Sunday, December 23, 2012

TANGGA : Bukan Superhero, tetapi Band Supelhero


Foto : Egik
Tangga kembali kibarkan semangat bermusik. Di balik lagu yang enak didengar terselip sebuah cerita. Lirik ciptaannya banyak diinspirasi dari banyak hal. “Sebenarnya inspirasi itu muncul tergantung dari dalam diri  masing-masing. Jadi jika ada yang bilang inspirasi itu datang saat berpacaran dan menderita dulu, itu tidak selalu. Factor eksternal hanya salah satu cara saja”, papar Tata kemudian.
Meskipun 4 tahun belakangan musisi ini jarang menciptakan lagu baru, mereka masih tetap eksis berkarya. Salah satunya dengan cara merecycle lagu orang lain. Disinilah tantangan Band satu ini. Tangga menyadari sejak awal konsekuensi merecycle lagu, sisi positifnya jika hasil recycle lagu disukai, banyak masukan bagus. Sebaliknya jika lagu yang direcycle jelek tentunya akan banyak masukan miring tentang Tangga. Misalnnya tuduhan plagiat tanpa izin, merusak lagu aslinya. Semua itu sudah disadarinya jauh-jauh hari.

Saturday, December 22, 2012

DIDI NINI THOWOK : TARI TRADISIONAL TIDAK LAKU, LARIS DI MANCANEGARA


Didi Nini Thowok (Foto : Egik)
Seni tari tradisional tidak menarik banyak orang. Tapi siapa yang menyangka bahwa tari tradisional ini bisa dijadikan salah satu kebanggaan Indonesia kepada dunia luar. Seperti yang dilakukan seniman asal dari Temanggung, Didi Nini Thowok. Dia berhasil membawa nama baik Bangsa Indonesia hingga kebeberapa negara. Mulai dari Amerika, Jepang, Singapure dan beberapa kota di kawasan Eropa.
Didi Nini Thowok saat ditemui Wartawan BIAS mengaku bahwa karirnya tidak semulus yang terlihat. Membutuhkan waktu yang lama. Sebelum menjadi seniman tari, Didi menjadi salah seorang teladan dari temanggung. Selulus SMA seniman berbakat ini sempat bekerja di kantor Pembinaan Kebudayaan di Temanggung selama satu tahun. sebelum akhirnya hijrah ke kota Yogyakarta pada 1974.
Sejak kecil Didi Nini Thowok sangat antusias melihat wayang kulit. Kesenangan ini berkembang menjadi rasa ingin tahu yang besar. Keinginan itu mendorong Didi bekerja untuk menambah biaya melanjutkan S1-nya di Akademi Seni dan Tari (ASTI). Sekarang menjadi Institut Seni Indonesia (ISI).
Tidak seperti mahasiswa sekarang. Didi Nini Thowok disamping kuliah diploma, kemudian bekerja menjadi dosen. Tidak patah arang begitu saja, semangat belajar yang tinggi membuatnya meluluskan kuliah S1 pada 1982.
Optimisme, semangat, mimpi dan rasa ingin tahu yang besar inilah yang mengantarkan seorang Didi Nini Thowok bisa mengunjungki kota-kota seperti di Bali, Jawa Timur, dan cirebon. Didi sengaja singah untuk mendalami tarian-tarian lokal dari Indonesia. Menurutnya, tarian di Indonesia ini sangat banyak dan sarat arti khas dari setiap tarian di beberapa daerah.
Ilmu yang didapatkan tersebut banyak memberikan inspirasi Didi menciptakan tarian. Jumlah karya tarinya pun hingga tak terhitung. Setiap tarian Didi memberikan makna tersendiri. Berkat kreatifitas menciptakan tarian ini akhirnya mengantarkan Didi Nini Thowok di kenal dunia.

KALI OPAK BERBAH : MESKI ANGKER, RAMAI DIKUNJUNGI


  Jembatan tua dan tampak rapuh di sungai Kali Opak ini memberikan kesan alami. Ditambah pemandangan arus sungai yang jernih. Bebatuan yang bertengger tersebut terbentuk karena aktivitas magma Gunung Api Purba di Watuadek sejak puluhan tahun yang lalu. Lebar sungai ini sekitar 1 meter dengan kedalaman kurang lebih 1-2 meter. Dimana terdapat batu-batuan kars dan pepohonan yang rimbun. Memberikan kesan keteduhan.
Kali Opak ini sering didatangi oleh banyak pengunjung. Meskipun tempat ini jauh dari kebisingan kota, siapa yang menyangka jika Kali Opak yang dulunya ditakuti banyak orang kini menjadi tempat favorit bagi anak-anak muda. Baik sekedar foto bersama dan menikmati kesejukan.

