Thursday, December 24, 2009

Menyibak kebekuan

Ku telan duka dalam kebahagiaan
Seteguk air meracuni pilar cinta
Menanti dalam hitungan juta
Yang hadir sepenggal kata

Hilir mudikku tapaki jejak petualang
Yangku dapati alang merintang
Debuh ombak terjahui hujan
Menikam dalam keheningan
Menciptakan melody menyibak kebekuan

di tulis oleh Elisa
di terbitkan oleh Tabloid BIAS edisi 6

Sunday, December 13, 2009

KEMARAU PANJANG

Cahaya pagi berselimut rapat
Pepohonan terhempas menghempas
Menerpa rumput ilalang hingga tumbang

Angin menerpa tubuhku tanpa ampun
Menyungkurkanku di lembah

Pekat pagi menyiratkan butiran hujan
Membasahi dedaunan
Memberi harapan untuk esok hari
Meningalkan kemarau panjang
Semoga….



Di tulis oleh Elisa
Diterbitkan :
Tabloid BIAS edisi 8 Desember 2009

ANAK BERDASI BIRU

Melukiskan sebuah sketsa
Di selembar kertas kusam
Jemari pun penuh tinta warna

Anak berdasi biru
Belajar menipu hati
Merangkak meniti harapan kosong

Masih tertahan,
Tetap tak sanggup melukiskan sketsa
Pertanda kerinduan menyapa

Anak berdasi biru
Menyulut dedaunan yang basah
Menyatukan parasnya di atas sketsa
Menangislah di atas ketidak mampuan
Sketsa ayah dan ibunya
Diam dalam raga
Tertidur hingga ufuk tak berpijar lagi


Di tulis oleh Elisa
Diterbitkan :
Tabloid BIAS edisi 8 Desember 2009

Kuasa-Mu

Matahari tertutup, tertelungkup
Pahit senyumnya
Bumi tak kuasa menahan dosa manusia
Angin menari, meliuk-liuk semaunya
Lautan membelah daratan
Menyapu kutu-kutu kota
Ombak merompak nyawa

Siapa yang harus di rubah?
Dirimu, diriku, dirinya

”Tuha, sentuhlah hati kami dengan kuasamu,
Karena kami tidak mempunyai hal itu,
Hak meremukkan batu menjadi air”


Di tulis oleh Elisa
Di terbitkan:
Tabloit BIAS edisi 5 September 2009

Doa Cinta

Aku berbaring sendiri
Terkenang penantian panjang
Fikirku tak berujung bagaikan jalan
Jika memang cinta laksana pedang
Kiranya ada satu hal yang kukenang
Tentang kesenangan atau kesedihan di tengah malam
Kenapa malam ini begitu mencekam?
Sesak mencekek leherku
Hancur semua kata manisku
Bahkan kerinduanku telah dijadikan debu
Langit-langit hatiku mulai mendung
Halilintar mulai menyambar
Serasa tidak mampu lagi menampung kadar air hujan
Hujan kian reda saat dada ini terisi doa
Halilintar mulai didak menyambar
Saat mendung kian menghilang
Rembulan kian bersinar
Tersenyum dalam ketenangan ikhtiar



Ditulis oleh elisa
Diterbitkan oleh:
Tabloit BIAS edisi 1 mei 2009

Sauri Tauladan

Aku ingin berdiri sendiri
Kanan dan kiriku kan tiada penjaga lagi
Kan memancarkan sinar sendiri
Cinta, sepenuhnya bukan punyaku
Cinta milik bersama
Kenapa justru ada perebutan kekuasaan dan harta?
Nikmat yang manakah, yang akan kita dustakan?
Banyak orang lain perlu cinta
Kita sibuk dengan itu semua
Mereka yang tidak melihat, berbicara, dan mendengar
Tetap tegar
Aku ingin dia yang berusaha
Bukan diriku yang gengsi akan harta
Hidup menyedihkan tapi sangat bersahaja
Itulah keindahan dalam kekurangan
Memang hidupnya di cerca
Tapi, itu tak membuatnya jera
Bahkan ia lebih sempurna dari kita
Yang hanya mencerca,
Tak menemukan cinta sesungguhnya



Di tulis oleh Elisa
Diterbitkan oleh:
Tabloit BIAS edisi 1 mei 2009

Aku Malas Sekolah

foto : Elisa
Pantaskah kita mengucapkan “Aku malas sekolah”. Jika kamu merasa pantas mengucapkannya lebih baik tidak usah sekolah sekalian. Karena sekolah harus ada kemauan dari hati bukan dari rasa gengsi. Sekolah bukanlah hal yang sia-sia. Justru sekolahlah yang membuat kita mempunyai banyak teman dan tentu banyak ilmu ynag kita dapat di dalamnya. baik sadar maupun tidak sadar. Jika kita membenci satu, dua mata pelajaran wajar. Karena adakalanya kita mempunyai titik tertentu untuk menilai rasa suka dan tidaknya. Ketidak sukaan kita juga bisa di sebabkan dari faktor guru, maupun dari mata pelajaran itu sendiri.

“Mata pelajaran yang menyemukan!!”.
Sebenarnya pelajaran yang menjemukan bisa diukur dari segi penyampaian dan dari segi diri kita sendiri. Jika yang terjadi dari penyampaian yang kurang dari Bapak/Ibu Guru, mungkin diantara teman-teman ada yang sempat tertidur saat di jelaskan. Wah…. Kalau begitu sama. Dulu saya juga pernah begitu.

Memang sekolah tidak selamannya menyenangkan. Sebenarnya kita sekolah juga boleh kok mengadu atau komplain kepda Bapak/Ibu Guru, atas ketidaknyamanan atau kurangnya penyampaian pengajaran yang menyebabkan kita tidak dong malah membuat kita semaking blog. Daripada kita tetap dibimbing beliau, padahal kita tidak paham apa yang disampaikan, sehingga kita ngobrol dengan teman semeja dan tidak memperhatikan Bapak/Ibu mengajar. Lebih baik kita bicarakan masalah itu sekarang dari pada saat UAN kita kesulitan memahami soal. Di negara kitakan menganut asas demokrasi, jadi jangan takut. Tidak ada salahnya kita mengadu kepada Bapak/Ibu guru kan?
”Bagaimana menyampaikan tentang ketidak berkenaannya kita saat Bapak/Ibu menjelaskannya sulit kita tangkap dan terlalu sering meninggalkan tugas mencatat di paan tulis terus-terusan kepada kita. Padahal kita sudah mempunyai buku itu?”.
Itu semua disampaikan dengan sopan, ramah dan tentunya kita sampaiikan alasan kita dengan kesepakatan bersama, janganmemutuskan secara sepihak.

