Thursday, July 16, 2015

Dibalik Berdirinya YAP

Foto : Istimewa
Saat berkunjung ke Rumah Sakit (RS) Mata dr. Yap, di salah satu sudut ruangnya ternyata ada sebuah museum yang sayang jika dilewatkan.
Museum yang terletak di Jalan Cik Di Tiro No. 5 Yogyakarta ini memang sedikit unik. Diresmikan tahun 1997 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, museum ini berada di dalam komplek rumah sakit. Koleksi yang berada di museum ini sebagian besar merupakan koleksi yang berhubungan dengan peralatan kedokteran bagian mata, peralatan rumah tangga, foto, lukisan, buku, benda elektonik yang berjumlah lebih dari 900 buah.
Fasilitas yang ada di museum ini antara lain, RS Mata “dr. Yap”, mushola, tempat parkir, perpustakan umum, kanting, wartel dan toilet.
Museum dr. Yap tidak terlalu besar, semua koleksinya diletakkan dalam satu ruangan yang sama. Sehingga pengunjung bisa leluasa melihat dan mengamati koleksi tanpa perlu bingung dengan ruangannya.
Museum yang buka dari hari Selasa hingga MInggu dari pukul 08.30-13.00 Wb ini kebanyakan dikunjungi pasien-pasien yang tengah mengisi waktu tunggi perika. Namun tak jarang para pelajar atau mahasiwa berkunjung ke museum ini untuk menambah pengetahuan mereka.

Wednesday, July 15, 2015

Nongkrong Demi Kebersamaan

Sebagian remaja SMA sepakat bahwa jalan-jalan dan nongkrong adalah hal yang mereka gemari. Kegemaran yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Bahkan tak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Dari nongkrong di angkringan, kedai, café hingga mall kini semuanya bisa jadi tempat tongkorngan yang asyik.
Seperti diungkapkan siswa SMA N 1 Bantul, Andro Marel, “Kalau pulang sekolah setiap hari pasti ke mak nyak café lounge karena tempatnya dekat sekolah. Tempatnya asyik dan tentunya juga sama teman-teman juga ketika di café yang lain,” ujar dia.
Bagaimanapun juga, remaja membtuhkan suasana lain dibalik rutinitas sekolah yang padat. Solidaritas yang tinggi antar teman juga mendorong mereka untuk selalu melakukan segala hal bersama-sama. “Kalau buat aku, yang penting kebersamannya sama teman-teman. Dan makannya pun tentunya yang semuannya suka,” ujar Riva Fauzia, siswa SMA N 1 Jetik Bantul, yang biasa ke mall bersama teman-teman.

Tuesday, July 14, 2015

Aku hanya Ingin Kau Cintai

Setiap kali memikirkan ini, hatiku nyeri. Aq selalu sedih memikirkan ini. Aku tak tahu kisah ujung yang akan terjadi. Aq sedih setiap kali aq memikirkan ini.
Aq sedih setiap kali memikirkan hal ini, aku merindukannya, tapi aku tidak punya hak untuk merindukannya. Aq sedih setiap kali memikirkannya! Selalu berkhayal tentang sesuatu yang aku takutkan darinya. Aku selalu sedih memikirkannya, salahkah aku mencintainya?
Aku selalu sedih memikirkannya! Apakah rasa sakit akan terulang? Aku sedih memikirkannya.  Setiap malam aku terisak dan mnyalahkan diriku sendiriku yang selalu salah mencintai orang lain. Salah telah mencintainya, padahal dia sendiri tidak mencintaiku.
Salahkah aku mencintainya? Haruskah aku mundur teratur? Salahkah dengan yang aku lakukan? Salahkah dengan apa yang aku pikirkan? Salahkah apa yang aku takutkan?
Rasa sakit di ulu hati yang dulu, kini sering aku rasakan kembali. Datang tak tentu, dan pergi menghilang tak tentu.
Lalu kapan dan bagaimanakah jodohku akan KAU datangkan untukku? Apakah jodohku juga akan sering mmbuat hatiku terluka? Aku lebam seluruh hati, sampai tak tau mana yang luka parah dan yang mana luka ringan.
Dia selalu membuatku bertanya. Dia menyuruhku agar tidak berharap padanya, tapi ia memberikan banyak harapan lewat caranya. Dia menyuruh meninggalkanku, namun bayangannya selalu berkelabetan di depan mata dan pikiranku. Dia menyuruhku untuk mencari yang lain, namun entah kenapa kalimatnya tidak pernah melegakanku. Seandai, bisaku atur waktu dan kemauan sesuai keinginanku, sesungguhnya aku ingin dia tidak mengatakan itu semua. Sesungguhnya aku ingin dia mengatakan hal ini padaku, “aku juga mencintai dan menyayangimu”.