Sungai Kali Opak ini menghubungkan Gunung Merapi dan Laut Selatan. Jadi nama Kali Opak itu panjang, mulai dari bawah Merapi sampai Muara Laut selatan disebut Kali Opak.
Kali Opak yang berada di kawasan Berbah Sleman ini sering dijadikan objek penelitian dari Universitas di Jogja. Hal ini terlihat beberapa kali setiap pagi ramai didatangi mahasiswa jurusan Arkeolog. Tempat ini juga menjadi salah satu tempat pemotretan dan syuting loh. Seperti yang diungkapkan oleh Risa, bahwa ada 'view' tersendiri yang sangat indah, unik dan mengundang hasrat untuk mengabadikannya dalam jepretan lensa.

Dahulu Kali Opak ini dikenal sebagai tempat yang angker. Bahkan sampai saat ini masih dianggap angker. Seperti yang kita lihat, ada dua jembatan. Jembatan kecil dan jembatan besar. Dulu hanya jembatan kecil, kuno inilah yang menjadi jalan utama transportasi. Tahun 1970 banyak pembegalan dan pembunuhan di jembatan kecil ini. Tidak hanya itu, sejak dulu tempat ini sering banyak penampakan.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Suroyo, salah satu penduduk yang tinggal didekat Kali Opak tersebut. “Jujur, sebenarnya tempat itu banyak dedemit yang nakal mbak!”  paparnya saat ditemui wartawan BIAS di rumahnya di dusun watu adek.
Saat Wartawan BIAS mencari informasi tentang Kali Opak, bertemu salah satu jurukunci Kali Opak yang tinggal di dusun watu adek pula. Nenek itu tidak ingin menyebutkan namanya, menuturkan bahwa dua jembatan tersebut dijaga oleh Kyai Seno dan Kyai Setu. Kyai Seno menjaga jembatan tua kecil dan rapuh, sedangkan Kyai Setu menjaga jembatan besar (tidak terlihat oleh mata biasa : hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya). “Kalo disekitar jembatan memang banyak dedemitnya. Mereka tidak menganggu, asalkan saat bermain di kawasan tersebut harus uluk salam dan tidak neko-neko,” tambahnya.

Friday, December 21, 2012

SEGENGGAM MIMPI


Foto : Elisaa
Di beranda rumah Ana mondar-mandir membawa payung yang rusak. wajahya cemas tak jelas. Sejak Maghrib menguyur Jogja Ana pasang gelisah. Tangannya sesekali menengadahkan ke langit, mengintip mendung yang masih mengumpal hebat disertai dengan gelegar petir. HP yang terselip disaku bajunya sering dipandangi, berharap pesan masuk ke ponselnya.
Di pertigaan jalan, nampak pemuda berlari kecil, setengah membungkuk badan. Meskipun lampu nion tidak begitu terang, Ana sangat mengenali gestur pemuda itu. Tangan pemuda itu mendekap barang yang sepertinya berharga. Ana segera merekahkan payung yang rusak sebelum akhirya berlari menghampiri pemuda bernama Tarto.
“Kenapa tidak menunggu hujan reda. Kamu ini keras kepala!”
Mereka berlari kecil menuju gubuk reot berdindingkan asbes. Sesampai di teras segera tas yang didekapnya di taruh di salah satu. Tarto mulai membuka seragam sekolah yang masih basah kuyub.
“Wah… bukumu basah semua. Ini bukannya buku paket yang kemarin kamu beli hasil dari kerja paruh waktumu?” tanya Ana terkejut.