”Bagaimana dengan Bapak/Ibu guru yang tidak suka sama kita?”.
Wah......., ini bahaya. Tetapi jangan takut, anggap saja kita masih punya Bapak/Ibu Guru yang memperhatikan, jika memang tidak ada, kan masih ada ayah ibu di rumah. Mungkin Bapak/Ibu yag sebal sama kita karena kita terlalu banyak tingkah atau kita sempat melukai hati Bapak/Ibu Guru kita.

”Kita tidak pernah menyakiti Bapak/Ibu Guru kok”.
Nah, jika ini yang terjadi kita harus pandai-pandai bercermin. Mungkin saat pelajaran kita sering ngobrol dengan teman sebangku. Padahal Bapak/Ibu guru sedang mejelaskan materi. Bisa juga kita selalu datang terlambat saat pelajaran tertentu. Bahkan bisa juga disebabkan oleh faktor yang lain.

”Bagaimana agar kita mnyukai mata pelajaran yang kita benci”.
Teman-teman pasti ada salah satu bahkan lebih dari satu mata pelajaran yang sangat dibenci. Pelajaran apa itu?. Jawabannya relatif. Tapi rasa benci itu bisa berubah menjadi suka. Biasannya jika kita membenci mata pelajaran pasti kita mendapatkan nilai do, re, mi, fa, sol. Tentu kita malu dengan mendapatkan nilai tersebut.
Kita melihat saja teman-teman yang mendapatkan nilai bagus. Jika anak yang ingin lebih baik dari hari ini, pasti akan belajar mati-matian. Tetapi kebanyakan teman-teman sekarang lebih memilih menyontek teman-teman kita yang kemarin mendapatkan nilai bagus. Padahal itu semua tidak baik untuk kita. Itu sama saja kita bunuh diri. Dan saat UAN besok kita baru merasakan susahnya

”Lalu bagaimana car menghilangkan rasa malas itu?”
Untuk menghilangkan rasa malas, kita bisa melihat teman-teman kita yang mendapatkan nilai bagus. Kita pasti akan merasakan maulu, dan timbul keinginan untuk belajar. Jika hal itu tidak terjadi langkah selanjutnya kita harus berfikir kedepan.
Kita harus berfikir kedepan. Seandainya kita di hadapkan UAN yang nilainya selalu meningkat dari tahun ketahun tentu kita tidak akan berlenggang kangkung. Kita harus selalu berorientsi ke depan. Sering-sering bertanya kepada diri sendiri, ”Jika kita tidak belajar sedari sekarang, besok saat UAN bagaimana aku akan mengerjakan ujian itu?”. (Elisa)

Diterbitkan :
Tabloid BIAS edisi 8, Desember 2008

Kebisuan

Seteguk air meracuni pilar cinta
Ku telan kebahagiaan dalam duka
Hadir dalam sepenggal kata dusta

Hilir mudikku tapaki jejak sang petualang
Debur ombak menikam kebisuan rasa
Melodi menyibak kediaman
Mengajak menyelam di keruhnya penantian

Biarlah binar mataku menyimpan harapan
Sebuah kerinduan yang susah kau mengerti
Karena,
Perjalanannku sebuah kidung kebisuan untukmu


Ditulis oleh Elisa
Diterbitkan :
Kedaulatan Rakyat, Selasa Pahing ( 23 Juni 2009)

peradaban

Aku tidak mampu melakukan sesuatu
Sekadar menghayal pun tidak mampu
Sekarang aku mulai terpaku
Terpaku dalam kerinduan layu

Apa arti berjuang dan berkorban
Semua memerlukan perjuagan
Berjuang dengan kelakuan ataukah dengan perkataan?
Keduanya harus dilakukan

Kita lupa akan manfaat kata dan arti kata itu sendiri
Begitu banyak kata yang dibenci
Terlalu sulit mencari kata yang berarti, tak tahu pasti
Atau karena kita tidak tahu intisari

Jarang kata-kata manis ku dengar
Terlalu banyak kebun binatang berkeliaran
Monyet dan anjingpun, di jalan kian liar
Mungkin pengaruh peradaban
Yang mementingkan penampilan

Zamrut khatulistiwa indonesia telah merdeka
Benarkah peradabaan ini kian mendusta?
Raih kembali keramahan jogja
Kita bangaun peradaban denga kata mutiara

Di tulis oleh Elisa
Diterbitkan :
Kedaulatan Rakyat (Selasa Pon, 2 September 2008)

Rintihan Ibunda

Matahari membakar pelupuk ibunda
Bola matanya mengabari perihal istimewa
Ku tunggu, tetap saja diam sejuta bahasa
Tertunduk tanpa birita
Ku kecup kening ibunda
Seraya berkata
Duhai Ibunda, adakah luka di sanubari bunda?
Suasana diam bak surga
Seandainya bunda kaya
Hidup tidak di lilit hutan,
Ibadah tenang,
Naik haji tanpa beban

Tak ada hujan, tak ada petir
Perasaanku terkoyak
Aku terperosok dalam spiral ibunda
Dalam suatu rintihan yang membuatku gila
Ibunda yang ku kenal amat bersahaja

Teringat saatku kecil di rumah tetangga
Seekor kambing di sembelih
Disertai takbir yang menggema
Di situ, bunda meneteskan arimata

Hidup seorang ibunda selalu bahagia
Meski kebahagiaan itu hanyalah tempurung
Yang menyimpan derita
Untuk suatu alsan:
Sang pelipur lara dalam keluarga

ditulis oleh Elisa
Diterbitkan :
Kedaulatan Rakyat, ( Selasa Pon 16 Desember 2008)

Batik Milik Kita

Kalian tentu tau baik kan!?. Batik mempunyai motif dan jenis yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari Pekalongan, Yogya dan lain-lain. Biasanya batik sering kita temuai di acara resmi atau resepsi.

Kemarin saat datang ke resepsi, aku juga mengenakan batik. Batik yang saya pakai berwarna merah muda dari pekalongan. Tapi aku menyayangkan diriku sendiri. Karena hati nuraniku belum sreg memakai batik itu sendiri. Tapi aku peduli dengan batik, agar peninggalan ini tetap mejadi hak paten milik kita.

Di kalangan tertentu ada yang tidak menyikai batik, tapi peduli dan ingin melestarikannya. Ada juga yang tidak suka batik, sekaligus tak peduli. Sebaliknya, ada yang sangat senang mengenakan baju batik, baik karena peduli dengan batik atau memang suka. Seperti teman muda-mudi di sekitar tempat tinggalku yang sangat suka mengenakan batik. Wah...... aku jadi iri rasa nasionalismenya. Sedangkan tempat-tempat tertentu hanya sedikit yang menyukai batik . Aduh, bagaiamana cara menanamkan cinta produk sendiri seperti batik ya?.

