Latar belakang keluarga saya dari keluarga tidak berpunya. Bahkan, detik
ini, saya lulus kuliah pun suatu anugrah dan keajaiban Allah kepada hambannya.
Betapa Allah itu maha kaya dan Maha perkasa. Setiap kali sekolah, tidak pernah
diberi uang jajan oleh kedua orangtua, bukan karena orangtua saya pelit. Tapi memang
kondisi, dan saya pun memakluminya. Jika ada uang, orangtua memberikan uang
saku hanya cukup untuk beli bensin/transportasi. Itu pun beli bensin orangtua
sering hutang sana sini. Perjuangan orangtua untuk anaknya, apapun rela
dilakukannya.
Melihat pengorbanan tersebut, memang sejak kuliah bertekat bagaimana
mencar uang sendiri tanpa harus mengandalkan orangtua. Dan cita-cita terbesar
saat masih kuliah adalah, melunasi semua hutang orangtua. Yihui, itulah saat
keegoan ingin nganggur dirumah, harus memaksakan diri untuk memasukan lamaran
kerja kemana saja, dan hasilnya tetap “nol” (sebelum memiliki greget melunasi
hutang ortu).
Allah lebih cerdas dan detail soal hitung menghitung. BUkankah demikian?!
Memang sebelumnya lamaran saya sering di tolak. Dan sebelumku temukan kuncinya
lewat pengajian-pengajian yang sepele tapi luar biasa fadhilahnya. Saya
niatkan, ingin sebagian dari gaji saya untuk menyesaikan hutang semua ortuku.
Yes, langsung saat itu, begitu banyak tawaran, job yang mengalir.
Hikmahnya, pertama, Saat kita memiliki niatan yang baik untuk kebaikan
orang terdekat kita. Secara otomatis, Allah juga akan menaikkan penghasilan
kita, agar cukup untuk memenuhi apa yang kita niatkan. Kedua, Allah tidak akan
memberikan rejeki jika kita memiliki niatan yang tamah dan serakah, hanya untuk
kepentingan sendiri. Ketiga, Jika kita memikirkan diri kita sendiri dan
memenuhi kebutuhan diri sendiri, maka Allah juga hanya memberikan rejeki dalam
kapasitas kecil sesuai dengan hak kita. Beda jika kita memiliki niatan baik
untuk orang lain, maka Allah juga akan segera memberikan hasil yang lebih.
Menjaga Harta Agar Tidak Cepat
Ludes
Pernah suatu hari mendapat rejeki. Rencananya, uang tersebut ingin saya
pergunakan untuk melunasi pendidikan kuliah saya. Sehari setelah uang itu cair,
ibu bertanya nominal uang yang saya dapat. Saya jawab dengan jawaban berbohong.
Niat saya berbohong agar uang saya tidak diminta Ibu untuk membayar hutang atau
untuk keperluang mendesak. Well, dampak dari berbohong, malam harinya saat saya
mengikuti bakti sosial, saya ditabrak sepeda motor dari arah berlawanan. Karena
suatu hal, saya yang menanggung biaya motor yang menabrak saya. Uang yang
harusnya saya gunakan untuk melunasi kuliah, gagal, tinggal separuh saja.