Sunday, December 16, 2012

KELIR SRIKANDI : LUNCURKAN DOKUMENTER, JADIKAN PENONTON PINTER


Foto : Elisa
Komunitas Coret dan komunitas Jeda launching Film dokumenter Kelir Srikandi, pada 14 Oktober 2012 di Balai Bahasa Yogyakarta pukul 15.00 WIB. Film kolaborasi dua komunitas ini menceritakan tentang perjalanan seorang remaja menjadi dalang perempuan. Memperjuangkan emansipasi wanita yang mengangkat kearifan lokal budaya jawa.
Film dokumenter dikerjakan 6 personil dari komunitas Coret dan Jeda yang mayoritas diikuti oleh anak-anak SMA/K/MA. Pada 15 Oktober didaftarkan ke FFD. Eni, Salah satu personil pembuatan dokumenter mengatakan bahwa, tujuannya ingin menunjukan kepada anak-anak muda khususnya di Jogja untuk berani berkarya.
Film Dokumenter ini mengambil tema tentang emansipasi wanita, karena banyak akibat gender membatasi para wanita. Jadi film ini mengangkat seorang pelajar wanita menjadi dalang demi menjunjung kearifan lokal. Dokumenter ini terinspirasi karena alasan globalisasi, dan kemajuan teknologi yang  merubah gaya hidup anak muda jogja menjadi kebarat-baratan.
Pesan film dokumenter yang ingin disampaikan oleh komunitas coret ini selain ingin menunjukkan kepada remaja pada pentingnya melestarikan kearifan lokal jawa, sekaligus memberikan motivasi kepada para remaja bahwa anak-anak SMA lain diluar komunitas Coret dan Jeda sebenarnya juga bisa membuat dokumenter. Dokumenter ini memberikan bukti, bahwa dalam menganut kearifan lokal tak perlu  berkoar-koar dan tidak sekedar omong saja. Tetapi perlu bukti.
Dokumenter Dalang Perempuan merupakan dokumenter yang di produksi coret yang ke 9 kalinya. Dari kesembilan pembuatan dokumenter murni dibuat oleh anggota komunitas coret. Dalam pembuatan dokumenter tidak hanya berbekal bisa nge-shoot gambar, tetapi juga dituntut bisa menulis. Karena ini sangat membantu dalam pembuatan skrip.

KOMUNITAS KALIJAGA : SIKAT SAMPAH RUMAH TANGGA DI KALI GAWE


Suasana Susur Kali Gawe (Foto : Elisa)
Pelajar SMP-SMA Kecamatan Piyungan mengisi akhir pekan dengan mengikuti lomba susur  sungai kali gawe pada 11 November 2012. Start lomba bertempat di bumi perkemahan pangkah Srimulyo Piyungan. Pemenang diraih oleh MTs Hasyim Ashari Piyungan. Peserta lomba jalan menyusuri sungai sepanjang 1,5 km. Finish di jembatan Balai Dusun Pos Piyungan.
Satu tim terdiri 5 orang. Lomba ini bersifat gabungan antara kelas SMP, SMA dan Umum. Tugas peserta lomba adalah membuat catatan perjalanan selama menyusuri sungai kaligawe. Tidak hanya melakukan catatan perjalanan, tetapi juga melakukan pemungutan sampah disepanjang sungai yang dilaluinya. Respon peserta lomba susur sungai ini tampak Antusias.
Peserta lomba membawa karung putih. Yang menarik dari lomba ini, para peserta saling berebut sampah yang ada di sungai. Karena hasil laporan perjalanan dan hasil sampah sangat mempengaruhi penilaian. Di damana dalam lomba kali ini, kekompakan tim menjadi kriteria penilaian lomba. Wawasan dan kepedulian lingkungan juga salah satu yang diperhatikan agar mendapatkan nilai yang bagus.

Saturday, December 15, 2012

SISKA YULIANI : MENJADI MODEL SISWA BERPRESTASI


Siska Yuliani lagi-lagi membawa pulang piala. Lomba Tartil tingkat provinsi kali ini, Oktober 2012 dia berhasil membawa pulang peringkat dua.  Gadis kelahiran Gunungkidul, 8 Maret 1995 banyak mendapatkan prestasi. Beberapa kali dia juara 1 lomba MTQ  dan MTTQ tingkat Propinsi.
Siska, itulah panggilan akrabnya. Berkat hobinya bernyanyi, gadis ini lagi-lagi membawa nama baik sekolah. Siska berhasil menembus predikat pertama dalam lomba vocal tingkat propinsi.  Sebagai 15 besar finalis lomba menyanyi dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di NTB bulan juni 2012 lalu.
Sekarang Siska kelas XII IPS, dia menyukai beberapa kesenian jawa, misalnya ketoprak. Tidak heran  jika gadis manis ini sering mengikuti beberapa festival. Dia sering mewakili sekolah ikut dalam ajang Festival Seni Internasional (FSI).
Tidak hanya aktifitas yang seabrek di SMAN 2 Playen, ia mengikuti beberapa kegiatan . seperti anggota PMR, Dewan Ambalan dan Takmir. Belum di tambah aktifitas diluar sekolah seperti mengikuti organisasi obar-abir. Baginya mengikuti banyak aktifitas hal yang menantang, selain medapatkan pengalaman juga mendapatkan banyak kenalan baru.