Ditanya alasan tidak menggunakan batik mungkin jawawabannya akan sama bagi kalangan anak muda yang belum bisa mendapatkan uang sendiri. Karena harga batik relatif mahal. Teman-teman setuju tidak dengan jawaban ini?. Dan tentunya jawabannya juga relatif. Pasti ada yang menjawab setuju, ada juga yang tidak. Jika terjadi begitu kita harus bagaimana?. Padahal batik itu mempunyai makna bagi mereka yang bisa membacanya. Bagus juga ya?. Kira-kira makna itu menggambarkan apa?. Mungkin teman-teman ada yang tau, bisa diceritakan kepada teman-teman yang lain. Siapa tau banyak yang tertarik untuk mengenakan baik, khususnya batik jogja. (Elisa ) -C


Diterbitkan :
Kedaulatan Rakyat ( Selasa Legi, 4 November 2008)

SKS

Apa sih SKS itu? Teman-teman ada yang tau kepanjangan SKS?. Aku sendiri mengartikan SKS “selalu konsisten sinau”. Tetapi banyak orang mengatakan sebagai “Sistem kejar semalam”. Wah kalo begitu. Ini pasti menyangkut tentang ulangan umum.

Biasanya masa-masa seperti ini pada sibuk membuat catatan di kertas kecil yang diselipkan di saku di dalam kaos kaki, menulis di belakang kartu ujian, mungkin ada juga yang menuliskannya di lengan seperti di TV-TV. Membuat tulisan di kertas kecil sih tidak apa-apa. Tapi jangan di bawa masuk ke ruang ujian, itu jelas tidak boleh. Di catatan hidupku, kejadian ini biasa dilakukan karena kepepet waktu. Sehingga menggunakan sistim kejar semalam.

Teman-teman ikut SKS yang mana. Tentunya berharap kita semua termasuk dalam daftar ”Selalu konsisten sinau” Bukan ”Sistem kejar semalam”. Bagi teman-teman yang punya tekanan darah rendah jangan takut pusing, tetap semangat mengerjakan Ulanagan Umum.
Jangan deh, kita menerapkan ”Sistem Kejar Semalam”. Jika diterapkan ujung-ujungnya ruang ujian akan menjadi gaduh, karena banyak teman yang melirik sana-sini, sepak sana sini. Bahkan ada yang melempar kertas, jika hal itu mengenai kening pengawas gimana?. Bisa-bisa kita disuruh keluar dari ruagan. Selain itu, juga akan mengganggu teman kita yang sedang serius konsentrasi.

Hal yang paling aman adalah belajar dengan sistem ”Selalu konsisten sinau”. Sebodoh kita, jika ada kemauan untuk belajar pasti bisa. Dengan ini, kita tidak usah susah menghafal materi semalaman suntuk dan tak perlu pusing mencari teman untuk dimintai jawaban. Jika kejadian soal menyontek sudah terlanjur dijalani, masihada kesempatan untuk memperbaikinya. Masih ada semeseter dua bagi yang kelas I dan II SMP/SMA

Jika kita sudha belajar secara konsisten tapi masih mengalami masalah nilai. Yang penting kita sudah berusaha. Masalah keutusan tuhan yang menentukan. OK! Biarlahmasa lalu manjdi blacklist. Sekarang tujuan kita sama, menghancurkan rasa malas dengan kemauan dan tekad. (Elisa)-o

Diterbitkan :
Kedaulatan Rakyat, ( Selasa Pon 16 Desember 2008)

HARI YANG PENUH WARNA

Sepulang sekolah aku mendapatkan pesan SMS dari teman. Kesal sekali dengan isi pesan itu. Ingin sekali melampiaskan kemarahan yang tidak jelas ini gara-gara satu pesan yang tidak menyenangkan. Sesampai di rumah, sepupuku memancing emosi. Di puncak kemarahanku, sepupu melemparku dengan kitek kuku berwarna merah.

Sepupuku yang berusia 5 tahun itu terus mengejarku sambil mengacungkan kitek merak ke arahku. Aku berlari mengelilingi rumah sambil mencopot seragam, mulai dari kerudung, baju, yang terakir rok. Untung saat itu memakai celana panjang, dan kaos. Tapi pada akhirnya tetap saja seragam putih-putih terkena kitek kuku. Wah..... hari yang apes.

Aku berlari ke kamar mandi untuk mencuci baju agar noda merah cepat hilang dan paginya bisa digunakan sekolah. Sayang nodannya masih tersisa di baju. Seusai salat duhur aku berangkat ke rumah nida untuk pergi ke acara pramuladi. Ternyata temanku juga kesal dengan pesan SMS dari senior kami, untuk sampi ke acara pramuladi.
Sesampai di sana. ”Satu, dua tiga....”, aku menghitung tamu yang datand di hati. Seanggun mungkin aku mengambil gelas dan menuangkan air teh hangat. Segelah teh hangat tadi aku letakkan di meja persediaan minuman lain yang macam-macam, dengan tujuan tamu mengambil minuman sesuai selera.

Temanku, Nida tampak mengulurkan sebuah cawan kepada seorang perempuan. Tak di duga, ibu itu memasukkan cawan ke dalam tas mutiaranya tanpa ada rasa malu. Kami yang sedang pramuladi bingung mau memberitahu ibu itu, bahwa cawan itu bukan untuk cenderamata tapi untuk mengambil makanan kecil, sebagai teman obrolan.

Di wajah suami ibu tadi, kami lihat raut wajahnya terseirat rasa malu serta menahan tawa terhadap istrinya. Di dekatinya istrinya dan dibisikkannya sepotong kalimat. Spontan sang istri tertawa, dan meminta maaf kepada kami atas kesalahpahaman itu. Huh.... hari yang yang penuh warna. (Elisa)-k

Di terbitkan oleh :
Kedaulatan Rakyat, (selasa Legi 4 November 2008)

SELONGSONG KEBAHAGIAAN UNTUK MASA DEPAN

Di tepi pantai, debur ombak menghanyutkan butiran pasir, menyeret tubuh ke tenggah lautan, segenggam harapan di tangan terlepas terbawa arus. Ketika letih menyuruh untuk menghentikan langkah, maka tersasar sudah sebuah impian itu.

Semua berhenti berbisik, hanya angin mengibaskan secercah impian, melambai-lambaikan hidup yang bergerak tanpa arah. Impian kasih yang terbina terputus oleh spiral keadaan. Ketika mencoba mengembalikan semangat, sesal lebih cepat datang, maka percuma. Ombak di lautan cepat mematikan semangat hidup.

***

Keramaian kota memberikan nuansa genting. Deru kendaraan memekakkan telingga. Asap mengepul ketika truk pembawa pasir dan batu dari gunung merangkak terseok-seok. Tiada yang tahu bahwa di dada sang kota tengah berteriak, serta terenggah-engah menahan letih. Berharap hujan segera turun. Mendinginkan keringat bercucuran di tengah hiruk pikuk kendaraan yang mengabarkan sebuah kegelisahan berkepanjangan.

