Multiperan Pelajar Sebagai Pondasi Bangsa


Peranan pelajar adalah suatu bentuk ekspresi pondasi membangun suatu bangsa. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada seberapa cerdas pemuda saat ini. Inilah mengapa pemuda, khususnya pelajar sering menjadi pembicaraan hangat ketika suatu negeri mengalami carut marut problematika.
Proses pembelajaran (Foto: Elisa)
Kedudukan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, bahwa pendidikan turut berperan aktif meningkatkan kapasitas dan kualitas mental seorang pelajar. Memberikan wadah berupa pendidikan formal maupun ekstrakurikuler media untuk mematangkan skill. Menggali kemampuan lebih awal guna menghadapi tantangan kedepan. Melatih kepemimpinan dan memupuk pengalaman lebih awal sebelum berada di medan perang sesungguhnya. Inilah yang mencoba disampaikan oleh Gunawan, S.Si Co, M.Pd salah satu pengajar di Bantul yang melihat peran pelajar yang multiperan.
Seperti yang terjadi lingkungan kita. Teman-teman kita, bahkan kita sendiri yang mengikuti banyak kegiatan di sekolah. Mulai dari mengikuti  kegiatan Ekstrakurikuler maupun non Ekstrakurikuler di kampung.
BACA JUGA 'MULTIPERAN PELAJAR, PERLUAS WAWASAN
Diawali sejak pagi hari berperan menjadi seorang pelajar di sekolah. Mengikuti pelajaran sehari-hari, usai pelajaran berpindah peran sebagai leader dalam organisasi Ekstrakurikuler hingga larut. Sesampainya dirumah berperan menjadi seorang anak yang harus membantu ayah dan ibu. Belum kegiatan organisasi di kampung.
Begitu hebatnya seorang pemuda pelajar sekarang, begitu berani mengambil banyak peranan dalam satu waktu. Berlatih lebih awal tentang menajemen waktu. Inilah kehebatannya. Meskipun Ada diantara pelajar yang pasif memandang hal ini berlebihan, sangat tidak mungkin dilakukan, dan menyiksa diri mereka sendiri yang terforsir. Tapi bagi mereka yang aktif menjadikan semua terasa menyenangkan.
“Bagiku tidak masalah, selama ini saya mengikuti 5 ektrakulrikuler di sekolah. seperti mengikuti olimpiade TIK. membuatku berkembang, lebih memperluas pemikiran dan pengalaman” jelas Nofrian Muhammad Muslih pelajar dari SMA N 1 IMOGIRI.
Beda lagi jawaban Fakhrunnisa yang sedang duduk dikelas XII IPS 3 di SMA N 2 Bantul. Baginya mengikuti ekskul ajang menambah wawasan, pengalaman, dan menambah teman. Selain itu juga melatih tanggung jawab atas tugas yang di amanahkan padanya.
Kebanyakan dari pelajar yang mengikuti banyak kegiatan di luar jam wajib belajar di kelas, faktor lain yang membuat mereka tetap bertahan mengikuti ekstrakurikuler disebabkan banyak hal, antara lain mengisi waktu luang, hobi, karena ingin tahu dan lain sebagainya.
“Saya mengikuti kegiatan ini karena kegiatan inilah yang membuat saya tertarik. Selain itu mengikuti ekstra untuk memanfaatkan waktu luang,dan tentunya menyalurkan hobiku bermain voli. Belajar membagi waktu. hemh,susah juga,tapi never mind”, Jelas Yashinta Prahastiwi (17 tahun) SMA N 1 IMOGIRI.
Saat beberapa pelajar ditanya diwaktu yang berbeda perihal prioritas ekstrakurikuler dengan pelajaran formal yang dijalani, mereka menegaskan tetap menomersatukan pendidikan formal.
Adapula beberapa dari mereka yang mengalami gangguan kesehatan. Beberapa faktor, seperti kurang makan, kurang istirahat yang memicu kekebalan metabolisme tubuh menurun kemudian jatuh sakit. Dampak dari kesibukan lain berkurangnya waktu luang berkumpul bersama keluarga.
Seperti yang diutarakan pelajar,. dan waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga efek dari kesibukan
“Jujur dengan banyak kegiatan yang aku jalani sekarang ini, aku gampang banget nge-drop. Mungkin itu karena aku lebih memikirkan kegiatanku dari pada kesehatanku”, Ungkap Aris Munandar, kelas X di SMA N 1 Bambanglipuro.
“Meski waktu untuk keluarga kini menjadi berkurang, tetapi keluarga tetap memakluminya. Mengingat kegiatan saya yang banyak, insyaalah teman-teman juga tidak ada yang mengeluh baik dalam kelompok tugas atau yang lainnya. Meski banyak kegiatan, tapi tidak berdampak pada uang saku”, jelas Erly Lestari.
Berbeda dengan beberapa pelajar yang tidak aktif dalam beberapa organisasi sekolah.  seperti yang di ungkapkan oleh Risa Aulia Ranu, XI IPA 2, pelajar dari SMA N 1 Pleret. Bahwa kendala tidak mengikuti ekstrakurikuler pilihan disebabkan beberapa hal. Antara lain jarak tempuh rumah sekolah yang jauh dan memakan waktu banyak, faktor kecocokan komunikasi dengan teman yang disebabkan dari oleh faktor egosentrisme.
BACA JUGA 'KULIAH PERLU KEJELASAN TUJUAN
“Satu hal yang terlupakan bagi pelajar yang aktif dalam organisasi, yaitu kebersamaan bersama keluarga. Salah satu cara adalah berkomunikasi. mengkomunikasikan segala aktifitas yang ditemui”, Jelas Gunawan, S.Si Co M.Pd salah satu pengajar di Bantul yang juga seorang Dosen di UPY.
“Dimana Orang tua disini sangat berperan penting, maka karena itu komunikasi sangatlah membantu. Karena banyak anak muda sekarang lebih fleksibel curhat dengan orang luar di bandingkan dengan keluarganya sendiri. Meskipun tidak semua orangtua memiliki perhatian pengertian yang sama. Nah disinilah kita sebagai seorang pelajar yang harus aktif dalam keluarga dan aktif di sekolah harus saling beriring”, Ungkapnya lagi
Pengajar Logika, Evaluasi dan Matematika yang akrab disebut Pak Gun ini mengungkapkan kesan terakhirnya, “Bangga dengan murid aktif. kalian memiliki nilai lebih dibanding yang lain. Tetaplah berjuang. Orang Aktif bisa mengalahkan orang Pintar. Catatannya adalah gigih. Berani menantang masa depan”, pungkasnya. (Amalia, Elisa, Arif & Risa)

Multiperan Pelajar Sebagai Pondasi Bangsa Multiperan Pelajar Sebagai Pondasi Bangsa Reviewed by elisa on Tuesday, May 21, 2019 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.