Wednesday, July 8, 2015

Busana Mini, Mode Jalan Budaya Lancar



Globalisasi satu kata yang mempunyai arti besar. mempunyai makna yang berpengahuh terhadap segalanya. Globalisasi berasal dari kata global atau universal. Makna globalisasi sendiri biasannya mengenai proses penyebaran unsure-unsur baru ke dalam suatu daerah yang belum mengenal unsure tersebut. Globalisasi sendiri menyerang bukan hanya mengenai cara berpolitik, pemikiran ekonomi, kecanggihan teknologi, namun yang sangat menjamur adalah globalisasi kebudayaan. Globalisasi di atas selalu berpengaruh satu sama lain. Misalnya, kemajuan teknologi membuat cepatnya penyebaran kebudayaan khas bangsa barat. Mulai dari kebiasaan makan sambil berdiri dalam pesta, cara bergaul bangsa barat serta budaya mengenakan busana mini.
Busana mini ternyata berasal dari bangsa barat karena jika kita menengok kebelakang sejarah Indonesia tidak ada busana khas daerah yang mini, ya terkecuali busana koteka papua. Busana mini yang biasa kita jumpai adalah hotpants dan tenktop. Dua busana ini sering kita lihat dikenakan oleh teman-teman remaja kita. Lalu bagaimana pendapat mereka ya, apakah busana ini layak digunakan untuk bepergian keluar rumah? Dari sepuluh siswi pelajar SMA di Yogyakarta,  delapan diantara mereka tidak setuju bahwa hotpans dan tanktop dikenakan untuk keluar rumah, namun dua siswi mengaku bahwa hotpans dan tanktop tidak masalah dikenakan di luar rumah.
Menurut delapan siswa tadi, hotpant dan tanktop layak dipakai alias patut di pakai di dalam rumah saja. Pendapat salah satu siswi SMA Negeri 1 Yogyakarta, Zahratul Iftikar jika hotpans dan tanktop dipakai untuk keluar rumah, sama saja mereka masuk ke dalam lubang buaya.

Ngemall Aja?



Budaya nongkrong atau nge-mall bagi sebagian remaja bukan lagi hal yang tabu. Malah bila tidak menjalaninya bisa disebut kampungan. Namun jika ditelaah lebih jauh, budaya nongkrong atau ngemall bisa jadi ajang refresing disaat penat dengan tugas sekolah atau bisa juga menjadi ajang menonjolkan jati diri sebagai pelajar eksis.
Menurut Lucky, siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, nongkrong atau jalan-jalan ke mall bisa menjadi alternatif untuk merefreshkan pikiran dari jenuhnya tugas. “Selain itu aku emang hobby shopping,” katannya. Ia menambahkan bahwa tidak hanya terpaku dengan nongkrong atau ngemal. “Nggak mesti ke mall, wisata alam pun aku juga suka,” terang dia.
Hal senada juga dikatakan Utami Lestari, siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta yang setuju jika nongkrong atau ngemall itu penting. “Tergantung sih, kadang penting, kadang nggak. Pentingnya itu ya buat sosialisasi,” katannya. Namun ia juga menambahkan bahwa nongkrong atau ngemall itu bisa jadi bermanfaat apabila aktivitas yang dilakukan juga bagus. “Tergantung melakukan apa di mall. Mungkin bisa juga lihat-lihat buku atau diskusi.”
Sementara, Dendy Yanuar Wijaya, siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta, mengungkapkan, dirinya tidak suka ke mall atau nongkrong. Karena makanannya terlalu biasa sehingga enggan untuk kesana. “Nggak ada urusan juga kalau mau nongkrong atau ngemalll,” jelasnya.