Debar-debar hati melemaskan tubuh udin, meremukkan keberanian yang telah terkumpul. Angin yang berhembus semilir berubah panas, memaksa udin keluar dari ruang kelas. Kelima teman yang duduk di dekatnya menatapnya, berusaha menguatkan hati yang tengah kalut.

Hari ini, setiap guru matapelajaran membentak udin lagi dengan beberapa alasan. Udin kian terpenjara, tersasar ketika mencari makna cinta. Masalalu membuatnya berjalan di tempat dan membuat orang membencinya. Harapan hidupnya adalah mendapatkan sutera kasih, namun sutra kasih itu telah terbenam oleh kepalsuan. Benang di hatinya hampir putus saat matapelajaran terakhir juga memarahi habis-habisan.

Udin tertunduk, memandangi buku tulisnya, wajahnya memerah. Kedua temannya menatap lekat. Seolah mengerti yang dirasakan di dalam lubuk hatinya. Semacam ada luka sayatan. Sayatan itu di obati seorang diri, dan tak ingin teman terdekatnya tau ada sayatan yang lebih parah di hatinya. Fitri dan Eni menyadari di hatinya ada ketulusan yang luar biasa, dan isyarat tatapan eni dan fitri membuat udin sedikit bersemangat.

***

Petir datang menggelegar saat tidak ada mendung. Kembali menguncang altar hati udin yang tengah mencari kedamaian. Guru BP datang ke kelas tiga, membawakan selongsong ketakutan. Ketika itu permainan seru dimulai, guru dan murid bermain petak umpet selama 20 menit. Udin berlari dari kelas ke kelas lain, begitu pula dengan guru BP. Seperti pencuri yang tertangkap basah, udin hanya bisa mengikuti kata guru BP saat persembunyiaannya berhasil ditemukan. Semua pertanyaan di jawab apa adanya, akhirnya makian dari guru BP di enyah-nya, diterima dengan kepala tertunduk.

***

”tidak adakah sedikit kebaikan yang terpancar dalam diriku. Sehingga semua memandangku sebelah mata. Apakah karena aku anak pindahan, sehingga aku dianak tirikan oleh guru-guru pengajar. Aku selalu tersasar karena makian yang menyempitkan hatiku yang ingin berubah kembali ke jalan yang salah. Aku mencoba tetap berdiri kokoh diatas seutas tali pita. Di sini tidak ada yang mau mengerti padaku. Aku mencari kedamaian, tapi guru-guru di sini sering menyasarkan diriku”. Kata udin di hadapan kami seraya duduk dimeja depan dan menundukkan kepala di atas kedua tangan yang dilipatkan.

”Sabarlah, kontrol emosimu. Mungkin bapak-ibu memarahimu karena dia tidak mengerti atau belum percaya akan niat muliamu itu. Sebuah usaha tidak akan sia-sia jika kau berani meluruskan prasangka yang telah mendasari bapak ibu Guru yang membencimu. Bisa jadi mereka bersikap seperti itu karena beliau memancingmu agar kau bisa membuktikan gereget di hatimu. Biarkan waktu yang akan mengarahkan kepada keadilan. Kau tidak sendirian, kami ada disini menguatkan langkahmu. Menangislah jika ingin menangis, tak usah menahan air mata, air mata tidak diciptakan untuk seorang perempuan saja, juga untuk laki-laki. Menangislah, buanglah keluh kesahmu itu bersama butiran-butiran air matamu. Selepas menangis akan membuatmu berfikir lebih baik. Yakinlah. Setiap anak pindahan yang mempunyai masalalu yang buruk bisa membawa perubahan yang baik”. Kata Eni sambil menepuk bahunya dari belakan

”Meskipun ayah sering membentakku dan memukulku aku masih menyayanginya. Aku masih ingat betul saat pertama kali aku ingin masuk ke SMA. Aku menangis di hadapan ayah seperti bayi, saat itu aku akan dititipkan kepada orang yang belum aku kenal, bahkan tidak ada ikatan persaudaraan sedikit pun. Saat itu aku seperti seorang anak yang dibuang jauh dari rumah agar aku tidak bisa pulang kembali ke lampung. Di balik pintu, Ibu menangis dengan amat sangat ketika melihat aku di bawa paksa pergi oleh teman dari teman ayahku yang berasal dari jogja. Kini aku mengerti maksud ayah dan ibuku saat itu, harapannya suatu saat ketika aku pulang kelampung, aku membawa selongsong senyuman dan kesuksesan untuk ayah, ibu, kakak dan adikku”. udin kembali bercerita kepada kami

”Itu harus, buktikan!. Sekarang kesuksesan di sana adalah milikmu. Tugasmu adalah berlomba dengan situasi agar kau berhak memiliki sekarung kebahagiaan dan kesuksesan itu. Kami selalu ada untukmu, tapi jangan lupa kalo sudah sukses, kita juga di beri pekerjaan. Jika saat ini ada yang mencambukmu dengan kata-kata yang menghunjam, maka kamilah yang pertamakali yang akan mengobati lukamu. Percayalah, sakitmu sekarang adalah sebuah proses yang harus kau lakukan untuk mendapatkan kejayaan”. Kata fitri seraya tersenyum manis

Siang itu ketika semua siswa pulang, udin kembali tersenyum lepas bersama birunya langit, bersama semilirnya angin, dan melangkah dengan pasti bersama harapan yang bersarang di angan-angan untuk ayah dan ibunya di lampung.


Di tulis oleh Elisa
Diterbitkan :
Tabloid BIAS edisi 8 Desember 2009

Lentik Bulu Mata Sejarah Di Abaikan


Sejauh mata memandang. Gersang di makan alang-alang. Sunyi dalam tabulasi. Cicit burung terkurung dalam sangkar. Sedangkan angin terpasung oleh tipisnya atmosfir. Semua akan hilang sejalan dengan waktu. Jika tidak pandai berkelit, waktu akan memainkan hidup kita, menjadikan perjalanan ini sebuah kidung yang tidak di mengerti. Hidup ini seperti berjalan diatas sehelai tali yang senantiasa di guncang oleh angin, jika tidak bisa seimbang kita akan terjatuh. Begitulah.

Siang dimana matahari mulai condong ke arah barat. Dua pelajar duduk berdampingan di depan rumah. Angin bertiup kencang, daun-daun berguguran di pangkuan Ica dan Arip. Jilbab melambai dan rambut Arip luruh di kenang menutup setengah mata. Mereka adalah pejuang muda yang sedang meregang nyawa. Hatinya selalu bergedup kencang saat puluhan mata penduduk desa keblak melihat ke arahnya. Saat itu juga, nyawa laksana berada di ujung kumis sang singga. Sewaktu-waktu akan di telan, dan harapan hidup tidak ada lagi.

