Malioboro Night Festival 2018: Membangun Malioboro Sebagai Ruang Interaksi Sosial Antar Seniman

Malioboro Night Festival 2018 kembali dilaksanakan pada tanggal 11 – 12 Agustus 2018 dengan mengambil tema “Regeneration”. Dengan mengusung tema "Regeneration" diharapkan dapat membawa spirit Malioboro masa lalu sebagai ruang interaksi sosial antar seniman dan budayawan ke generasi muda dengan mengajak komunitas - komunitas seni budaya yang baru dan berkembang, anak anak muda yang kreatif dan membutuhkan ruang eksistensi yang mewarnai dinamika seni budaya Yogyakarta.
Foto: Elisa
Seperti namanya, Maliobor Night Festival 2018 dilaksanakan di sepanjang jalan Malioboro. Acara dimulai sejak pukul 19.00 WIB. Panggung utama MNF 2018 dibangun di depan pintu gerbang barat Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengisi acara juga cukup bervariasi, mulai dari artis lokal hingga nasional.
Artis nasional yang menjadi bintang tamu festival di hari pertama adalah rapper kawakan Iwa K yang penampilanya akan dibuka oleh Wijilan Kids. Kemudian ada Mocca, band asal Bandung yang baru saja merilis album terbarunya, akan dihadirkan di hari kedua. Tak ketinggalan beberapa penampil pilihan yang juga menjadi high-light acara ini, seperti Anterdans, Jasmine Band, Tashoora, Gabriela Fernandez, Umar Haen, Hasoe dan Bathara Ethnic.
Pemilihan lokasi Malioboro sebagai tempat acara bukan tanpa alasan. Malioboro dinilai telah memiliki pedestrian nyaman dan lingkungan yang menyenangkan dengan aksesibilitas yang memenuhi syarat semakin menunjukkan keseriusan kawasan ini untuk berbenah. Hal ini disetujui oleh Amelberga Astri yang menjabat sebagai panitia divisi media relasi. "Suguhan berbagai atraksi seni tentunya akan semakin meningkatkan daya tariknya. Oleh karenanya MNF 2018 akan membangun 7 (tujuh) panggung komunitas di sepanjang jalur pedestrian mulai dari depan Gedung DPRD DIY hingga kampong Ketandan," jelasnya.
Berbagai komunitas musik, tari tradisi dan kontemporer, dan atraksi akan mengekspresikan semangat mereka dan membagikannya kepada puluhan ribu pengunjung kawasan Malioboro. Tidak mengherankan jika selama MNF 2018 berlangsung, sepanjang Jalan Malioboro tampak macet karena begitu banyak orang yang berlalu lalang. Belum lagi, tata letak panggung yang berdekatan dengan jalan raya membuat akses kendaraan semakin sulit.
Meski begitu MNF 2018 tetap menghibur banyak orang. Tidak hanya warga lokal yang menyaksikan namun juga turis mancanegara. Hal tersebut dapat dilihat di panggung karawitan yang terletak terpisah dari panggung utama. Panggung karawitan diisi oleh tim Prasasti (Pradangga Sastra Inggris) yang dibawakan oleh mahasiswa sastra Inggris UGM,  yang menampilkan 4 lagu secara berurutan.
Dibalik acara yang sukses malam itu, sayangnya panitia kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Tampak beberapa kuda terlihat stres mendengar dentuman suara musik band dari panggung utama. Tidak sedikit kuda yang kemudian kehilangan arah dan tampak marah. Mereka tidak bisa berjalan dengan normal karena kuda memang memiliki sensitivitas terhadap suara yang bising. Kejadian tersebut mungkin bisa dijadikan pembelajaran di acara MNF di tahun-tahun berikutnya supaya bisa lebih memperhatikan semua aspek. (Intan, Elisa)  



Diterbitkan di Tabloid BIAS, Edisi 1, 2018
Malioboro Night Festival 2018: Membangun Malioboro Sebagai Ruang Interaksi Sosial Antar Seniman Malioboro Night Festival 2018: Membangun Malioboro Sebagai Ruang Interaksi Sosial Antar Seniman Reviewed by elisa on Thursday, March 14, 2019 Rating: 5

No comments:

Sahabat

Powered by Blogger.