Monday, July 6, 2015

Bergaya Dari Menonton



Gaya hidup, tontonan hingga cara berpakaian yang kebarat-baratan maupun ketimur-timuran telah jadi bagian dari gaya remaja kekinian. Tontonan yang sedang trend untuk saat ini misalnya drama asia. Survai lapangan dari 10 sampel pelajar SMA/SMK menyatakan Sembilan dari sampel tersebut menonton drama asia dan luar negeri.
Sedangkan pengamatan lapangan selama tiga menit di tepi jalan raya besar ditemui sampel remaja yang mengikuti tren terbaru. Dalam waktu tiga menit sekitar Sembilan remaja melintas dengan berbagai gaya. Mulai dari model ketimuran, kebaratan. Lengkap dengan genre yang berbeda-beda.
Industry film dan music secara tidak langsung telah mempengaruhi perkembangan gaya hidup dan pola pikir seseorang terhadap budaya yang telah ada sebelumnya.
Ratih, salah seorang pelajar di Bantul, yang tergila-gila dengan budaya Korea. Tidak tanggung-tanggug mulai dari drama asia yang ditayangkan di salah satu stasiun televise. Menariknya lagi, pelajar satu ini mengikuti cara berpakaian dan life style serta tingkah laku sang idola. Dia mengungkapkan bahwa apapun dilakukannya agar bisa bertemu langsung dengan sang tokoh.
“Saya suka drama Korea karena kualitasnya lebih bagus. Alur ceritanya juga. Jadi wajar banyak yang suka,” ucap Suyanti.
Pendapat satu pelajar dengan pelajar yang lain mempunyai perbedan. Menarik ketika bertanya pada pelajar yang berada di lingkungan yang sejak awal tidak pernah mengikuti drama asia. Ahmad yang tinggal di pondok pesantren mengatakan bahwa seseorang terbiasa oleh pengaruh lingkungan.
“Karena saya berada di pesantren, saya tidak suka music dan drama semacam itu. Toh ada hukumnya,” kata Ahmad.
Berawal dari tontonan, tren berpakaian mulai dari anak-anak, orang tua dan pelajar ringkat SMA ikut dipengaruhi. Secara perlahan tapi pasti, kawula muda telah meniru gaya dari apa yang dilihatnya. Semua itu tergambar dari cara berpakaian yang tren dengan hotpen, tenktop serta pakaian serba ketat dan minim.
Aditya Agung  Pratama, mengatakan perubahan mode condong pada kemunduran. Sementara salah seorang pelajar dari Bantul, Roni Prasetyo mengatakan cewek memakai tenktop berpikir membuatnya seksi, padahal sebenarnya tidak. “Jujur, aku senang melihat itu. Tapi kan yang salah bukan aku. Toh, pandangan tidak bisa ditolak, itu tidak sengaja,” ungkap Roni.
Hal senada diungkapkan oleh Muhammad Luthfi Mustofa. Dia mengaku suka melihat cewek berpakaian seksi. Namun justru itu yang menggoda iman.
Pengajar bahasa Inggris dari SMA N 1 Jetik Bantul, Dra. Rini Kuswaryati, M.Pd, mengatakan setiap siswa perlu melihat lingkungan bermainnya dengan siapa saja. Bukan berarti melarang dan pilih-pilihi, sekedar memastikan tidak salah bergaul. Bermain dengan siapapun itu yang terpenting mempunyai batasan dan komitmen. “Menyoal pakaian, sebaiknya orang Indonesia ya berpakaian sewajarnya. Tidak perlu mengikuti tren yang sifatnya negative,” tegas dia.
Sementara itu, guru Bimbingan Konseling, Sri Wahyuni menyatakan seorang anak sekalipun itu pelajar SMA juga membutuhkan support penting dari orangtua. Hal ini penting sekali. Seperti tren baju yang sebenarnya sudah mulai mengkhawatirkan. “Mengkhawatirkan ketika baju yang digunakan itu tidak aman bagi pemakaianya. Jadi di sini bukan seorang pengajar guru saja yang terlibat, tetapi melibatkan banyak orang,” katannya.
Elisa & Risa
Di terbitkan Tabloid BIAS Edisi 7/Tahun XVI/2011