Ica dan Arip, terkesiap dengan realita yang terkadang di pandang tidak adil. Takjub semua rencana tuhan yang sempurna. Tuhan tidak memainkan dadu atau sekedar memainkan angka matematika pada setiap hambanya. Siapapun dia. Tuhan sudah memberikan simponi di relung hati manusia untuk mengenali bercak-bercak kecil di sekelilingnya. Setidaknya seperti galaksi yang melimpah ruah. Sebenarnya tuhan telah memberi maksud-Nya kepada manusia dengan cara yang susah kita mengerti, manusia hanya bisa berusaha untuk menjalankan maksud itu sebatas apa yang kita tangkap dari maksud-Nya itu.

***

Memang bukan perkara yang mudah untuk menjadikan kampung yang terletak di candi keblak ini menjadi komplek wisata. Di timur desa keblak berdiri kokoh candi cepit, atau yang sering di kenal dengan candi ”Banyu tibo”. Letaknya di tengah perkebunan tebu dan berada di bawah gunung. Letaknya tidak jauh dari komplek desa keblak, sekitar ½ km saja.

Di Desa Keblak banyak di temukan bata tua yang terukir relief, seperti ukiran yang ada di candi prambanan. Banyak diantara batu-batu itu kini hilang karena ulah manusia. Selain itu beberapa tulang belulung, dan juga emas batangan pernah di temukan. Hal ini sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa dulu ada kehidupan.
Kerindangan pohon di beberapa titik tempat, memberikan kesan mistik tentang adanya lelembut. Itu pun hanya beberapa saja yang percaya, terutama para tetua desa keblak. Bagi Ica dan Arip kerindangan itu hanyalah sebuah tempat yang senantiasa melindungi mereka dari terkaman matahari saat membicarakan nasib desa keblak kedepannya.

Mereka memandang lepas kelangit, melihat akrobat awan hitam dan putih berpadu di langit lepas. Putih kapas dan pekat awan yang bersetubuh tidak juga berhasil memecahkan situasi mereka yang genting. Mereka beralih memandang setiap pangkal pepohonan waru yang tumbuh besar di belakang rumah warga
Ica berdiri menghampiri pohon waru itu. Nampak lumut mulai tumbuh di kulit pohon. Ica memperhatikan dan milihat di tepi pohon tertata batako tua yang mulai mengalami kerusakan. Tenanan akar waru semakin besar, memperparah retakan batako. Ica sangat berhati-hati saat berjalan di atas batako itu. Beberapa dinding pohon dan konblok itu licin dan berlumur karena beberapa hari lalu telah di guyur hujan.

”aku masih ingat ketika para petua dulu merawat tempat ini. Kita menyembunyuikan lidi di atas relief yang berlumut. Setelah sore tiba, kita berlari mengelilingi candi setinggi anak 5-6 tahun. Hari-hari tertentu warga bergotong royong membersihkan rumput serta lumut, kemudian mereka duduk dengan sebatang rokok. Semenjak aku mengerti hitam, putih, kebiasaan hangat itu tidak ada lagi. Sekarang yang tertinggal potongan arca yang tercerai berai entah kemana. Apakah menurutmu kita akan hilang seperti batu-batu itu?”. tanya Ica, ia melangkah menyusuri redupnya pohon. Mengamati sisa pondasi tua yang ada di desa keblak.
Arip berdiri dari tempat duduk dan berjalan cepat menyusul Ica yang berdiri di tengah pondasi candi yang kini raib.

”Kurang lebih seperti itu. Jika kita mencoba mempertahankan, maka kitalah yang akan mati. Tidak ada yang peduli akan pemikiran kita, kita hanya dianggap kutu desa yang tidak tau apa-apa. Kita akan di kucilkan seperti anak kucing yang sakit-sakitan, di usir dengan segayung air ke tubuh kita, dan kita akan berlari terbirit-birit mengantongi makian pemilik rumah dengan rasa lapar dahaga. Itulah yang akan terjadi jika berani menentang para kepala keluarga yang tak sepaham dengan kita”. Papar Arip seraya mengeryipkan mata, melepas kacamata, membersihkannya dan memakaianya lagi.
Angin semilir menyibak raut kecematan mereka. Bau tanah selepas hujan masih begitu menyenggat. Sesekali angin besar menerpa, pohon, ranting bahkan beberapa buah mangga di dekat pohon waru itu terjatuh basah kuyup. Gemuruh angin dan gesekan ranting yang senasa menemani obrolan mereka, membawa mereka kembali kedunia yang mereka rindukan.

***

Berpangku dosa menampung bisikan picik. Hampir semua bergeming tak peduli, kebenaran terpasung, terseok. Lentik bulu mata sejarah tak berarti lagi, semua telah lebur terbuai dolar. Sedikit demi sedikit terlupakan sudah hakikat terciptanya manusia, bermula dari sejarah, dan berakhir di era serba bisa. Sekarang modern telah meraup segalanya, sejarah hanya bisa kita cumbui lewat bayangan saja. Bahkan tinggal sebuah cerita atau kisah yang mudah hilang.

Waktu merubah segalanya, sekiranya begitulah yang tengah dirasakan oleh arip dan ica. Mereka ingin desanya kembali seperti semula. Dimana pohon-pohon menjulang tinggi, sawah terhampar luas, dan di tengah-tengah ada candi yang tersusun tidak sempurna. Serta riuh obrolan warga yang berkerumun di pagi hari dan siang hari membicarakan tentang temuan tulang belulang manusia, dan beberapa cerita mistik dari candi itu. Sebenarnya disanalah letak suatu tempat yang harganya mahal dari apapun.

***

Siapa yang mampu menguasai hati manusi dialah pemenang dalam hidup ini. Jika iblis telah merasuk dan menutup mata manusia demikian tebal, maka harapan mulai luruh terkapar di permukaan laut seperti jasad terapung. Kebaikan pun meregang, tesungkur sebelum kebangkitan itu datang, dan itu pun tidak mudah.

Hari sangat cerah, angin sepoi-sepoi memasuki fantilasi ruang yang di datangi 30 kepala keluarga. Mereka duduk dengan rapi, tetapi di dalam ruagan situasinya sedang gaduh. Sekitar 5 orang petinggi kampung Seperti RT, RW, dan beberapa orang terpandang duduk di bangku depan. Sedangkan di sisi kanan duduk Arip dan Ica.
Semua warga mengumpat bahkan ada penduduk baru yang berlari kedepan, memukul arip tanpa ampun. Secepat kilat, warga berhamburan ikut memukuli mas Arip. Lima petinggi kampung pun mulai turun tangan. Pak RT mencoba menangkis pukulan, akhirnya tersungkur juga. Pak Harjo, dosen dari UMY juga terpelanting saat ingin menarik warga yang membawa sapu hendak di hunjam kepada Arip. Teguran dari orang terpandang saat itu tidak berlaku.

