiswa dari UGM, begitupun yang terjadi beberapa hari berikutnya. Semakin lama, semakin ramai dikunjungi.
“Keunikan blue Laggon dari sungai yang lain disini adalah, saat musim kemarau panjang, sungai dibagian atas akan kering. Kemudian, sungai dibagian bawah akan tetap mengalirkan air, airnya pun berwarna biru, karena memang disitulah sumber mataair muncul,” jelasnya.
Titik tepat sumber air itu muncul hanya satu kubangan yang cukup dalam. Selebihnya, kubangan dibagian atas dan dibagian bawah selebihnya dangkal, hanya setinggi + 15 cm hingga selutut. Rencana ke depan, akan ada tambahan permainan seperti tempat bermain air untuk anak dan tempat khusus untuk outbond.