Pelajar Pun Terhipnotis Gadgets



Di era globalisasi sekarang, peralatan elektronik semakin canggihi. Seiring berjalannya waktu, alat-alat teknologi untuk membantu manusia semakin marak digunakan. Konsumennya pun dari berbagai macam kalangan. Termasuk para pelajar pun sudah mengenalnya dengan istilah gadget.
Bagi Ichsanudin, siswa SMK Negeri 2 Depok Sleman, gadgets sudah menjadi kebutuhan vital manusia sekarang. Ichsan, panggilan akrabnya, mengatakan, ia memiliki gadget dari hasil usahannya bersama teman membikin kaos.
Berbeda dengan teman satu sekolahannya, Dian Lutfia. Ia mengatakan, mendapatkan gadget dari orangtuanya. Ia mulai menggunakan gadget sejak SMP. Ia pun mengakui sudah merasa ketergantungan dengan gadget. “Tiada hari tanpa handphone, tiap jam tiap menit, bahkan tiap detik bawaannya pasti ini (hp),” katannya sambil tertawa.
Aplikasi yang sering digunakan kebanyakan pelajar sama. Gadget merupakan alat bantu mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain, sosial media dan juga SMS. “Aku suka pake Blackbery massager, twitter, facebook, line sama what’sup,” kata Dian. Ichsan pun menggunakan fasilitas sosial media untuk gadgetnya. “Kalo aku yang penting bisa buat ngegrup sekalian promo usaha,” celetuknya.
Bagi Ichsa, sekarang gadgets sudah bisa jadi sarana usaha. Walaupun begitu, fasilitas di gadgets bisa menimbulkan penipuan. “Tanpa gerak, bisa dapaet duit, itu enaknya. Tapi rawan juga penipuan, itu harus hati-hati,” imbuhnya. Dian juga menambahkan gadget juga membuat pelajar menjadi tidak peduli lingkungannya, mereka cenderung cuek dan tidak peduli sekitar karena sudah sibuk dengan gadgets bawaannya.

Sunday, July 5, 2015

Pelajar Ng-artis, Jangan Lupa daratan



Meski menjadi artis merupakan suatu hal yang positif, ada hal berbeda diungkap Rizky Rahmawan, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Yogyakarta. “Kalo ada temenku yang jadi artis aku binggung harus senang atau enggka. Seneng karena bangga punya teman artis. Tapi nggak senengnya karena takut nanti temenku lupa daratan alias sombong. Persentasenya, lebih nggak seneng kalo temenku jadi artis,” katannya.
Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta pun Aldo Dimas sependapat dengan Rizky. “Punya teman artis? Ada kalannya mendukung. Missal bisas ikutan tenar apalagi sahabat dekatnya. Negatifnya sih mungkin dia beda sifat, jadi sombong,” tegas dia.
Sementara, menurut Medina Librianto siswi SMA Negeri 3 Yogyakarta, pelajar yang mengembangkan bakat seni hingga tingkat nasional merupakan prestasi yang membanggakan dan membawa nama baik Yogyakarta.
Selain berimbas dengan kepribadian, hal yang ditakutkan pelajar ngartis adalah cara berpakaian dan cara bergaul. Raissa Salsabil siswi SMK N 2 Yogyakarta mengungkapkan, cara bergaul para artis terkesan lebih bebas. Ada kalannya dapat job menyanyi malam hari. “Soal berpakaian lebih yang kebuka daripada ketutup,” katannya.