”Berhenti!. Diam!”. teriak Ica melalui microfon
Waktu seolah berhenti. Semua warga mematung, tak sedikitpun yang bergerak.
”Duduk di tempat masing-masing!. Janganlah kau perlakukan nafsumu sebagai raja. Sekirannya aku berdiri di depan bukan mencari tahta, uang atau pujian dari bapak-ibu. Sejak awal saya hanya ingin menyampaikan pengharapan yang ingin kita diskusikan bersama. Bapak ibu telah mengenalku sejak aku dan mas arip kecil. Namun lihatlah apa yang terjadi sekarang. Semua hancur hanya dengan hasutan yang tidak jelas datangnya’

’lihatlah, suram hati kekosongan telah nyata kita lihat sekarang. Seharusnya mas arip lebih pantas kita berikan penghargaan, selama ini dialah yang memperjuangkan desa kita. Tapi kita semua telah menyerbu seperti ini. Sebenarnya lima bulan yanglalu saat kita berdua memutuskan untuk memberi sosialisasi tentang aset yang dimiliki desa, itu bukan karena kita ingin jadi pengusa, tapi ada faktor lain yaitu desa kita akan di beli oleh pihak aisng dengan harga yang amat tinggi.’

’kemudian kemi memusyawarahkan kepada orang terpandang di desa ini. Berbagai pertimangan dan musyawarah tersebut akhirnya keputusan itu menolak tawaran dari pihak asing. Bermula dari itu, kami diberi tugas baru untuk menghentikan penjualan relief candi, baik dengan cara penggelapan maupun terang-terangan yang dilakukan oleh warga’.

‘semenjak itu, mas arip selalu mendapatkan beberapa masalah berturut-turut. Mulai dari tuduhan penggelapan uang operasional untuk penelitian KIR di sekolahnya sejumlah 10.000.000, dan beberapa musibah yang terjadi di dalam keluarganya. Seusai sekolah, mas arip harus bekerja paruh waktu, pulang dini hari untuk mendapatkan uang untuk menganti uang operasional KIR.’

‘muda-mudi karang taruna merasa ada keganjalan, akhirnya mas arip membuat tim inti untuk menguak pembelian relief itu. Selama beberapa bulan, pemuda karang taruna mendapatkan hasil dan bukti. Masalah relief yang di beli dengan harga tinggi hanyalah permainan politik pihak asing. Tujuan mereka agar relief di tempat kita habis, kemudian tanah sejarah ini di beli, dan relief yang dibelinya selama itu akan di bangun menjadi candi kembali.” Papar ica panjang lebar.

Mas arip yang tengah menahan sakit, menatap tajam ica selama berbicara d depan. Pelupuk mata Arip menyimpan genangan peluh yang hendak terjatuh, mengisyaratkan ada cinta dimatanya. Tubuhnya bergetar ketika mengingat posisi hatinya mendambakan sosok seperti ica. Berharap semua itu tidak berakhir seperti kisah sejarah desa keblak.
Sedangkan semua penduduk terbawa oleh mozaik yang luar biasa dari jiwa gadis ini. Kata-kata ica mampu meruntuhkan tembok yang terbuat dari beton, dan mata mereka yang tertutup alumunium telah meleleh.

Kini penduduk candi kebali menyesalinya. Bukti nyata sejarah telah di jaulnya, dan segala sesuatu yang terlanjur adalah sebuah sejarah. Sejarah adalah suatu proses panjang dan melelahkan, saat kisah itu tidak di abadikan dan dikaji lebih jauh, maka sejarah itu tidak akan pernah ada untuk kita, dan kita tidak akan pernah ada tanpa sejarah. (Elisa)

Juara tiga lomba menulis cerpen yang di selenggarakan Kedaulatan Rakyat bekerjasama dengan Alumni Kaca-KR dengan tema “Jogja Dalam Gelora Perjuagan”.

KUNCI YANG HILANG

Sekolah yang terkenal berprestasi kini berubah menjadi sekolah yang tidak bermutu. Sekolah yang biasanya berjalan lancar tanpa ada masalah yang pelik, sekarang mendadak berubah menjadi kacau. Anak-anak saling menuduh satu sama lain. Kepsek pun juga dibuat bingung dengan berita hilangnya kunci jawaban. Demi mendapatkan keterangan yang jelas kepsek mengumpulkan anak-anak di aula.

Satu persatu murid yang dicurigai ke depan aula menjelaskan alibinya, mereka adalah Dewi, Sulis, Rita, dan Ahmad. Mereka berempat memang pantas dimintai keterangan, karena mereka yang paling mencurigakan. Satu pertanyaan dilontarkan oleh Kepsek, terlihat garang seperti garangnya hari itu yang disertai hujan lebat, sesekali petih menggelegar di atas gedung.

”Saat Kalian mengerjakan ujian, Kalian ada di dalam ruagan mengerjakan soal. Jika ingin bukti, tanya saja Lia yang berada di belakang Saya,” Jawab Ahamd.

”Kalo Aku dan Sulis, tadi sempat izin ke kamar mandi 10 menit, karena perut tidak bisa diajak kompromi. Beberapa menit lebih awal, sulis kembali ke kelas. Setelah itu aku menyusul masuk ke dalam kelas," kata Rita.

”Aku masuk ke kantor. Karena disuruh Pak Ibnu untuk mengambilkan daftar hadir dimejannya!" kata Dewi

***

Semua telah menjelaskan alibinya secara detail. Aku yang terobsesi menjadi seorang detektif langsung nyrobot di tengah lokasi. Penuh percaya diri Aku maju ke depan mengumumkan argumenku beserta alasannya. Layanknya sang detektif terkenal Sinichi Kudo.

