Aksi Corat-Coret Yang Meresahkan



Vandalisme sering menyebabkan geram masyarakat. Aksi vandalisme merupakan ekspresi bebas yang salah tempat, itulah pendapat Tika, salah satu pelajar dari Sadewa. Vandalisme ada sejak zaman romawi kuno yang memiliki kebiasaan merusak. Vandalisme itu sendiri cakupannya luas, seperti mural, grafiti dan aksi coret-coret yang lain. “Mungkin mereka melakukan seperti itu karena butuh eksistensi atau karena mereka tidak memahami dan menyadari perbuatan mereka itu menganggu tempat-tempat umum”, jawabnya saat ditanya wartawan BIAS perihal aksi vandalisme menurutnya.
Berdasarkan pengamatan Wartawan BIAS, tepatnya di jembatan Janti di tahun 2013 sempat terjadi aksi yang menarik, semacam terjadi aksi kucing-kucinggan. Jadi setiap pukul 08.00 WIB saat melintasi jembatan Janti saat ingin kuliah, banyak pekerja jalanan mengecet tembok jembatan Janti. Sehari pengecetan selesai, saat kembali melintasi jembatan Janti dilain waktu, tembok yang kemarin pagi dicat sudah dipenuhi corat-coret. Beberapa hari setelah tembok dicorat-coret. Pagi hari di pukul yang hampir sama, sekitar pukul 08.00 WIB pekerja kembali mengecet, dan akhirnya dicorat-coret lagi. Hal ini terjadi beberapa kali.
Bondan Cahyo Saputro, dari SMK N 2 Depok Sleman berpendapat bahwa ia tidak melihat sisi positif dari vandalisme. Bondan pun membenarkan bahwa aksi yang wartawan BIAS di jembatan layang Janti sebagai aksi kegiatan corat-coret yang membuat lingkungan tidak indah. “Vandalisme itu aksi corat-coret yang tidak pada tempatnya dan menganggu pemandangan”, tambah Novian Banu Saputra. Siswa dari SMA N 9 Yogyakarta inipun juga beranggapan sama dengan Cahyo, dari sisi positif tidak ada. Menurutnya corat-coret di sebuah tempat memicu pengrusakan yang lebih parah “Apalagi corat-coret yang menuliskan nama geng yang ada disekolah, dapat memicu aksi kriminalitas bahkan memicu tawuran antar pelajar”, tambahnya.
Cahyo lebih suka aksi Mural yang berbentuk positif, “Misalnya yang bertemakan budaya”, jelasnya. Bentuk mural dapat dilihat di beberapa titik di Yogyakarta, misalnya di kawasan Kridosono dan lempuyangan. Harapan Cahyo kedepannya, Pemerintah dan lembaga pendidikan sekolah memberikan sarana untuk menyalurkan bakat dengan cara yang lebih baik, misalnya mengadakan lomba mural. Sedangkan untuk Novian Banu Saputra, berharap ke depannya lebih mencintai lingkungan. (Sito & Elisa, BIAS Ed. 2, 2014)
Aksi Corat-Coret Yang Meresahkan Aksi Corat-Coret Yang Meresahkan Reviewed by elisa on Monday, October 06, 2014 Rating: 5

2 comments:

Sahabat

Powered by Blogger.