Festival Budaya Indonesia : Merajut Kebinekaan dalam Bingkai NKRI

 Akhir-akhir ini masyarakat diuji dan dipertanyakan tingkat solidaritas dan rasa nasionalismenya. Lantas, sampai detik ini, nasionalisme benar sudah luntur? Atau justru dengan permasalahan yang santer tersiar di media sosial, justru mengingatkan untuk kembali meneguhkan jati diri NKRI? Tampaknya, permasalahan dan keprihatinan terhadap masalah latah share dan mencaci ini tangkap, dan akhirnya melahirkan tindakan. Baik tindakan secara preventif dan represif.

Foto : Irukawa Elisa


Salah satunya yang beberapa hari lalu diselenggarakan oleh Polda DIY menyelenggarakan festival Budaya Indonesia 2019. Ketua pelaksana, AKBP Sinungwati menyampaikan bahwa festival mengangkat tema Merajut Kebinekaan dalam Bingkai NKRI. Sesuai dengan nama dan tema, kegiatan ini menonjolkan kebudayaan diseluruh Indonesia, yang melibatkan 34 Propinsi. 

“Karena waktu terbatas, jadi Cuma perwakilan dari pulau-pulau,” Imbuhnya. 

Jadi, festival yang rencanannya diselenggarakan pada 2 Oktober 2019 ini akan menampilkan tari Nusantara, tari jawa, tari papua, Kalimantan dan tentu saja tarian khas Jogja juga ada. Akan tampil pula perwakilan mahasiswa di Jogja, yang berasal dari luar, mewakili daerahnya menggunakan baju adat dan akan menyampaikan ikrar bersama. 

Tentu kita tahu bahwa Yogyakarta sebagai kota pelajar. Banyak sekali pelajar yang datang dari berbagai daerah. Yogyakarta sebagai miniaturnya Indonesia, dari sabang- sampai merauke ada yang belajar di Jogja. Menyadari hal itu, maka AKBP Sinungwati menyelenggarakan kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi.

“Mulai dari elemen mahasiswa ataupun masyarakat, khususnya di Jogja. Diharapkan pula, ini juga sebagai ajang saling kenal, sekaligus sebagai ajan menunjukan potensi adat asal masing-masing,” tandasnya. 

Jadi Polda DIY bersama LLDikti wilayah V, Dinas Kebudayaan dan Ikatan Keluarga Pelajar Daerah Se-Indonesia memberikan ruang untuk menunjukan potensi adat asal. Sehingga keberagaman yang ada tidak memecah belah, tetapi menjadi berkah untuk kita semua. Dari segi inilah yang diharapkan oleh Polda DIY,  bahwa Jogja itu Istimewa. 

Kegiatan festival ini juga bukan kali pertama yang diselenggarakan. Ada juga program Polda DIY, yaitu mengadakan polisi cilik untuk SD, dan di Bulan Oktober juga akan diadakan lomba untuk tingkat SMA/K/MA/STM. Tidak lain, semua kegiatan yang diselenggarakan sebagai wujud dan peduli pihak kepolisian untuk meningkatkan dan membangkitkan pembentukan karakter generasi muda.

“Polisi juga melakukan pendekatan budaya juga. Karena kita kan bukan hanya nangkep-nangkep orang,” tegasnya. 

Jadi, pihak Polda DIY juga bertanggungjawab penuh untuk menciptakan sitausi aman lewat pendekatan budaya semacam festival kali ini. Harapannya, rasa nasionalisme masyarakat Jogja semakin besar lewat acara ini. Intinya, pihaknya ingin menyentil keanekaragaman Indonesia jangan sampai hilang. Tetap memiliki rasa memiliki Yogyakarta dan menjaga Jogja untuk kepentingan Nasional. 

Yogyakarta sebagai kota kecil yang masyarakatnya bersifat heterogen. Dari Sabang sampai Merauke ada. 

“Budaya dunia juga ada. Oh begitulah anugrah yang diberikan Indonesia, dan ini harus menjadi menjadi kebanggaan bersama. Generasi muda harus memiliki rasa memiliki, jangan sampai terus tergerus arus oleh arus budaya asing,” pungkasnya, dan diharapkan festival ini dapat sebagai sarana untuk mengenal budaya yang Indonesia miliki.  (Irukawa Elisa)


Dipublikasikan di Tabloid Bias edisi 2, 2019
Festival Budaya Indonesia : Merajut Kebinekaan dalam Bingkai NKRI Festival Budaya Indonesia : Merajut Kebinekaan dalam Bingkai NKRI Reviewed by elisa on Wednesday, February 09, 2022 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.