Sunday, June 30, 2013

DIBALIK GOTONG ROYONG DI KAMPUNGKU, ADA KISAH PILU


Muda mudi KARISMA! JOS!!!

Seperti sore ini, ku tuliskan ini sepulang dari laden muda-mudi di kampung. Aku tergelitik, karena apa yang diungkapkan oleh dosenku itu benar, gotong royong masih dipertanyakan. Aku mengikuti banyak kegiatan, baik sosial maupun yang berbentuk komersil. Mulai kegiatan sosial di Kampung, di kampus maupun di kota, ada arti yang tersurat di balik ke gotongroyongan!.
Berikut adalah contoh kasus yang seringku temui. Hidup di desa tidak seperti kehidupan di Kota. Hidup di desa kata orang kota itu ribet, namun ada juga yang mengatakan menarik. Sedangkan aku yang hidup di desa merasakan susah-susah gampang. Karena hidup bersosial berarti kita harus melebur menjadi satu. Terkadang pula kita harus mengikuti konformitas yang ada di suatu wilayah tersebut.
Bentuk konformnitas ini sangat kuat, apabila ada perbedaan maka akan terlihat dan bahkan menjadi omongan, menjadi top hit dalam ajang “ngrasani”. Apalagi bergaul dengan para pini sepuh yang terlalu banyak aturan dan mengedepankan egosentrisnya sendiri. Sebagai anak kecil di kampung, akirnya memilih bungkam dan hanya ngrundel saja. Menelan perkataan yang menyakitkan.
Dalam suatu organisasi sosial, seorang peserta dituntut untuk mampu berbaur di dalamnya. misalnya jika ada pertemuan muda-mudi harus hadir, sekalipun itu hanya sebagai penggembira acara saja. Setiap minggunya harus kerjabakti. Nampaknya orang desa itu guyub rukun antar sesamanya. Namun, dibalik itu semua ada sebuah pembahasan yang perlu dikaji kebenarannya, apakah  benar guyub rukun dalam suatu organisasi!.

Thursday, June 27, 2013

GARIS TANGANKU SIMIAN, AKU ANEH!?



Kali ini kita belajar garis tangan, sebenarnya aku tidak pernah percaya soal garis tangan beginian, karena kata ibuku musryik, menyekutukan Allah. tetapi saya rasa tidak juga, tergantung kita menyikapinya, asalnya jangan fanatik dan tidak menjadikan itu sebagai "teori mati", jast knowlage :), yang membuatku penasaran pingin belajar membaca garis tangan karena jika dilihat dari garis tanganku, berbeda dari orang secara umum. Setiap aku lihat telapak tangan SMP sampai kuliah, tanganku tetap beda dari orang secara umum. Semakin penasaran aku.

"Kamu itu pengorbanannya terlalu besar dalam hal cinta" kata dosenku sekilas ketika ada di kelas . sejenak aku terdiam, karena apa yang dikatakan benar apa adannya.

Seharian gue cuma googling sama mbah google. sebenarnya aku sdh lama mempelajari garis tangan seperti ini. hanya saja aku merasakan kesulitan dan justru semakin bertanya-tanya karena contoh-contoh tangan yang ditulis internet dengan garis tanganku tidak sama. Aku semakin galau dan semakin bertanya-tanya dengan arti dari garis tanganku.

Sekian lama pencarian, akhiryaku temukan tadi pagi. tangan kiriku ini baru ku tahu disebut garis tangan SIMIAN. Perbandingan tangan simian terhitung sedikit dan langka ternyata!!! (WOW... AKU TERMASUK), perbandingannya 3:10 dari populasi.

Tangan simian ini usut punya usut, digunakan oleh dunia medis untuk mengetahui kecenderungan pada bayi yang menderita down syndrom dan kelaian ganguan mental lain. tetapi tidak semua, dan alhamdulilah, aku termasuk anak yang diamanihi tubuh yang sehat.

"Mbak kamu itu tidak punya rasa lelah ya???" kata temanku di BIAS
"Kamu itu cewek, tetapi tenagaku besar, padahal tubuhnya kecil" kata dosenku lewat SMS
"Kamu seharian belum pulang, merelakan waktu di sini hanya mengerjakan ini? kok kowe kuat?" kata tetanggaku ketika disuruh membantu membuatkan analisis.

Sejenak ketika orang-orang itu mengatakan kalimat ini aku tidak ambil pusing dan tidak mau tahu. karena pikirku kalimat dan pujian mereka hal remeh temeh bagiku. Baru tadi pagi, baruku ketahui bahwa garis tangan simian ini memang memiliki tenaga, energi yang besar dibandingkan tenaga orang secara umum. dan tiba-tiba kata2 orang itu kembali teringat. dan berkesimpulan ada BENARNYA!.

Sebenarnya garis simian ini memiliki sifat keras kepala, ini lagi-lagi benar. Bukti ke keras kepalaanku ya karirku yang sekarang ini!. sempat mengalami pertentangan dari ortu gara-gara jadi penulis, tetapi pendapat ortuku telahku patahkan, dan diijinkanlah aku meneruskan mimpi gilaku ini. sebenarnya keras kepala kalo di rumah, kalo di luar rumah aku bisa menutupinya.