SALAH JURUSAN MENGANTARKAN PADA KESUKSESAN!


Foto : Doni
Sekolah menengah atas selalu dihadapkan pada pilihan. Pilihan memilih jurusan IPA, IPS. Bagi sekolah-sekolah kejuruan harus berhadapan pada pilihan jurusan Menjahit, Akuntansi, Boga, Kesenian, dan sebagainya. Proses pemilihan jurusan bagi para pelajar ini bisa dibilang gampang-gampang susah.
Banyak para pelajar yang mengakui bahwa jurusan yang diambilnya salah. Tidak sesuai dengan yang diharapkan saat pertama kali masuk SMA/K/MA. Seperti yang dialami Amallya Nur Sa’adah, salah satu pelajar dari SMAN 1 Imogiri yang mengaku bahwa Jurusan IPA yang sekarang dia jalani tidak sesuai yang diharapkan. “Melihat kemampuanku kayak gini aku pesimis,” katanya.
Amallya Nur Sa’adah yang memiliki sapaan akrab Amal yang juga pernah menjadi ketua OSIS di sekolahnya, menyikapi salah jurusan dengan berinisiatif untuk tetap konsisten, dan berusaha belajar lebih baik. Mulai mengikuti beberapa les tambahan di luar sekolah. Bagi Amalia, positif thingking sangat penting. Gadis kelahiran Yogyakarta, 19 Maret 1995 ini berharap dapat lulus dengan nilai baik agar masuk ke perguruan tinggi sesuai yang diinginkan, juga sesuai dengan kemampuannya.
Amal yang mulanya bercita-cita menjadi dokter. Karena dia rasa sulit belajar di IPA, setelah lulus SMA ia bercita-cita masuk jurusan industri perikanan atau agrobisnis. Dia beranggapan yang sesuai dengan kemampuannya.

Friday, December 14, 2012

MADHA WIRAHUDA : RAIH PRESTASI SEJAK SMA


Foto : Elisa
RM Madha Wirahuda salah satu siswa dari SMAN 1 Piyungan yang berhasil menunjukkan efikasi diri dalam kegiatan yang positif. Bentuk efikasi yang diikuti oleh Madha masuk 10 besar  Duta Kongres Forum Anak Bantul (KFAB) ke Komisi Perlindungan Anak. Ia juga mewakili Kabupaten Bantul ke tingkat Propinsi, sebagai Duta Forum Anak Daerah DIY (FAD-DIY). Pada tanggal 10 Juli 2012, bersama ke dua temannya terbang ke Batam, sebagai perwakilan dari DIY dalam Kongkres Anak Indonesia (KAI). Dimana dalam KAI tersebut membantu dalam penyusunan draf suara anak indonesia bersama Aris Merdeka Sirait dan Kak Seto Mulyadi selaku Komnas Perlindungan Anak Indonesia.
Madha sejak kelas X sudah terbiasa di sibukkan dengan seabrek aktivitas sekolah, mulai menjadi ketua OSIS, saat kelas XI mendapatkan amanat menjadi ketua MPK, biasa di sebut sebagai Musyawarah Perwakilan Kelas, dan sekarang aktif dalam Forum Anak Daerah DIY (FAD-DIY). Di FAD inilah Madha dan teman-teman di forum tersebut membantu beberapa sanggar cabang dari FAD, seperti Forum Anak Kota (FAKTA), Forum Anak Bantul (FONABA), Forum Anak  Sleman (FORANS), Forum Anak Kulon Progo (FAKP), dan terakhir Forum Anak Gunungkidul (FAGK).