”Dalam kasus ini alibi yang paling aman adalah Ahmad. Sedangkan Dewi, Sulis, dan Rita berpotensi besar untuk mengambil kunci jawaban yang hilang. Karena kalian keluar bersama-sama. Dalam waktu yang bersamaan kemungkinan besar ada kerjasama. Seperti Dewi saat ke kantor mengambil daftar hadir. Kamu bisa saja mengambil kunci jawaban di meja Pak Ibnu yang entah lupa disimpan atau sengaja ditaruh di atas meja. Kemudian kunci jawabannya Dewi berikan kepada Sulis. Demikian juga dengan Sulis meminta kunci jawaban itu dari Dewi, cepat-cepat diberikan kepada Rita yang masih di dalam kamar mandi. Rita yang masih di dalam kamar mandi agar menyimpan kunci jawaban di tempat yang sekirannya aman. Pulangnya kunci jawaban tadi diambil dan dibawa pulang untuk di hafalkan.  Menghilangkan alibi itu, Sulis masuk duluan ke ruang kelas dan tak lama kemudian disusul Rita. Semua ini sudah direncanakan sejak awal bukan”. Kataku dengan sok deplomatis

”Dalam kasus ini, mungkin Pak Ibnu juga masuk daftar orang yang pantas dicurigai. Karena pak Ibnu ada hubungannya dengan Lia. Tentu pak Ibnu tidak mau sepupunya Lia tidak lulus dalam ujian ini. Bisa disimpulkan Pak Ibnu menyuruh Dewi, Rita dan Sulis sebagai teman baiknya mengambil kunci jawaban itu untuk Lia. Bukankah begitu?” paparku lagi

Satu napas panjang aku lepas lega. Tiba-tiba Pak Ibnu mengurai kesalahan analisaku. Petir yang menyertai Pak Ibnu kala itu sangat membuatku malu: untuk menyangkal kesalahan analisa Pak Ibnu aku keluar dari ruagan mengajak semua siswa dan bapak/ibu guru yang berada di ruagan mengikutiku ke kamar mandi mencari bukti kunci jawaban yang disimpan Rita di kamar mandi. 

Tiba-tiba ”Citttttt!, gobrak!!!!” aku menjerit kesakitan karena terpeleset. Aku yang menahan kencing sedari tadi, tidak tertahankan lagi. Lantas aku terbangun dari tidur lelapku. 
”Astaga, aku ngompol. Apa kata dunia!” pekikku (Elisa)- C


Di terbitkan oleh :
Kedaulatan Rakyat ( Selasa Kliwon, 18 November 2008)

Thursday, December 3, 2009

Penelitian NASA: Ledakan Metana Di Masa Prasejarah dan Mungkin Terjadi Lagi

10 Desember 2001

Sebuah studi baru NASA melaporkan bahwa 55 juta tahun yang lalu gas metana beku yang ada di dasar laut dalam jumlah yang begitu banyak dilepaskan dan membuat Bumi bertambah panas hingga 7 derajat Celsius (13 derajat Fahrenheit). Ilmuwan-ilmuwan NASA menggunakan data di komputer untuk menyimulasikan iklim pada saat itu untuk memahami lebih baik akan peran metana terhadap perubahan iklim. Tetapi sebaliknya kebanyakan studi gas rumah kaca hanya terfokus pada karbon dioksida, sedangkan metana yang 20 kali lebih berpotensi sebagai gas penangkap panas di atmosfer diabaikan.


Grafik ini menunjukkan keberadaan metana hidrat yang diketahui, atau gas metana beku yang tersimpan di seluruh dunia. Metana hidrat mengendap di dasar laut sepanjang batas pinggir benua di bawah dasar laut dimana kedalaman laut mencapai 300 sampai 500 meter (kira-kira 1000 sampai 1600 kaki) dan suhu yang dingin serta tekanan yang tinggi menjaga metana itu tetap stabil. Gas-gas tersebut juga ada di lapisan permafrost. Zat ini terbentuk ketika molekul air beku membungkus molekul metana. Metana sendiri terbentuk dari zat organik yang membusuk dan mengendap di dasar laut. Sekarang para ilmuwan sedang berusaha untuk mencari cara untuk mengambil penyimpanan bahan bakar fosil yang begitu besar tersebut tanpa membuat gas metana tersebut terlepas ke dalam atmosfer yang dapat memperburuk pemanasan global.

Pada 200 tahun terakhir, jumlah metana yang ada di atmosfer telah meningkat lebih dari 2 kali lipat karena membusuknya barang-barang organik di tanah yang subur, rawa-rawa, dan emisi yang ditambahkan oleh manusia dari saluran pipa gas, pertambangan batu bara, peningkatan sistem irigasi, dan sistem pencernaan hewan ternak.

Bagaimanapun juga, ada sumber lain dari metana yang terbentuk dari bahan organik yang membusuk dan mengendap di dasar laut, membeku di bawah dasar laut.

“Kami mengerti bahwa gas-gas rumah kaca yang lain selain karbon dioksida juga berpengaruh terhadap perubahan iklim sekarang ini,” kata Gavin Schmidt, pengarang utama dari studi tersebut dan peneliti di Institut Goddard NASA untuk studi angkasa di New York, NY serta Pusat Universitas Kolombia untuk Penelitian Sistem Iklim.” Tindakan ini seharusnya membantu menghitung betapa pentingnya mereka di masa lalu, dan betapa membantunya mereka untuk memperkirakan dampak-dampak di masa depan.”

Studi tersebut akan dipresentasikan pada tanggal 12 Desember 2001,di Pertemuan Persatuan Geofisika Amerika (AGU) di San Fransisko, Calif.

Tetapi ironisnya kebanyakan studi gas rumah kaca hanya terfokus pada karbon dioksida, sedangkan metana lebih berpotensi 20 kali lipat sebagai gas penangkap panas di atmosfer tidak diperhatikan. Grafik ini menampilkan sumber penyebab alami dan sumber penyebab dari segi antropologi dan jumlah relatif dari metana yang sekarang ini terlepaskan ke atmosfer.

Sumber penyebab alami terdiri dari dataran subur, tanah gunung berapi, pembusukan material organik di laut dan air bersih, serta metana hidrat. Sumber penyebab dari segi antropologi terdiri dari pertanian dan pencernaan dari hewan ternak yang menjadi penyebab utama metana.

Dalam 200 tahun terakhir, metana di atmosfer telah bertambah dua kali lipat lebih besar akibat aktivitas-aktivitas manusia. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa pemanasan global saat ini telah memanaskan lautan hingga mencairkan metana yang membeku di bawah dasar laut yang menyebabkan peningkatan metana di atmosfer. Temuan-temuan penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah metana yang dilepaskan 55 juta tahun yang lalu, telah membuat planet ini memanas hingga mencapai 7 derajat Celcius (13 derajat Fahrenheit).

Pada umumnya, temperatur yang dingin dan tekanan yang tinggi menjaga metana tetap stabil di bawah dasar laut, namun hal tersebut mungkin tidak selalu demikian. Sebuah periode pemanasan global, yang disebut Late Paleocene Thermal Maximum (LPTM) pernah terjadi sekitar 55 juta tahun yang lalu dan berlangsung selama 100.000 tahun. Teori saat ini telah dihubungkan dengan sebuah kejadian pelepasan metana beku yang sangat banyak dari dasar laut yang menyebabkan pemanasan bumi karena meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfer secara drastis.