Dialog Kemerdekaan



“Merdeka dari penjajah itu dulu, sekarang harus merdeka dari kemiskinan, kebodohan dan kurang pendidikan.”
Konsep pahlawanan Indonesia tidak selalu berkonnotasi dengan perang melawan penjajah. Adannya permasalahan-permasalahan yang harus diatasi oleh bangsa Indonesia, peran pahlawan menjadi sangat banyak dan beragam.
Masih dalam suasana HUT Kemerdekaan Indonesia ke-66. Karta Pustaka mengadkaan sebuah sarasehan dan dialog antar generasi di pendopo kantor Karta Pustaka pada tanggal 25 Agustus 2011. Acara yang dihadiri oleh beberapa veteran dan pelajar dari DIY berlangsung secara khidmat. Diskusi antar generasi tersebut diwakili oleh Winner, siswi dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan veteran Indonesia, Bapak Gunawan Kunto Wibison. Diskusi berlangsung seru, diselingi dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para tamu sehingga suasana menjadi lebih akrab. Terlebih saat beliau yang pernah menyaksikan kejamnya penjajah menceritakan bagaimana bangsa Indonesia pada saat itu dibayangi ketakutan. Beliau juga menceritakan, saat beliau menjadi relawan untuk membebaskan daerah Irian Jaya dan menyaksikan tentara Belanda menduduki Yogyakarta.
Untuk semakin mengakrabkan suasana, pihak panitia juga mengadakan kuis berhadiah. Tamu undangan diajak untuk menebak lagu perjuangan. Selain diskusi kemerdekana, pemutaran film documenter tentang Sultan Iskandar Muda, detik-detik kemerdekaan dan perjuangan seorang ibu di NTB cukup menarik perhatian tamu undangan. Unsure nasionalisme pada acara malam itu juga sangat terasa. Sebelum acara dimulai tamu undangan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia raya dan saat penutupan bersama-sama menyanyikan lagu Bagimu Negeri. Acara yang rutin diadakan tiap setahun sekali ini, menurut Anggi Milarti selaku direktur Karta Pustaka mempunyai tujuan untuk memaknai kemerdekaan, “Merdeka dari penjajah itu dulu, sekarang harus merdeka dari kemiskinan, kebodohan dan kkurang pendidikan.”Harapnya.

Saturday, July 4, 2015

Gunakan Gadgets untuk Mempermudah Pelajaran


Foto : Elisa

Maraknya penggunaan gadget di kalangan remaja dewasa ini memang sudah menjadi hal yang biasa. Apalagi trend gadget di kalangan remaja selalu memiliki inovasi-inovasi baru. Tak heran, hampir setiap pelajar memiliki satu gadget atau lebih.
Seiring pesatnya perkembangan muncul sebuah pertanyaan, apakah dengan trend gadget saat ini mereka dapat mengimbangi tugas utama mereka sebagai pelajar? Tentu akan sangat membanggakan jika prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Meskipun godaan trend gadget di kalangan remaja sangatlah kuat.
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai “Pengaruh Gadget terhadap Proses Belajar Siswa” yang mengambil objek pelajar SMA Negeri 11 Yogyakarta memaparkan bahwa seluruh responden merupakan pengguna gadget, baik itu Kamera, Laptop, Handphone, Tablet, I-pad, Handy-Cam ataupun MP3-Player.
Tercatat 12 dari 15 responden menilai perkembangan gadget saat ini sangatlah baik. Kebanyakan dari mereka mengaku mendapatkan gadget tersebut karena dibelikan oleh orangtua. Namun ada juga yang mengaku membelinya atas hasil uang tabungan sendiri. Bahkan satu diantarannya mengaku mendapatkan gadget dari undian berhadiah. Waktu penggunannya pun rata-rata sudah melebihi dari 5 tahun pemakaian.
Lalu, bagaimana dengan tujuan pemakaian? Dalam kuesioner tersedia 3 opsi tujuan pemakaian gadget, diantarannya ; 1) Mengikuti trend gadget, 2) Sarana Edukasi, dan 3) Sarana Hiburan.
Pada opsi pertama hanya 2 dari 15 responden memilih pengunaan gadget hanya untuk mengikuti trend saja. Sementara 6 sari 15 responden menggunakannya sebagai sarana edukasi dan sisannya digunakan sebagai sarana hiburan.
Mereka mengaku gadget sangat bermanfaat karena bisa digunakan untuk situasi dan kondisi apa pun, baik sebagai hiburan, menambah wawasan, dan lain sebagainya. Selain itu untuk memfungsikan gadget pun terbilang cukup mudah. Dalam waktu singkat pengguna dapat langsung menggunakannya.
Durasi penggunaan gadget biasannya 1 jam non stop. Tapi tak sedikit yang menggunakannya selama 2 jam non stop atau lebih. Aplikasi yang sering digunakan beragam seperti Social Networking (Facebook, Twitter, Line, What’s up dsb), games, dan browsing.
Terkait dengan prestasi belajar, hampir seluruh responden menyatakan peran gadget dalam menunjang proses belajar sangatlah baik dan membantu. Begitu pula dengan dampak yang diberikan cukup baik terhadap prestasi belajar mereka.