SEGUDANG AKTIFITAS DAN KREATIFITAS DI GEDUNG BERSEJARAH


Depan SMA 11 Yogyakarta (Foto : Egik)
Siapa yang tidak mengenal salahsatu Sekolah Menengah Atas yang berada di kawasan di jalan AM Sangaji 50 Yogyakarta. Salah satunya SMA 11 Yogyakarta. Nah, siapa yang menyangka ternyata sekolah satu ini memiliki nilai historis sejarah.
Dilirik dari segi bangunan, Gedung SMA Negeri 11 Yogyakarta mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Karena gedung SMA satu ini menjadi saksi bisu berjalanya Kongres Budi Utama pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Siapa yang mengira bahwa sekolah ini dulu sempat menjadi SMP Negeri 6 Yogyakarta. Tidak hanya itu, gedung bersejarah, berdiri sejak tahun 1897 silam.
Pada awal sejarah pembangunan gedung, hanya mempunyai fungsi sebagai sekolah calon guru jaman Belanda atau sekolah raja. Pada tahun berikutnya terjadi beberapa peralihan fungsi diantaranya sekolah guru, asrama tentara. Hingga pada akhirnya pada tahun 1989 pemerintah mengalih fungsi SPG (Sekolah Pendidikan Guru) menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta.
Tidak semata-mata mengandalkan gedung yang mempunyai historis sejarah. Sampai saat ini SMA ini terus berusaha membuat sejarah pendidikan untuk masa depan lebih baik. Sekolah ini juga bercita-cita SMA Negeri 11 ingin menghasilkan lulusan unggul, memiliki intelektual, santun, integritas, serta memiliki wawasan luas. Para pelajar SMA Negeri 11 dituntut untuk mengembangkan kemampuan akademik bercakrawala global dengan penerapan dan pengembangan kurikul lokal, baik berbasis nasional dan internasional.
Banyak ekstrakuler seperti tekondo, teater, basket, KIR, fotografi, PMR. Masih ada beberapa ekstrakurikuler, tujuan dari ekstra dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik secara optimal. Tentunya masih berakar pada nilai-nilai budaya nasional, agama, dan sesuai degan beberapa tuntutan global.
Ekstrakurikuler yang bersifat fisik, bertujuan untuk menciptakan sportifitas, kreatifitas dan menciptakan kekeluargaan. Dari kegiatan ekstra fisik inilah, harapannya saat mengikuti suatu perlombaan dapat membangun kerjasama dengan sekolah lain.
Gedung yang bersejarah ini ternyata memiliki banyak prestasi yang telah di raihnya. Beberapa diantara banyak prestasi adalah juara 1 lomba tingkat Nasional, bidang Pengembangan Pendidikan Agama Islam yang diwujudkan dalam KBM. Juara 1 tingkat Profinsi DIY, juara kebersihan lingkungan sekolah. Juara 2 futsal, dalam rangka PORGURKAR tahu 2012. (Elisa, Finta)

Liputan ini dimuat di Tabloid BIAS
Edisi 3, 2012

Sunday, December 9, 2012

SMK KOPRASI : MENUMBUHKAN JIWA PERKOPERASIAN


foto : Elisa
SMK Koperasi berada di jalan kapas I No. 5. Inilah salah satu sekolah kejuruan atas yang tetap menjunjung perkoperasian di Yogyakarta. Hal ini nampak terlihat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh para pelajar di sana. Seperti melakukan kegiatan simpan pinjam.

Bentuk Perkoperasian di SMK Koperasi inipun di kelola sendiri didiberdayakan untuk seluruh keluarga SMK Koperasi. Misalnya pengelolaan Bank Siswa. Bank Siswa ini diurus oleh pelajar dan digunakan untuk pelajar. Sama seperti perkoperasian pada umumnya, dimana setiap akhir tahun akan dilakukan pembagian hasil SHU untuk para anggota. Adapun kegiatan perkoperasian yang melibatkan para guru, seperti kegiatan KKBS.

Tidak sekedar mengedepankan perkoperasian di lingkup sekolah, SMK Koperasi ini telah beberapakali memenangkan lomba. Seperti Lomba Cerdas Tangkas (LCT). Menjadi kebanggaan sendiri karena sekolah ini pada tanggal 10 September 2012 ditunjuk sebagai perwakilan dari Yogyakarta, mengikuti lomba LCT di Jatinagor.