Sebuah pergerakan lempeng benua, seperti anak benua India, telah memicu pelepasan yang membawa Bumi menuju LPTM, kata Schmidt. Saat ini, kita mengetahui bahwa ketika anak benua India bergerak ke benua Eurasia, Himalaya akan mulai terbentuk. Ini mengangkat lempeng-lempeng tektonik yang telah berkurang tekanannya di dasar laut, dan dapat mengakibatkan pelepasan metana yang besar. Sekali atmosfer dan lautan mulai memanas, Schmidt menambahkan, sangat mungkin ada lebih banyak metana yang mencair dan menggelembung keluar. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa pemanasan global saat ini pada akhirnya dapat membawa pada sebuah skenario yang serupa di masa depan jika lautan memanas dengan cepat.

Ketika metana (CH4) memasuki atmosfer, ia bereaksi dengan molekul-molekul oksigen (O) dan Hidrogen (H) yang disebut radikal OH. Radikal OH bergabung dengan metana dan menguraikannya, menciptakan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), keduanya merupakan gas rumah kaca. Sebelumnya, para ilmuwan mengasumsikan bahwa semua metana yang terlepas akan berubah menjadi CO2 dan air setelah satu dekade. Jika itu terjadi, peningkatan CO2 akan menjadi pemain terbesar dalam pemanasan planet. Tetapi ketika para ilmuwan mencoba untuk menemukan bukti peningkatan jumlah CO2 untuk menjelaskan pemanasan yang cepat selama LPTM, tiada apapun yang dapat ditemukan.

Model-model yang digunakan dalam penelitian yang baru menunjukkan bahwa ketika Anda meningkatkan jumlah metana dalam jumlah yang besar, OH akan terpakai habis dengan cepat, dan metana yang tersisa akan tetap berada di atmosfer selama ratusan tahun, menghasilkan pemanasan global yang cukup untuk menjelaskan peristiwa iklim LPTM.

“Metana yang berumur sepuluh tahun adalah sebuah titik, tetapi metana yang berada di atmosfer selama ratusan tahun cukup untuk memanaskan atmosfer, mencairkan es di dalam lautan, dan mengubah seluruh sistem iklim,” kata Schimdt. “Jadi, kita mungkin telah memecahkan sebuah teka-teki.”

Schmidt mengatakan bahwa penelitian tersebut seharusnya membantu kita semakin memahami peranan metana sebagai gas rumah kaca saat dalam menciptakan pemanasan global.

“Jika Anda ingin mengurangi perubahan iklm di masa depan, Anda juga harus sadar mengenai gas-gas rumah kaca di luar karbon dioksida, seperti metana dan khlorofluorokarbon,” kata Schimdt. “Penelitian tersebut memberikan sebuah pandangan yang lebih penuh, dan dalam waktu singkat mengurangi metana di atmosfer akan lebih hemat biaya daripada mengurangi karbon dioksida.”

Gambar ini menunjukkan pelepasan metana beku dari bawah dasar laut ke atmosfer. Pada umumnya, temperatur yang dingin dan tekanan yang tinggi menjaga metana stabil di bawah dasar laut. Tetapi selama Late Paleocene Thermal Maximum (LPTM), sekitar 55 juta tahun yang lalu, para ilmuwan percaya bahwa pergerakan lempeng-lempeng tektonik mengurangi tekanan di dasar laut dan melepaskan metana. Ketika hal tersebut terjadi, metana menggelembung keluar ke dalam atmosfer dan menjadi gas rumah kaca yang dapat memanaskan planet hingga 7 derajat Celsius (13 derajat Farenheit). Sangat mungkin ketika atmosfer dan lautan mulai memanas, semakin banyak metana yang mencair dan menggelembung keluar.

Sumber: Debbi McLean

Jawaban NASA Mengenai Isu Kiamat 2012

VIVAnews - Isu kiamat akan terjadi pada tahun 2012 menguak seiring munculnya film besutan Hollywood berjudul '2012' yang mulai hari ini, Jumat 13 November 2009, dilempar ke bioskop-bioskop. Film tersebut dilatarbelakangi dugaan bahwa pada 21 Desember 2012, sesuai batas akhir penanggalan Bangsa Maya, akan terjadi kiamat.

Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) pun angkat* bicara menanggapi isu menggemparkan soal kiamat.Menurut NASA, isu 2012 kiamat seperti mengulang isu yang sama pada tahun 2000 atau Y2K. Sama halnya dengan ramalan tak terbukti di tahun 2000, tak akan ada yang terjadi pada 2012.

Berikut jawaban ilmuwan NASA terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar fenomena 2012:

T: Adakah ancaman terhadap bumi di tahun 2012? Banyak informasi di internet mengatakan kiamat akan terjadi pada Desember 2012?
J: Tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada Bumi pada 2012. Planet Bumi sudah bertahan selama 4 miliar tahun. Para ilmuwan terpercaya mengetahui bahwa tak ada ancaman untuk bumi yang terkait '2012'

T: Bagaimana asal-usul ramalan kiamat akan terjadi pada 2012?
J: Isu kiamat berawal dari perkiraan ada sebuah planet bernama Nibiru, temuan Bangsa Sumeria, yang posisinya berhadap-hadapan dengan bumi. Bencana dahsyat sebenarnya diramalkan terjadi pada 2003, namun tak ada apa-apa yang terjadi sesuai ramalan.Lalu, saat bencana dahsyat menurut ramalan bergeser ke Desember 2012. Dua ramalan itu terkait dengan satu putaran kalender milik Bangsa Maya dan adanya badai matahari (winter soltice) di tahun 2012. Dua hal itu* yang melatarbelakangi adanya isu kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012.

T: Apakah kalender milik Bangsa Maya berakhir pada 2012?
J: Yah, sama halnya dengan kalender yang Anda pasang di dapur, waktu kan tak akan berhenti sampai tanggal 31 Desember. Kalender Maya, sama, tidak berarti waktu berhenti pada 21 Desember 2012. Memang, tanggal itu adalah akhir dari periode panjang kalender Maya. Tapi seperti halnya kalender Masehi yang dimulai tiap 1 Januari. Periode kalender Maya juga akan dimulai lagi.

T: Benarkah ada planet bernama Nibiru atau Planet X atau Planet Eris yang kemudian akan mendekat ke bumi dan mengakibatkan kehancuran?
J: Nibiru atau cerita lain soal planet liar adalah cerita bohong (hoax). Tidak ada dasar ilmiah dan faktual yang jadi dasar klaim tersebut. Jika Nibiru atau planet X itu nyata dan berhadap-hadapan dengan bumi pada 2012, para astronom seharusnya bisa melacak itu sejak lama. Planet itu seharusnya juga bisa kita lihat sekarang dengan mata telanjang. Kenyataannya, tidak. Planet Eris memang nyata, tapi itu adalah planet kerdil, sekecil Pluto yang masih berada di luar sistem tata surya kita. Perkiraan jarak terdekat planet itu dengan bumi adalah 4 miliar mil.

Sumber :
http://wap.vivanews.com/news/read/10...su_kiamat_2012

Sekarang kita serahkan saja semuanya sama TUHAN..