Satu Gadgets, Sudah Cukup



Dari waktu ke waktu perkembangan teknologi kian canggih. Bahkan dalam beberapa tahun saja, sudah terdapat perbedaan yang signifikan. Salah satu teknologi yang paling cepat perkembangannya adalah perangkat teknologi komunikasi atau dalam istilah beken gadgets.
Hampir semua orang memiliki gadget. Tak terkecuali remaja dan anak anak. Di usia mereka yang masih dini, mereka sudah membawa gadgetnya sendiri. Ada handphone (hp) hingga smartphone, blackberry, android, i-pad, i-phone, bahkan computer jinjing dari lipat hingga dan tablet. Semua serba cepat menyatu dengan kehidupan manusia. Mulai anak-anak hingga dewasa.
Banyak dijumpai sejumlah anak dari kalangan tertentu memiliki gadget lebih dari tiga. Namun ada anak yang sudah cukup puas memiliki satu gadget. Lalu, apa sebenarnya manfaat gadget bagi remaja? Apakah ini sudah menjadi gaya hidup memiliki gadget lebih dari satu?
Ganesha Ilham, siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta mengungkapkan betapa pentingnya memiliki gadget. Namun Ganesha sendiri sudah merasa cukup memiliki satu gadget saja. “Menurutku laptop ditambah dengan Windows 8 sudah seperti memiliki tablet PC,” ungkapnya sambil tertawa.
Ganesha memang terkenal pandai kmomputer di kalangan teman temannya di kelas. Sehingga ia pun mendapat julukan “hi tach”. Menurut Ganesha gadget memiliki beberapa fungsi penting untuknya, antara lain sebagai sarana hiburan, mulai komunikasi, serta pencari informasi. Denganb egitu, ia menghabiskan banyak waktu bersama gadgetnya, kurang lebih 3-4 jam perhari. Di hari libur bisa menghabiskan 6-7 jam perhari bersama gadget.

Friday, July 3, 2015

Si Kepala Batu



Malam selalu datang, selalu berharap, seperti cebol yang ingin meraih bintang. Gadis itu memang benar-bemar keras kepala. Entah sampai kapan kepala batunya akan remuk.
Semakin lama kasihan aku memandanginya. Setiap bermain berdua, sering sekali ia memandangi ponselnya. Sesekali membuka pesan itu, kemudian menutup ponsel sejurus kemudian. Wajahnya pucat, sepet dan serba tidak enak dipandang. Lebih suka berdiam, sejak itu ia kembali menjdi orang pendiam. 9 tahun yg lalu ia lebih norak dan sangat ramai. Semakin ke sini semakin perlahan berubah menjdi seorang pendiam.
Setiap kali ia dihantam dan tersakiti, ia selalu berubah. Ah, nampaknya gadis itu mulai lelah dan putus asa. Mungkin juga gadis udik itu tengah berfikir. Memikirkan nasibnya, atau sekedar menata hati.
Kasihanteman kecilku satu itu. Ia seperti anjing bodoh yang terbuang. Meskipun cukup pintar, dia tidak tahu jalan pulang. Sejak dahulu memang keras kepala, justru sikapnya yang keras kepala itulah, dia terlalu baik untuk orang yang telah menyakitinya. Lihat saja mereka yang telah menikamnya dari belakamg hingga remuk redam, akhirnya di maafkan juga tanpa syarat.
Kemudian si alif, lelaki cap playboy kakap. Entah hatinya terbuat apa, sehingga begitu mudah mengalah demi dalih "agar kau bahagia". Sinting memang gadis berambut pirang satu ini. Sudah tahu disakiti, masih berani jatuh cinta lagi pada lelaki yang jual mahal dan memiliki gengsi super tinggi. Beda dengan kali ini, si sinting temen kacilku kali ini lebih ikhlas, meski sakit jelas ada.