Monday, December 3, 2012

Yearbook Murahan, Tidak Selalu Murahan


Foto : Ist
Yearbook, tidak selalu diterima di kalangan pelajar. Meski sejumlah sekolah menengah atas menjadikan yearbook ini sebagai bentuk self efication, semacam eksistensi diri.
Kian menjadi trend dikalangan sekolah karena tampilan, desain, dan foto yang lebih menarik dari buku tahunan pada umumnya. Yearbook kini dikemas menjadi lebih menarik. Harga yang ditawarkan pun beraneka ragam. Mulai dari seratus ribu, sampai lima ratus ribu, bahkan ada juga yang nyampai 700 ribunan loh. Tetapi kualitasnya memang sepadan dengan harganya.
Beberapa SMK di Piyungan yearbook dibuat hanya sederhana. Berbentuk seperti buku tulis dan tertulis nama dan profil siswa. Inipn dibagikan kepada pelajar setiap akhir tahun secara gratis, kalo pun membayar tidak hanya sedikit.

Sunday, December 2, 2012

Sensasi Wisata di Atas Jembatan


Foto : Elisa
Jembatan Gantung dua tahun belakangan dijadikan objek wisata. Jembatan ini berada di perbatasan Sleman dan Gunungkidul. Awalnya pembangunan Jembatan Gantung ini untuk membantu perekonomian dan taraf hidup masyarakat menjadi lancar, sekaligus menyatukan dua kabupaten yang berbeda.
Potensi wisata jembatan gantung ini cukup menarik para wisatawan lokal. Ternyata jembatan yang terbuat dari besi berwarna kuning, deknya terbuat dari kayu ini belum banyak di ketahui orang secara luas. Sehingga pengunjung yang datang ke jembatan ini hanya beberapa wilayah di Yogyakarta. Biasannya mereka adalah pemuda-pemudi yang sengaja duduk duduk santai di sana menikmati pemandangan atau sekedar ngobrol.

Kecantikan Alam di Puncak Nglanggeran


Keindahan di Puncak Nglanggeran (Foto : Elisa)
Gunung api purba tidak hanya terletak di Sumatra. Di Jogja pun juga tak kalah menarik. Salah satunya Gunung Api Purba, pemandangannya tidak kalah bagus dengan Danau Toba. Orang-orang disekitar lebih akrab menyebut Nglanggeran. Tempat ini menjadi salah satu tempat wisata yang semakin lama semakin ramai di kunjungi oleh anak-anak muda.
Konon Gunung Api purba ini merupakan gunung aktif. Inilah satu-satunya tempat yang menjadi saksi bisu, menunjukkan bahwa dulu pernah terjadi  peradaban alam yang dulu sempat pernah hidup. Nglanggeran terbentuk jutaan tahun yang lalu. Beberapa arkeolog dari UGM meneliti bebatuan di Nglanggeran tersusun dari fragmen material vulkani tua.
Banyak wisatawan yang datang di Nglanggeran, para pendatangnya pun dari berbagai Kota. Seperti Mahasiswa Arkeolog ITB yang sengaja berwisata ke tempat tua ini sekaligus melakukan penelitian. pemandangan yang ditawarkan pun sangat memukau.

Thursday, November 29, 2012

Alumnni SMSR Sembuhkan GALAU Lewat Pameran


Jalan Terang-Hasil Pameran Lukisan di Tembi (Foto : Egik)
Jalan terang, inilah tema pameran lukisan yang diselenggarakan oleh alumni SMSR lulusan 2012 di Tembi. Pameran ini memamerkan banyak lukisan. Mulai dari lukisan yang berupa dasar akrilik, cat air, minyak, ada juga lukisan tiga dimensi. Akrilik adalah material yang dicampur dengan air.

Pameran lukisan ini diikuti oleh 6 perupa. Terdiri dari Adnan, Felik, Heri Laksono, Yudha, Lisa Bonet, dan Lono. Setiap satu perupa dapat memamerkan lebih dari 2 lukisan. Seperti salah satu penyumbang lukisan yang dijuluki cempe, ia menyumbangkan 4 lukisan. Satu diantara ketiga karyanya berbahan dasar akrilik.

Salah satu panitia pameran lukisan, Adnan Aditya mengatakan bahwa tema ini sengaja diangkat dilatarbelakangi melihat fenomena galau di masyarakat pelajar. Pameran lukisan ingin menunjukkan kepada masyarakat pelajar, bahwa inilah kehidupan. Kehidupan itu selalu ada masalah, wajar jika galau akan selalu datang.