Satu hal orang yang memiliki garis simian ini adalah tipe orang yang setia!. Boleh percaya atau tidak, kalo dari pribadiku sendiri emang iya, aku tipe orang yang setia. Indikatornya bisa dilihat dari barang. Sejak kecil setelah pindah kota dari semarang ke Jogja aku selalu tidur memakai bantal dan selimut, waktu itu usiaku baru 2 tahun. Bantal dan selimut kesukaanku itu pun masih tetap aku gunakan sampai aku SMP, sampai bantalnya jelek, kucel. Terus selimutnya juga begitu, tambah robek-robek, tetep saja aku gunakan!. Dibelikan yang baru tidk mau aku pakai. Akirnya dua benda ini diumpetin ibuku diam-diam saat aku sekolah. Beberapa hari aku masih menanyakan benda ini. Ini salah satu bentuk kesetiaanku pada suatu barang, sama orang juga pernah, tapi tidak perlu aku ceritakan.

Katanya, katanya mbah google lo ya ini, orang yang memiliki garis tangan simian ini jika sukses akan sukses beneran, jika susah akan mengalami kesusahan beneran. Bahkan sebuah pukulan saja bisa menjadi awal terjadi masalah berkepanjangan, dapat meluluh lantakkan orang. orang simian sekali pernah disakiti dan dilukai dalam, dia akan menjaga jarak atau melakukan pertentangan. Dan ini aku benarkan, aku memiliki kecenderungan seperti itu. Misalnya nih, ada orang yang mengecewakan dan melukaiku, aku akan menarik diri dan membuat tembok cina sebagai benteng. Pokoknya berfikiran “awas kau, jangan sampai kau sekali lagi membuatku kesal. Jika membuat kesal lagi lihat saja!”, tetapi selama ini alhamdulillah bentuk dendamnya dalam bentuk yang positif, dendam yang membangun karakterku

Thursday, June 6, 2013

SMK SAPTOSARI WONOSARI : Bangun Cinta Alam Lewat Pelantikan Dewan Tonti Di Gunung Api Purba


Foto : Elisa

SMK Saptosari Wonosari kembali melantik kepengurusan tonti di Gunung Api Purba Nglanggeran pada 20 April hingga 21 April 2013. Peserta pelantikan tonti tiba di Gunung Api Purba Nglanggeran pada hari Sabtu, pukul 15.00 WIB. Mereka bermalam di pendopo gunung Api Purba Nglanggeran. Kali ini adalah pelantikan kedua kalinya yang dilaksanakan di tempat yang sama.
Adapun selain pelantikan kepengurusan tonti ada beberapa kegiatan selama dua hari tersebut. Kedatangan mereka pada Sabtu pukul 15.00 WIB untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah Maghrib peserta dan para Pembina mendaki Gunung Api Purba dengan ketinggian 200-700 mdpl. Tentu hal ini tantangan tersendiri, mengingat perjalanan setapak menuju puncak tidak ada penerangan jalan. Para peserta harus mendaki dengan alat bantu seadanya yang telah mereka sediakan. Sesampainya dipuncak inilah kegiatan inti pelantikan kepengurusan tonti baru diselenggarakan.
“Jadi kelas tiga sebagai senior memberikan testimoni pengalaman-pengalaman serta memberikan pembekalan selama menjadi pleton Inti kepada adik kelasnya. Sedangkan Kelas dua sebagai penyelenggara kegiatan ini”, jelas Sumbago Widiyanto, selaku Pengawas dan Pembina Tonti saat ditanya tentang kegiatan malam minggu saat itu kepada Wartawati BIAS saat ditemui di pendopo pada 21 April 2013.

NGE-MALL VS NONGKRONG : Ajang Menunjukkan Kelas Ekonomi

(Pelajar yang Nge-Mall di Galeria : Elisa)
Nongkrong menjadi bagian dan gaya hidup sebagian besar pelajar SMA/K di Yogyakarta. Tempat tongkrongan pun bisa menunjukkan golongan ekonomi pelajar itu sendiri. Semakin hingh class tempat tongkrongan, menandakan bahwa kelas ekonomi berada di rata-rata ke atas. Salah satu contohnya nge-mall sepulang sekolah.
Faktor yang melatarbelakangi pelajarpun banyak hal. Nge-mall dan nongkrong sebenarnya memiliki esensi arti yang sama, yaitu kumpul-kumpul bersama teman. Hanya soal istilah pergaulan remaja saja. Sehingga tidak harus di mall, hengout bersama teman-teman dimanapun tempatnya, intinya ngobrol-ngobrol bareng sambil nongkrong. Bahkan di warung burjo maupun di angkringan juga salah satu bentuk tongkrongan anak-anak pelajar.
Muhammad Siddiq Nurudin, siswa dari SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta, salah satu pelajar yang suka nongkrong bersama teman-temannya lebih memilih ke tempat Kopi Jos, Blandongan dan Borjo yang tidak jauh dari sekolahnya. Baginya nongkrong tidak harus ke mall, selain lapar mata akan menguras dompet sekali jalan ke mall. “Tentunya menyessuaikan kantong kita sebagai pelajarlah, yang penting tempatnya rame, nyaman dan relative murah”, ungkapnya ketika ditanya alasan memilih tempat tersebut sebagai tongkrongan mereka.