Apalah Arti I Love You



Sebagian besar orang mengatakan cinta itu penting. Memang penting teruntuk wanita. Karena wanita mahluk yang butuh ketegasan dan kepastian. Lalu apalah arti mngatakan i love you jika kau gaungkan di ruang kosong. Hanya ada kau seorang. Saat kau berteriak, menyatakan perasaanmu dan kau keluarkan semua rasa sayangmu. Kemudian hanya gaung suara dirimulah yang terdengar. Bagaimana perasaanmu? Marah jengkel? Itu manusiawi.
Apalah arti i love you jika hanya kau saja yang memiliki rasa itu. Sedangkan dia "i hate you". Apa yang kau rasakan? Marah? Itu manusiawi. Sebuah perasaan yang pasti muncul, karena Anda, saya atau dia bukanlah seorang nabi.
Apalah arti i love you, jika hanya kau saja yang memiliki rasa. Sedangkan ia hanya menganggapmu sebagai teman terbaiknya. Apa yg kau rasakan? Kecewa? Itu manusiawi. Karena apa yang kau lahirkan melalui sikap selama ini, bukanlah perasaan sebagai teman, tetapi perasaan kasih sayangmu, yang dianggap perilaku itu hal wajar sebagai teman. Stop, jangan berikan kenyamanan rasa kasih sayangmu lagi. Karena, selamannya perasaan itu akan dianggap perilaku sebagai teman selamannya.
Dari semua diatas tersebut, ada beberapa hal garis besar. Jika dia mencintaimu apa adanya, dia mungkin akan ttp memiliki rasa yang tetap. Jika rasa yang timbul karena di awali rasa duniawi, hampir sebagian besar yang akan terjadi adalah mumunculkan reaksi yang sama seperti yang di reaksikan si lawan.

Thursday, July 2, 2015

Mencari Ruang Baru



Foto : Istimewa

Hati teriris sudah hal biasa. Menangisinya juga sudah hal yang biasa. Yang mnjadi pertanyaan adalah, apakah orang yangku tangisi tahu bahwa setiap kali balasannya yang lembut itu melukaiku? Bahkan melukai sampai dalam. Apakah aku menangisinya, dia tahu besarnya rasaku?. Apakah dia juga tahu sikapnya yang terlalu baik justru membuatku ngiluuu.
Aku selalu pulang pada Tuhan, selalu bertanya, dan diam, selalu diam menantinya. meskipun tersakiti, entah kenapa masih bertahan. Mempertahankan sseorang yang belum tentu mampu mempertahankan harapan yang sama. Saat aku sebenarnya menginginkan solusi agar aku tidak pura-pura baik, namun, mulut dan tanganku ngilu, tak mampu mengutarakan karena status pertemanan yang tidak berhak meminta hal itu.
Tidakkah dia berfikir sikapnya seperti itu melukaiku? Kata dan kalimat halus dan baikpun ternyata mampu melukai. Tidakkah dia tahu, jika dia tahu perasaanku, besar rasaku, harusnya dia tidak memberlakukan seperti ini. Dia tidak melepaskan tali di kakiku, yang jelas-jelas aq tdk akan bisa lari jauh darinya. Bukankah seharusnya dia melepaskanku dengan sekuat tenaga. Tidak mempedulikanku aq harus berontak, stidaknya itu cara yg lebih baik untukku.
Wahai hati yang rela tersakiti. Tidakkah kau harus peduli pada dirimu sendiri. Dirimu berhak mendapatkan kebahagiaan, dirimu berhak mendapatkan orang yang mencintaimu. Kau yang selalu mmberikan cinta kepada oranglain, harusnya kau mendapatkan cinta dari orang lain.