Senada yang diungkapkan oleh rekan Adnan. Mahasiswa dari ISI bernama Vita saat menghadiri pameran tersebut.
“… Kita hidup ini terlalu banyak pertanyaan terus, tidak akan habis-habis bertanya segala macem. Selama masih hidup, pertanyaan itu akan selalu ada,” sahutnya.

Adnan berharap, Dari pameran lukisan ini dapat memberikan pencerahan, memberikan jalan terang kepada pelajar yang mengunjungi pameran. Agar segala bentuk permasalahan hidup, pertanyaan-pertanyaan yang muncul itu jangan dibuat galau. (Elisa, Finta)

Pendidikan Formal, Sekedar Sekolah Formalitas


Foto : Elisa
Pendidikan Formal sebagai kewajiban yang ditempuh oleh setiap anak bangsa. Negara memiliki cita-cita agar penerus negeri ini menghasilkan lulusan generasi yang pandai untuk melanjutkan estafet Bangsa. Negeri tercinta ini sangat mendambakan putra putri bangsa yang super, supel, tegas dan sosialis. Sayang, pendidikan ini bergeser menjadi sekedar formalitas.

Kebanyakan para pelajar menjadikan Pendidikan formal sebagai formalitas. Rajin berangkat sekolah hanya sebagai formalitas. Sekedar mencapai legalitas, pengakuan masyarakat, teman dan handaitolan saja. Salah satu tujuan utamanya yaitu mendapatkan legalitas berupa ijazah.

Terjadinya dogma semacam ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya sistem pendidikan, aturan yang diperlakukan didunia pendidikan dan tidak adannya pendidikan moral pelajar di dunia pendidikan.

Di dunia pendidikan sangat penting adannya sistem yang mengatur jalannya pendidikan. Baik sistem yang mengatur para pelajar, maupun para pengajar itu sendiri. Meskipun sistem ini sudah ada dan sudah di jalankan, setidaknya sistem sekarang yang diterapkan di kelas menggunakan sistem pemaksaan. Yaitu anak dituntut mendengarkan dan guru menjelaskan.

Sistem cara ini cukup memberikan stimulus rasa malas pada pribadi pelajar. Pelajar hanya diberi tugas dan di jejali oleh PR tidak akan memaksimalkan kemampuan yang disimpan pada usia-usianya. Bagi beberapa pelajar, kegiatan rutin semacam ini tentu akan semakin menumbuhkan sikap, perilaku semakin tak peduli.

Saturday, November 17, 2012

Keuletan Jadikan Penulis Berkualitas


Redaksi Tabloid BIAS periode 2010
mengunjungi Taman Pintar (Foto : Elisa)
Bercita-cita menjadi seorang penulis yang terkenal?.  Atau ingin menjadi seorang Jurnalis yang handal?. Atau mungkin ingin menjadi seorang penulis skenario yang mendunia?. Bertahan di media tidak semudah seperti dibangku sekolah.
Menjadi seorang penulis sudah hal biasa. Persaingan di dunia menulis juga bukan hal yang mudah. Modal menjadi penulis juga tidak serumit menjadi angkatan udara. Modal menulis hanya membutuhkan kemauan, keseriusan, kegigihan, dan berani!.
Tidak memiliki bakat menjadi penulis bukan sesuatu rintangan. Bahkan orang yang mengaku tidak bisa menuliskan kalimat “aku tidak bisa menulis” sekalipun, akhirnya bisa menjadi seorang penulis.
Menulis tidak harus selalu dimuat oleh media masa. Mulailah menulis di blog pribadi. Kunci menjadi penulis di media masa adalah berani ditolak. Semakin banyak tulisan yang ditolak, semakin banyak tulisan yang harus ditulis. Semakin besar pula peluang tulisan dimuat dimedia masa.

Friday, November 16, 2012

Hilangkan Depresi dengan Katarsis



Katarsis, Apasih katarsis itu?.

Ternyata katarsis itu sangat bermanfaat. Katarsis dapat menghilangkan tingkat depresi pada seseorang. Istilah katarsis pertama kali gunakan oleh sigmund freud dalam melakukan asosiasi bebas. Digunakan dalam melakukan proses menterapi seseorang.

Dalam proses terapi inilah kliyen atau  seseorang disuruh untuk menceritakan semua yang menganjal di dalam hatinya. Semacam pengeluaran ekspresi kekecewaan, kesedihan, kebahagiaan dan sebagainya. Katarsis bisa disebut juga sebagai pembersihan diri.

Nah loh… apa manfaatnya katarsis?. Bagi yang sudah punya anak, keponakan pancing mereka untuk menceritakan yang terjadi hari ini. lakukan ajang share kepada mereka. Selain melatih anak mengungkapkan pendapat dan melatih komunikasi. Tanpa tidak sadar mereka sudah melakukan katarsis (pembersihan diri).

Thursday, November 15, 2012

UJI COBA UN BERDAMPAK PSIKIS DAN POLA PIKIR

Foto : Elisa
Pendidikan adalah harga mutlak bagi putra-putri bangsa Indonesia. Warga Negara wajib belajar 9 tahun. Dimana pendidikan merupakan suatu pengumpulan ilmu pengetahuan yang diharapkan mampu menyumbangkan keberhasilan dalam segala Ilmu Pengetahuan yang ditekuni. Cara mendapatkan Ilmu Pengetahuan salah satunya adalah dunia Pendidikan Formal (Dunia Sekolah).
Pendidikan Formal di bangku SMA/SMK maupun yang di SMP, SD itu selalu berkaitan dengan Peraturan Pemerintah dalam tata laksana Pendidikan yang selalu dikaitkan dengan Ujian Nasional (UN), sebagai syarat ketuntasan belajar. Dengan adannya peraturan ketat Ujian Nasional banyak peserta didik yang merasakan ketertekanan.
Pada tujuannya adannya peraturan tentang Ujian Nasional ini berpandangan akan meningkatkan pendidikan Bangsa Indonesia. Mungkin dengan peraturan ini peserta didik secara tidak langsung dituntut belajar dengan kesadaran dirinya sendiri. Namun dalam realitas, sedikit peserta didik yang menyadari hal itu.
Ketidak berhasilan pemerintah melaksanaan Ujian Nasional ini didukung dengan seringnya melakukan pergantian peraturan UN tiap tahunnya. Hal ini karena banyak ditemuai beberapa kecurangan saat UN berlangsung.

Menjaring Bakat Lewat Kejuaraan Lomba Drum Band Tingkat Nasional


Peserta lomba (Foto : Elisa)
Pengurus Besar Persatuan Drum band Indonesia (PBPDI), di bawah nauangan KONI kembali menyelenggarakan Kejuaraan Nasional drum band. Kejuaraan Tingkat Nasional drum band berlangsung selama tiga hari, 16 Oktober sampai 18 Oktober 2011. bertempat di Mandala Krida dan Among Raga.
Diikuti 12 Propinsi se-Indonesia. Dari Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Sumatra Selatan 1, Sumatra Selatan 2, Jambi, Kalimatan Timur, Kalimantan Tengah, jawa Tengah, Jawa Timur 1, Jawa Timur 2, Riau, Jawa Barat dan DIY, serta DKI.

Wednesday, November 7, 2012

Wanita Karir, Cemas Anak Tidak Nurut


Wanita karir itulah pekerjaan yang tengah nge-tren abad sekarang. Berkarir cemerlang tidak hanya berlaku bagi kaum Adam saja. Wanita sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Banyak pula wanita yang sukses memangku jabatan di lewel tinggi.
Keluarga dan karir memiliki peranan yang penting. Terutama kodrat menjadi seorang wanita. Dalam pandangan islam, wanitalah yang bertugas melayani suami dan anak-anak mereka. Perkembangan teknologi dan intelektual serta kerasnya hidup yang memaksa seorang wanita berperan ganda, antara karir dan keluarga.
foto : Elisa
Dampak yang disebabkan selain mempengaruhi perkembangan anak. Fenomena yang sekarang menyeruak. Hampir semua anak-anak dititipkan kepada nenek mereka. Beberapa orang memilih mencari bebi siter/pengasuh. Bagi mereka yang hidup di daerah desa, mereka menitipkan anaknya di rumah tetangga, sebagai ganti lelah dibayar tiap bulannya. Yah, hitung-hitung menciptakan lapangan pekerjaan bagi para ibu paruh baya yang tidak laku bekerja.