Terlepas dan Melepas


Jika memang dia pergi karena sikapku yang mulai tidak memberi kenyamanan. Ya mungkin itu sudah jalannya. Meskipun sebenarnya perubahan ketidaknyamananku akibat ketidaknyamanan darinya. Sebuah rasa yang mengharuskan mundur dan menjauh karena jawabannya. Mungkin benar jika kita bisa berubah seperti kanak-kanak, aku rasa tidak jauh beda degannya.
Jika akirnya dia benar-benar pergi dan menjauh, setidaknya sikapkau yang sekuat tenaga mnjauh ini justru yang semakin menegaskan, keputusanku melepas tidak sia-sia. Semakin menegaskan pula bahwa aku hanya terlalu percaya diri, terlalu berekspektasi terlalu tinggi padanya yang mengira dia menyukaiku, ternyata benar hanya menganggap sebatas teman biasa seperti yang lain.
Mengingat masa dulu, dimana dia yang menyapa duluan, tanya keadaan dan mengingatkan makan atau minum juga murni hanya sebatas teman tidak lebih. Yah~ terkadang manusia, terutama wanita terlalupercaya diri degan hal-hal semacam itu. Setidaknya, para wanita tidak perlu dan tidak terlalu kepedean.
Jika jodoh akan bertemu, sebuah kalimat yang sering digunakan sebagai pembelaan dan  pembenaran atas hati yang terlalu sakit dan pengecut dengan kenyataan. Sebuah kalimat sugesti yang mengiming-ngiming rasa tak terbalas mereka, sebuah kaliamt penghibur saja. Toh seiring berjalannya waktu, kalimat itu akan terlupakan seiring muncul pengganti baru.
Yah, seperti itulah hidup. Kelak, saat hati tengah bahagia, masalalu sebagai lelucon. Saat kita benar-benar menemukan tulang rusuk yang terselip, rasa sakit terdalam masalalu dianggap permainan lucu. Yah itulah hidup.
Sesedih apapun yang kau rasakan kemarin, saat ini dan besok hanya dinamika. Sebenarnya sudah kita ketahui akirnya akan mengembirakan hati, oleh karena itu. Sesedih apapun rasa yang kau rasakan, tersenyumlah. Tunggu satu malam saja, mentari kan kembali. Meski mentari tidak selalu cerah, setidaknya di dalam hati terkecil percaya, percaya bahwa TUHAN MAHA TAHU, Tuhan tahu apa yang kita tidak tahu. Berdirilah dengan tegap, dan berjalanlah selangkah ke depan dengan anggun, katakan pada Tuhan "Tuhan, apapun yang terjadi, dan apapun ujianMu, aku siap menanggung dan aku akan berusaha tetap tersenyum. Karena akhirnya akan tetap indah".

Wednesday, July 1, 2015

Diam Itu Emas, Benarkah?



Diam itu emas, itulah ungkapan yang banyak orang gunakan. Tapi, pernahkah berfikir seberapa dalam luka yang ditimbulkan dengan cara diam? Pernahkah berfikir dari sudut pandang yang lain, berapa keras seseorang itu bertahan agar tetap ceria, meski sulit menghilangkan luka yang tertanam karena sikap diam kita?
Bagi orang-orang Nasrani atau orang katolik, ada istilah “pengakuan dosa”. Seorang pastur yang ada di dalam sebuah ruangan yang tidak bisa dilihat wajahnya seperti apa dan bagaiman, kemudian kita mengungkapkan unek-unek yang kita rasakan. Sang pastur di balik ruangan sebagai pendengar setia. Untungnya, antara sang pastur dan pengaku dosa ada komunikasi dua arah. Coba bayangkan bagaimana seandainya tidak ada komunikasi dua arah, melainkan komunikasi secara sepihak?
Komunikasi dalam hal dan hubungan apapun memang penting. Apapun itu bentuk komunikasi secara sepihak, pasti ada sebab akibatnya kenapa terjadi demikian. Namun, pernahkah kita melihat dari sudut pandang lain? Berkomunikasi secara sepihak, dengan cara diam dan tetap terus melakukan komunikasi kira-kira banyak manfaat yang mana?
Oke, saya akan mengupas dari sudut pandang lain dari komunikasi sepihak ini. Anggap saja kita sedang berada di zona ini. Saat kita membenci seseorang, apa yang kita lakukan? Kita pasti akan diam saja, tidak merespons. Seberapa sering orang tersebut menganggu, kita akan tetap diam. Tanpa memberikan konfirmasi atau memberikan sebuah pesan yang mempertegas. Pokoknya, orang itu syaraf sampai-sampai menganggu kita sedemikian rupa.
Di lain kesempatan, kita memiliki pemikiran akan menghubunginya orang tersebut dilain hari, disuasana hati kita yang lebih baik. Pernahkah kita berfikir sebelumnya, selama kita diam dan mengabaikan si penganggu itu, ia juga merasakan bagaimana perilaku kita kita selama ini yang mengabaikannya. Semakin lama kita mengabaikan, semakin menumpuk sebenarnya rasa sakit yang dia rasakan. Lalu, masih pantaskah kita menghubungi dan mempermainkannya?